Tidak adanya Penggolongan Catatan R KUHP Final

244 Jika permufakatan jahat dalam Buku I RKUHP mengenakan tambahan 13 atas hukuman, dalam Pasal 132 UU Narkotika permufakatan melakukan tindak pidana narkotika pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang sama sesuai dengan perbuatan tindak pidana dalam UU Narkotika. Pada UU Narkotika, adanya penambahan hukuman 13 dari pidana pokok apa bila perbuatan tersebut dilakukan secara terorganisir.

20.22. Tidak adanya Penggolongan

Golongan-golongan narkotika diatur dalam unsur Pasal namun dalam Buku I tidak diatur secara khusus terkait penggolongan narkotika tersebut. Daftar golongan narkotika harus dimasukkan dalam Buku I RKUHP. Sesuai dengan manfaat dari narkotika untuk kepentingan kesehatan, yang merupakan suatu pembatasan ataupun suatu unsur tindak pidana. 20.23. Kesimpulan Berdasarkan catatan di atas, Upaya pengkodifikasiaan tindak pidana narkotika dan psikotropika ke dalam RKUHP, berpotensi mempersulit kebijakan pemerintah dalam memerangi perdagangan gelap narkotika. Buku I tidak mengartikan dan memberikan konsep-konsep yang terdapat dalam perbuatan tindak pidana narkotika dan psikotropika. Hal ini mempersulit aparat penegak hukum jika harus menggunakan kedua pedoman RKUHP dengan UU Narkotika atau UU Psikotropika. Buku I RKUHP juga tidak menyebutkan penggolongan-penggolongan narkotika. Sementara, dalam Buku II disebutkan antara golongan I, golongan II dan golongan III narkotika berdampak penjatuhan hukuman yang berbeda. Aparat penegak hukum hanya akan melihat kepada pendakatan tindak pidana, namun tidak memahami secaa utuh kebijakan perang terhadap perdagangan gelap narkotika dan psikotropika sebagaimana yang tercantum dalam UU Narkotika dan UU Psikotropika. Pasal Catatan Rekomendasi BAB XVII TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA tindak pidana dalam bab ini merupakan tindak pidana administratif, lagi pula karena dikaitkan dengan kategorisasi penggolongan psikotropika. maka akan mengalami kesulitan penggolongan ini masuk dalam R KUHP masalah rehabilitasi penyalahguna bertentangan dengan konsep rehabilitasi KUHP sebaiknya jenis tindak pidana ini dikembalikan ke UU Khusus Seluruh bab Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika keluarkan dari KUHP 245 Upaya pengkodifikasiaan tindak pidana narkotika dan psikotropika ke dalam RKUHP, berpotensi mempersulit kebijakan pemerintah dalam memerangi perdagangan gelap narkotika. Buku I tidak mengartikan dan memberikan konsep-konsep yang terdapat dalam perbuatan tindak pidana narkotika dan psikotropika. Hal ini mempersulit aparat penegak hukum jika harus menggunakan kedua pedoman RKUHP dengan UU Narkotika atau UU Psikotropika. Buku I RKUHP juga tidak menyebutkan penggolongan- penggolongan narkotika. Sementara, dalam Buku II disebutkan antara golongan I, golongan II dan golongan III narkotika berdampak penjatuhan hukuman yang berbeda. Aparat penegak hukum hanya akan melihat kepada pendakatan tindak pidana, namun tidak memahami secaa utuh kebijakan perang terhadap perdagangan gelap narkotika dan psikotropika sebagaimana yang tercantum dalam UU Narkotika dan UU Psikotropika Bagian Kesatu Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Idem Bagian Kedua Tindak Pidana Penyalahgunaan Psikotropika Idem 246 Bagian Ke 20 Tindak Pidana Penyadapan

21.19. Pengantar