238
pemidanaan secara nasional. Dimana sebelumnya, aturan berkenaan dengan tindak pidana kita menurut Prof. Barda Nawawi berupa rumah besar KUHP dan ada rumah-rumah kecil
disekelilingnya.
293
Rumah yang lebih besar maksudnya adalah KUHP yang sanggup menyerap semua karakteristik tindak pidana yang sebelumnya berada diluar KUHP. Artinya, walaupun mengalami
beberapa penyesuaian, namun prinsip-prinsip fundamental dari tindak pidana tersebut tetap dipertahankan dalam KUHP.
Namun yang terjadi saat ini, perumus RKUHP hendak memaksakan tindak pidana diluar KUHP masuk menjadi bagian RKHUP tanpa memandang sifat atau prinsip utama yang menjadi landasan lahirnya
undang-undang tersebut. TPPU yang merupakan jenis tindak pidana yang memiliki paradigma in rem, hendak dipaksa mengikuti pola im personal dari RKUHP.
18.6. Penutup
Memasukkan TPPU dalam R KUHP menimbluan probmatik , karena Kodifikasi Pasal TPPU dalam RKUHP yang hanya sebatas menarik Pasal-Pasal yang berisi delik TPPU, yakni Pasal 3, Pasal 4 dan
Pasal 5 UU TPPU justru melemhkan niat dasar dari TPPU dalam UU TPPU. RKUHP tidak mengabsorbsi Pasal TPPU sebagai suatu pendekatan yang berbeda dengan tindak pidana pada umumnya. Hanya
beberapa ketentuan dalam Buku I RKUHP yang sudah perbaharui sebagai tuntutan perkembangan zaman, seperti pertanggungjawaban pidana korporasi., jika mengikuti ketentuan Pasal 782 RKUHP
tentang Aturan Peralihan, TPPU yang memiliki pendekatan in rem, mau tidak mau akan mengikuti Buku I RKUHP yang masih kuat dengan paradigma im personal, tanpa ada pengecualian. Hal ini
menimbulkan problem yang mendasar, dimana fondasi dari UU TPPU akan hilang. Pendekatan harta kekayaan akan direduksi sepenuhnya menjadi pendekatan orang, dalam penegakan hukum TPPU.
Hal ini tentu tidak sesuai dengan konteks historis dari lahirnya rezim anti-pencucian uang didunia internasional yang muncul akibat gagalnya pendekatan hukum konvensional melawan kejahatan
terorganisir.
18.7. Rekomendasi
Ta pak disi i ah a, pe e i tah tidak elakuka tela ah a g e dala seputa p oses kodifikasi total yang akan dilakukan. Beberapa uraian yang diungkapkan bahwa ternyata Pasal TPPU agak
kesulitan menjadi bagian dari RKUHP maka sebaiknya pemerintah dan DPR menarik Pasal-Pasal tindak pidana diluar KUHP, khususnya Pasal-Pasal TPPU.
Pasal Catatan
Rekomendasi
293
Bernhard Ruben Fritz Sumingar, Op., Cit., hlm. 8.
239
BAB XXXVI TINDAK PIDANA PENCUCIAN
UANG, PENADAHAN, DAN
PENERBITAN DAN
PENCETAKAN Maka, paradigma utama dari TPPU
adalah mengedepankan
pendekatan aset in rem dalam menanggulangi kejahatan, yakni
pendekatan penelusuran
aliran uang atau harta kekayaan hasil
kejahatan.Kodifikasi total dalam RKUHP, menjadikan semua aturan
hukum yang memuat ancaman pidana diluar KUHP dimasukkan
kedalam KUHP. Mengutip ilustrasi yang dikemukakan oleh Prof. Barda
Nawawi
Arief, bahwa
RKUHP berusaha untuk memayungi sistem
pemidanaan secara
nasional dengan
membangun rumah
besar,
294
diharapkan jikapun nanti Pasal-Pasal
TPPU benar-benar
masuk dalam KUHP, maka harus ada jaminan bahwa paradigma
TPPU juga harus diakomodir dalam RKUHP, khususnya dalam buku I.
Tidak seperti rumusan yang ada pada saat ini, seperti gugurnya
kewenangan penuntutan Pasal 152 huruf b RKUHP. Dimana, dalam
ketentuan dimaksud, gugurnya hak penuntutan
karena terdakwa
meninggal dunia. Padahal, dalam rezim TPPU, walaupun terdakwa
meninggal dunia, namun perkara tetap
bisa dilakukan
melalui penuntutan
terhadap harta
kekayaan yang patut diduga berasal dari tindak pidana.
295
294
Bernhard Ruben Fritz Sumingar, Op., Cit., hlm. 8.
295
Lihat Pasal 79 ayat 4 UU No. 8 Tahun 2010 jo. Perma No. 1 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penanganan Harta Kekayaan Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang atau Tindak Pidana Lain.
240
Pasal 760 Setiap
Orang yang
menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau
perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya
atau
patut diduganya
merupakan hasil
tindak pidana
pencucian uang
dengan tujuan
menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena
tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling
lama 20 dua puluh tahun dan denda paling banyak
Kategori VI.
Penjelasan : Pasal 760
Dalam ketentuan ini yang di aksud
de ga hasil
tindak pidana
pencucian ua g adalah ha ta keka aa
yang diperoleh dari tindak pidana:
a. korupsi; b. penyuapan;
c. narkotika; d. psikotropika;
e. penyelundupan tenaga
kerja; f. penyelundupan migran;
g. di bidang perbankan; h. di bidang pasar modal;
i. di bidang perasuransian; j. kepabeanan;
k. cukai; l. perdagangan orang;
m. perdagangan senjata
Dalam konteks delik pencucian ua g, ha us a ha ta keka aa
yang diketahui
atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pida a
241
gelap; n. terorisme;
o. penculikan; p. pencurian;
q. penggelapan; r. penipuan;
s. pemalsuan uang; t. perjudian;
u. prostitusi; v. di bidang perpajakan;
w. di bidang kehutanan; x. di
bidang lingkungan
hidup; y. di bidang kelautan dan
perikanan; atau z. tindak pidana lain yang
diancam dengan pidana penjara 4 empat tahun
atau lebih,
yang dilakukan
di wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia dan
tindak pidana
tersebut juga
merupakan tindak
pidana menurut hukum Indonesia.
Harta Kekayaan
yang diketahui atau patut diduga
akan digunakan
danatau digunakan secara langsung
atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi
teroris, atau
teroris perseorangan
disamakan sebagai hasil tindak pidana
terorisme.
242
Bagian Ke 19 Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika
Bab tentang narkotika yang diatur dalam RKUHP merupakan satu dari sekian pengaturan tindak pidana lain yang diatur diluar KUHP dan dimasukan kedalam RKUHP dengan cara kodifikasi, namun
sayangnya pengaturan pengkodifikasian tersebut tidak mampu dirumuskan dengan baik bahkan menimbulkan berbagai persoalan diantaranya:
20.19. Pemberian Judul dalam BAB