249
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau pidana denda paling banyak Kategori II, setiap orang yang :
a. mempergunakan kesempatan yang diperoleh dengan tipu muslihat, merekam gambar
dengan mempergunakan alat bantu teknis seorang atau lebih yang berada di dalam suatu rumah atau ruangan yang tidak terbuka untuk umum sehingga merugikan kepentingan
hukum orang tersebut; b.
memiliki gambar yang diketahui atau patut diduga diperoleh melalui perbuatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; atau
c. menyiarkan gambar sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
21.22. Catatan Terkait Pengaturan Penyadapan dalam RKUHP
Larangan terkait penyadapan pada dasarnya pernah diatur dalam UU ITE. Pasal 31 ayat 1 dan 2 UU ITE berbunyi :
1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi
atau penyadapan atas Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer danatau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.
2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi
atas transmisi Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer danatau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain,
baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, danatau penghentian Informasi Elektronik danatau Dokumen
Elektronik yang sedang ditransmisikan.
Penjelasan Ayat 1 Yang dimaksud de
ga i te sepsi atau pe adapa adalah kegiata u tuk e de ga ka , merekam, membelokkan, mengubah, menghambat, danatau mencatat transmisi Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi.
Dalam UU ITE terdapat kerancuan karena ada dua arti, yaitu intersepsi dan penyadapan, dalam penjelasan, pengertian keduanya disamakan, namun dalam beberapa Pasal, penggunaannya dipisah.
Pada dasarnya penyadapan adalah kegiatan untuk masuk ke dalam pembicaraan milik orang lain, dengan menggunakan alat tertentu, secara prinsipal, hal ini melanggar hak atas privasi.
Dalam UU ITE, penyadapan tidak terbatas hanya dalam hasil pembicaraan, namun juga melingkupi transmisi informasi danatau Dokumen Elektronik, cakupan ini lebih luas dari pentauran yang ada
dala ‘KUHP, se a a e dasa , ‘KUHP ha a e gatu e ge ai pe i a aa eskipu tidak
secara jelas menjabarkan bentuk dari pembicaraan tersebut, apakah yang dilakukan secara langsung ataupun menggunakan media lain.
Meskipun memiliki cakupan yang lebih luas, namun UU ITE sangat fokus pada penyadapan yang dilakukan dengan media Komputer atau sistem elektronik lainnya, berbeda dengan RKUHP yang
mentaur penyadapan secara meluas yaitu pembicaraan yang berlangsung di dalam atau di luar rumah, ruangan atau halaman tertutup, atau yang berlangsung melalui telepon. Sayangnya,
pengaturan penyadapan dalam RKUHP hanya terbatas pada pembicaraan langsung atau dengan telepon, sehingga apabila penyadapan dilakukan melalui surat elektronik atau alat kemunikasi dua
arah lainnya belum diatur.
250
Pengaturan lainnya terdapat dalam Pasal 303 yaitu mengenai perekaman, hal ini merupakan hal baru yang diatur dalam hukum Indonesia. Dalma ketentuan perekaman diatur mengenai larangan
u tuk elakuka pe eka a pada suatu te pat te te tu , pe gatu a i i ukup aik ka e a pengaturan sebelumnya di UU ITE balum menyentuh ketentuan dalam hal perekaman dan
pe eka a di te pat te uka atau e i ja ahasa ‘KUHP di suatu te pat te te tu .
Problem lain dari pengaturan penyadapan di RKUHP adalah ketentuan ini belum memuat pemberatan pidana dalam hal penyadapan dlaikukan oleh pejabat secara melawan hukum. Hal ini
perlu diatur karena bisa jadi suatu saat penegak hukum menggunakan kewenangan penyadapan secara sewenang-wenang abuse dan berlindung dengan menggunakan alasan mekanisme
prosedural.
Kesewenang-wenangan aparat penegak hukum ini harus dibedakan dengan kesalahan prosedural atau penyadapan yang tidak sesuai dengan hukum. Penyadapan ilegal oleh aparat penegak hukum
tidak berhubungan dengan penegakan hukum dengan kata lain penyadapan digunakan untuk alasan lain diluar penegakan hukum, atau dengan kewenangannya melakukan penyadapan untuk
kebutuhan pihak lain yang tidak berhubungan dengan penegakan hukum atau dengan masksud lain untuk mendapatkan keuntungan dari rekaman atau hasil penyadapan tersebut. Sedangkan apabila
aparat penegak hukum melakukan penyadapan untuk tujuan penegakan hukum, namun dalam perjalanannya terjadi pelanggaran secara prosedural, maka yang digunakan adalah mekanisme
komplain dan uji penyadapan secara hukum acara atau prosedural pula.
251
Pasal Catatan
Rekomendasi
Paragraf 2 Penyadapan
Ketentuan ini belum memuat pemberatan pidana dalam hal
penyadapan dlaikukan oleh oleh pejabat secara melawan hukum.
Ditembahkan Pasal : Dalam
hal ketentuan
Pasal 302 sampai dengan 305
dilakukan oleh
pejabat secara melawan hukum, ancaman pidana
diperberat 13.
Pasal 302 Setiap orang yang secara
melawan hukum dengan alat
bantu teknis
mendengar pembicaraan yang
berlangsung di
dalam atau di luar rumah, ruangan atau halaman
tertutup, atau
yang berlangsung
melalui telepon padahal bukan
menjadi peserta
pembicaraan tersebut,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
satu tahun atau pidana denda
paling banyak
Kategori II. Ketentuan
ini juga
sangat bergantung pada penggunaan
telepon. Harusnya
seluruh ketentuan
penyadapan melingkupi segala bentuk alat
komunikasi elektronik. Setiap orang yang secara
melawan hukum dengan alat
bantu teknis
mendengar pembicaraan yang
berlangsung di
dalam atau di luar rumah, ruangan atau halaman
tertutup, atau
yang berlangsung
melalui telepon
atau alat
komunikasi elektronik
lainnya padahal bukan menjadi
peserta pembicaraan
tersebut, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 satu tahun atau pidana
denda
paling banyak
Kategori II. Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku bagi setiap
orang yang melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan
atau melaksanakan
perintah jabatan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 dan Pasal 33.
Penjelasan : Pasal 302
Ketent
252
uan ini
bertujuan melindungi kepentingan
pembicara terhadap
orang yang
secara melawan
hukum mendengar
atau merekam pembicaraan
yang dilakukan.
Dicantumkannya unsur
melawan hukum dalam ketentuan
ini dimaksudkan
untuk menghindari
perbuatan yang sepatutnya tidak
dihukum, terkena
ketentuan dalam Pasal ini, misalnya apabila:
a. alat
bantu teknis itu dipasang sendiri
oleh penghuni
rumah atau ruangan yang bersangkutan
dan menyebabkan
pembicaraan di dalam ruangan
tersebut didengar atau direkam
secara tidak sengaja; b.
pembic araan
berlangsung melalui telepon radio dan
diterima secara
tidak sengaja oleh seseorang
melalui alat penerima telepon radionya; atau
c. pembic
araan melalui telepon didengar atas perintah
pegawai telepon yang berhak atau sehubungan
dengan pemantauan cara kerja yang
baik dari
jaringan telepon. Selain
ketentuan tersebut di atas,
termasuk yang
dikecualikan adalah
253
mendengarkan atau
merekam pembicaraan
yang dilakukan
untuk keperluan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
254
Bagian Ke 21 Prostitusi Jalanan
22.19. Pengantar