tidak hubungan organisatoris apapun. Pihak swasta lebih menunjukkan aktivitas yang bersifat proaktif sedangkan masyarakat di sekitar ODTW lebih menunjukkan perilaku
yang bersifat melayani. Masyarakat di sekitar ODTW berinisiatif dan memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang menjadi informasi dari pihak bira perjalanan wisata
yang mewakili dari pihak swasta. Keduanya terlibat hubungan yang positif dan selalu melakukan koordinasi untuk keperluan para wisatawan.
Interaksi yang terjadi diantara ketiga pilar governance tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar. 5.25. Kolaborasi Dalam Shared Vision
Sumber : Hasil temuan di lapangan
5.2.5. Kolaborasi Dalam Partisipasi
Partisipasi merupakan keterlibatan dari stakeholder dalam ikut serta memberikan pelayanan dan mengembangkan pariwisata-bencana volcano tour Merapi.
Visi bersama yang telah dirumuskan dan menjadi obsesi bersama bagi pelaku wisata di kawasan volcano tour Merapi dapat meningkatkan partisipasi karena sudah
mempunyai arahan gerak yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Partisipasi masyarakat atau swasta dalam pelayanan pariwisata meliputi partisipasi dalam
pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan program atau kegiatan dan partisipasi dalam evaluasi penyelengaraan program pelayanan secara menyeluruh.
5.2.5.1. Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan
Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh seluruh stakeholder sesuai dengan porsi dan tanggung jawabnya masing-masing. Pemerintah daerah khususnya Bapeda,
Disbudpar maupun BPBD Sleman sebagai fasilitator dari seluruh program dan kegiatan pemerintah daerah merancang kegiatan yang sedapat mungkin bermanfaat
bagi masyarakat dan industri pariwisata. Partisipasi dari stakeholder lain sangat diharapkan bagi Disbudpar Sleman untuk perumusan program atau kegiatan yang
sesuai kebutuhan masyarakat. Seperti yang dikemuakan oleh Kepala Dinas Budpar Sleman bahwa pihaknya
akan senang apabila masyarakat turut serta berpartisipasi dalam perencanaan agar memperoleh masukan yang banyak dari masyarakat. Seperti yang dinyatakan pada
kesempatan di pertemuan Forum Komunikasi Jasa Usaha Pariwisata di Kabupaten Sleman yang diselenggarakan pada tanggal 6 September 2010 di LPP Convention di
Demangan sebagai berikut : Dalam membangun kepariwisataan daerah tidak dapat dilaksanakan
sendiri oleh pemerintah daerah. Oleh karenanya diperlukan adanya sinergi antar pelaku usaha pariwisata sepertinya hotel, restoran dan jasa boga,
travel agent dan pramuwisata. Pada kesempatan ini saya ingin mendapatkan masukan untuk perbaikan dalam perumusan kebijakan di
masa mendatang. Tolong sampaikan apa adanya demi perbaikan dunia pariwisata di Kabupaten Sleman pada khususnya dan Yogyakarta pada
umumnya. Sumber:
http:www.slemankab . go.id959pelaku-usaha-jasa-
pariwisata-siap-layani-wisatawan.slm
Dalam kegiatan perencanaan di bidang pariwisata, Disbudpar melibatkan masyarakat melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang. Didalam
kegiatan musrenbang tersebut seluruh stakeholder dilibatkan khususnya kelompok masyarakat sebagai pemberi jasa wisata maupun perusahaan yang bergerak dalam
perjalawan wisata maupun penyedia akomodasi. Berhubung kawasan volcano tour Merapi masuk wilayah administratif Kecamatan Cangkringan maka proses partisipasi
dalam perencanaan termasuk dalam Musrenbang yang diadakan di Kecamatan Cangkringan. Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD untuk tahun
2016 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 Pebruari 2014 bertempat di Pendopo Kecamatan Cangkringan. Pada acara tersebut di hadiri oleh seluruh unsur
pemerintahan tingkat Kecamatan Cangkringan, antara lain Kecamatan, Polsek, Koramil, Kepala Desa Se Kecamatan Cangkringan, UPT, Sekolah, PKK, pengelola
volcano tour Merapi, dan para tokoh asyarakat. Pada Acara tersebut hadir juga sebagai undangan Anggota DPRD Propinsi dan DPRD Sleman, sebanyak 8 Anggota Dewan
Daerah Pemilihan wilayah Kecamatan Cangkringan. Sebagaimana tampak pada gambar berikut :