Permasalahan yang Timbul dalam Penyusunan Peraturan Daerah

57

5.4. Permasalahan yang Timbul dalam Penyusunan Peraturan Daerah

Tidak hanya berdampak pada penerapan pidana denda, dihapuskannya pidana kurungan juga berdampak pada Peraturan Daerah yang juga mengatur mengenai sanksi pidana. Berdasarkan Pasal 15 ayat 2 UU 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Sanksi pidana dapat juga diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi atau KabupatenKota. Penerapan sanksi harus mengikuti ketentuan bahwa maksimal pidana denda adalah 50 juta, dan pidana kurungan maksimum 6 bulan kurungan. Timbul pertanyaan, bagaimanakah penerapan pidana kurungan yang selama ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah seluruh Indonesia? Hal ini sejatinya sudah diantisipasi dalam Ketentuan Peralihan di RKUHP. Berdasarkan Pasal 777 RKUHP diberlakukan maka seluruh ancaman pidana kurungan luar RKUHP ini diganti menjadi ancaman pidana denda dengan ketentuan; ancaman pidana kurungan kurang dari 6 enam bulan diganti dengan ancaman pidana denda Kategori I; dan ancaman pidana kurungan 6 enam bulan atau lebih diganti dengan ancaman pidana denda Kategori II. Atas ketentuan yang demikian, timbul pertanyaan baru. Jika ternyata seluruh pidana kurungan dalam Perda berubah menjadi pidana denda apakah diperbolehkan sebuah tindak pidana mengatur 2 bentuk sanksi pidana yang sama denda? Lantas bagaimana dengan pengaturan sanksi pidana dalam Perda kedepannya? Apakah kemungkinan untuk mengatur sanksi berupa pemidanaan terhadap badan di dalam Perda sudah ditutup? Jika tidak, maka satu-satunya bentuk pemidanaan yang dapat dijadikan acuan hanyalah pidana penjara. Pertanyaan lanjutannya adalah, apakah dimungkinkan bagi Perda untuk mengatur pidana penjara yang jelas batas maksimumnya adalah 20 tahun? Pertanyaan-pertanyaan demikianlah yang mungkin muncul jika pidana kurungan dihapuskan dari kodifikasi,dalam hal penerapan sanksi pidana dalam Perda.

5.5. Perbandingan dengan Kodifikasi Pidana Belanda