Adanya Larangan untuk Memberikan Amnesti kepada Kejahatan Genosida dan Rekomendasi

116 ke a usiaa da kejahata ge osida tidak e ge al asas dalua sa da alasa pe gahapusa pidana karena perintah jabatan atau perintan tersebut melanggar hukum.

7.7. Adanya Larangan untuk Memberikan Amnesti kepada Kejahatan Genosida dan

Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah kejahatan internasional yang berdasarkan hukum internasional kejahatan ini dilarang untuk diberikan amnesti. Berdasarkan Basic Principles and Guidelines on the Right to a Remedy and Reparation for Gross Violations of International Human Rights Law and Serious Violations of International Humanitarian Law; General Comment 31, Update Set of Principles to Combat Impunity dalam Prinsip 1, 19, 22 and 24 yang mengatur bahwa ketika terjadi genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan maka setiap negara memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuntut dan menghukum secara setimpal para pelakunya serta tidak memberikan amnesti kepada para pejabat atau aparat negara sampai mereka dituntut di depan pengadilan. Jadi ada kewajiban negara untuk menghukum pelaku dan memberi kompensasi terhadap korban. Rumusan dalam Buku I R KUHP kembali menentukan adanya gugurnya kewenangan penuntutan karena adanya pemberian amnesti dari Presiden Pasal 152 huruf g. Klausul ini memberikan peluang terhadap tindak pidana genosida dan tindak pidana terhadap kemanusiaan tidak dilakukan penuntutan karena adanya amnesti. Hal ini sangat bertentangan dengan hukum internasional yang mewajibkan setiap negara untuk melakukan penuntutan terhadap para pelaku kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

7.8. Rekomendasi

Kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan memiliki status yang sangat khusus dalam Hukum Internasional. Kejahatan ini adalah the most serious crimes of international concern as a whole atau kejahatan paling berat bagi masyarakat internasional secara keseluruhan. Kejahatan ini termasuk pelanggaran terhadap Jus cogens dan Erga Omnes yakni norma tertinggi dalam hukum internasional yang mengalahkan norma-norma lain overriding norms dan merupakan suatu kewajiban seluruh negara untuk melakukan penuntutan. Oleh karena itu, menempatkan jenis-jenis kejahatan tersebut dengan perumusan saat ini di R KUHP dan memaksakannya masuk dalam KUHP di masa depan akan menimbulkan kelemahan- kelemahan baik dari sisi perumusan kejahatan maupun ketidakcukupan asas-asas umum yang dianutnya. Bahkan berpotensi menimbulkan pertentangan dengan asas-asas umum hukum pidana dalam Buku I R KUHP. Oleh karena itu sebaiknya jenis kejahatn ini sebaiknya tetap berada di luar R KUHP. Sedangkan revisi menyeluruh tentang perumusan dan akomodasi asas-asas khusus yang akan mewadahi efektivitas penuntutan atas kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan ini adalah dengan melakukan amandemen terhadap UU No 26 Tahun 2000. Pasal Catatan Rekomendasi 117 Pasal 400 1 Dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun, setiap orang yang dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, atau agama melakukan perbuatan: Pada dasarnya banyak kesalah adopsi Pasal yang digunakan terhadap statute roma, hal ini mengakibatkan penyempitan rumusan sehingga berakibat beratnya beban pembuktian, misalnya rumusan memusnahkan atau menghancurkan seharusnya cukup dengan menghancurkan untuk mempermudah pembuktiannya. Pe a aha kata e us ahka yang berarti melenyapkan, membinasakan atau e ghila gka a g sa a sekali tidak bersisa, merupakan bentuk pe a aha a g le ih keja da i kata menghancurkan a g e a ti membuat rusak. Selain itu, dalam praktik pengadilan dalam ICTR, dalam putusan Akayesu tanggal 2 September 1998, dinyatakan bahwa penyusun konvensi genosida secara tegas memilih kata menghancurkan aga ha a mencakup pengertian tindakan tindakan yang menimbulkan genosida dalam artian fisik dan biologi. Banyak unsur pidana yang tidak diperjalas, tidak adanya penjelasan dalam RUU KUHP mengenai elements of crimes ini akan melemahkan tingkat kejahatan yang sangat serius dari kejahatan genosida tersebut. Memperjelas unsur dalam tindak pidana disesuaikan dengan ketentuan dan praktik internasional sehingga mempermudah penggunaan dan pembuktian delik Menghapuskan pidana mati 118 Bagian ke 8 Tindak Pidana Diskriminasi

8.1. Pengantar