Pengaturan Prostitusi Jalanan dalam RKUHP Catatan terkait pengaturan Prostitusi Jalanan dalam RKUHP

255

22.20. Pengaturan Prostitusi Jalanan dalam RKUHP

Prostitusi jalanan diatur dalam Pasal 489 Bagian Keempat tenang Zina dan Perbuatan Cabul dalam BAB XVI tentang tindak pidana kesusilaan RKUHP, yang berbunyi : Pasal 489 Setiap orang yang bergelandangan dan berkeliaran di jalan atau di tempat umum dengan tujuan melacurkan diri, dipidana dengan pidana denda paling banyak Kategori I. De ga e ge aka pida a pada setiap o a g kete tua i i tidak e isahka e ge ai jenis kelamin dari pelaku, baik laki-laki maupun perempuan. Ketentuan ini juga menjerat pelaku prostitusi hanya bagi mereka yang melacurkan diri dengan cara bergelandangan dan berkeliaran, ketentuan lain seperti prostitusi yang menjajakkan diri di tempat ataupun media lain tidak dipidana.

22.21. Catatan terkait pengaturan Prostitusi Jalanan dalam RKUHP

Berbeda dengan arah pengaturan prostitusi di dunia yang cenderung mendekriminalisasi PSK, RKUHP justru mengkriminalisasi perbuiatan prostitusi, namun dengan pengaturan yang lebih spesifik yaitu hanya untuk PSK yang bergelandangan dan berkeliaran di jalan atau ditempat umum. Anehnya, dalam RKUHP pengaturan mengenai prostitusi hanya dikenakan pada dua pihak, yaitu bagi mucikari atau penyedia jasa prostitusi 312 dan PSK itu sendiri dengan ketentuan spesifik sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Ketentuan ini belum ditambah dengan pengaturan dalam Pasal 484 ayat 1 huruf e RKUHP yang mengatur pidana bagi Konsensual Sex seperti perseutubuhan yang dilakukan oleh dua orang di luar perkawinan yang sah, 313 yang tentu saja dapat menjerat PSK dan pengguna jasa secara bersamaan. Ketentuan ini juga dianggap bias gander, karena secara umum, meskpun tidak disebutkan baik laki-laki maupun perempuan, PSK yang bergelandangan dan berkeliaran di jalan atau di tempat umum identik dengan karesteristik PSK perempuan, hal ini dapat mengakibatkan diskriminasi, dan secara luas dapat mengancam perempuan lain yang bergelandang atau berada di tempat 312 Pasal 499 RKUHP : Dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun, setiap orang yang: a. menjadikan sebagai pekerjaan atau kebiasaan menghubungkan atau memudahkan orang lain berbuat cabul atau bersetubuh; atau b. menarik keuntungan dari perbuatan cabul atau persetubuhan orang lain dan menjadikannya sebagai mata pencaharian. 313 Pasal 484 RKUHP : 1 Dipidana karena zina, dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun: a. laki-laki yang berada dalam ikatan perkawinan melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan istrinya; b. perempuan yang berada dalam ikatan perkawinan melakukan persetubuhan dengan laki-laki yang bukan suaminya; c. laki-laki yang tidak dalam ikatan perkawinan melakukan persetubuhan dengan perempuan, padahal diketahui bahwa perempuan tersebut berada dalam ikatan perkawinan; d. perempuan yang tidak dalam ikatan perkawinan melakukan persetubuhan dengan laki-laki, padahal diketahui bahwa laki-laki tersebut berada dalam ikatan perkawinan; atau e. laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak terikat dalam perkawinan yang sah melakukan persetubuhan. 256 umum. 314 Balum lagi bias kelas, karena menjurus PSK yang bergelandang dan di tempat umum, hal ini dapat mengancam posisi perempuan yang memiliki kepentingan untuk bekerja di tempat umum karena akan sangat renta dengan leberling pekerja prostitusi. 315 Pengaturan mengenai prostitusi dan prostitusi jalanan mutlak dilakukan, namun pendekatan pidana bisa jadi mencontoh banyak kegagalan di dunia. Harus dipahamai bahwa PSK merupakan salah satu pekerjaan dan entitas paling terpinggirkan di dunia. PSK selama ini menjadi objek pemerasan, penangkapan, perbuatan sewenang-wenang, pelecahan dan korban kekerasan yang tidak banyak diberitakan. 316 Dalam kondisi yang sama, PSK juga dilindungi secara masif dalam aturan yang menyangkut perdagangan orang, memberikan ancaman pidana bisa jadi berpeluang adanya kesalahan dalam penanganan dan pemidanaan yang dapat memberikan efek yang lebih buruk. Pada bulan Juni, Perancis memilih untuk mengajukan Rancangan UU yang menghukum pengguna jasa prostitusi. Irlandia Utara mulai menegakkan peraturan baru yang menjatuhkan denda 1.000 pound sekitar Rp. 20 juta dan hukuman penjara bagi pembeli. Kanada menerapkan hukum yang serupa tahun ini. Politisi di Inggris dan Irlandia juga disebut mempertimbangkan model Swedia atau Model Nordic untuk menjerat kejahatan terhap PSK, sebelumnya Inggris telah menerapkan Merseyside Model yang memberikan hukuman bagi orang yang melakukan kejahatan pada PSK. Swedia tentu saja mengembangkan pemidanaan pada pembeli namun melegalkan PSK sejak tahun 1995. Hasilnya, menurut Swedia pengguna jasa porstitusi turun hingga lebih dari 40 persen. 317 Intinya saat ini dunia menyadari bahwa menjatuhkan pidana pada PSK sudah tidak lagi dapat diterapkan dan mencoba jalan lain seperti menjatuhkan pidana pada pengguna jasa dan atau membuat aturan ketat terkait prostitusi. Menjatuhkan pidana bagi PSK hanya akan menambah masalah lain dari penegakan hukum, pengendalian tidak akan mampu dicapai sedangkan penyebaran dampak buruk akan terus terjadi. 314 Ratna Batara Munti, R KUHP Masih Diskriminatif Terhadap Perempuan?, Alainsi Nasional Reformasi KUHP, 2008. 315 Ibid 316 Lihat Amnesty International Votes for Policy Calling for Decriminalization of Prostitution, diakses dari http:www.nytimes.com20150812worldeuropeamnesty-international-votes-for-policy-calling-for- decriminalization-of-prostitution.html 317 Lihat Amnesty International Considers Pushing for Decriminalization of Prostitution, diakses dari http:www.nytimes.com20150801worldeuropeamnesty-international-weighs-decriminalization-of- prostitution.html 257 Pasal Catatan Rekomendasi Pasal 489 Setiap orang yang bergelandangan dan berkeliaran di jalan atau di tempat umum dengan tujuan melacurkan diri, dipidana dengan pidana denda paling banyak Kategori I. Penjelasan : Pasal 489 Cukup jelas. ketentuan ini berpotensi mengkriminalkan pelaku prostitusi yang kemungkinan berposisi sebagai korban eksploitasi seksual perlu pertimbangan pencantuman pidananya 258 Bagian Ke 22 Tindak Pidana terkait Alat Kontrasepsi

23.19. Pengantar