Gambar 5.6. Warung dan Lapak
Sumber : dokumentasi peneliti
6. Kelompok Pemandu
Pernandu yang ada di kawasan Volcano tour berjurnlah 3 orang. Mereka adalah penduduk setempat yang menyediakan jasa pemanduan, namun tidak ada satupun yang
menguasai bahasa asing dan memiliki latar belakang pemandu, karena mereka bukan pemandu resmi yang berlisensi. Pengunjung dapat meminta bantuan pernandu untuk
mengantar dan menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui oleh pengunjung berkaitan dengan erupsi Merapi atau Mbah Maridjan. Tarif sekali memandu bervariasi berkisar
antara Rp. 10.000-Rp. 20.000.
Gambar. 5.7. Kelompok Pemandu Merapi
Sumber : dokumentasi peneliti
7. Tempat Ibadah
Di kawasan Volcano Tour tersedia sekitar empat tempat ibadah bagi para pengunjung yaitu dua buah Mushola di area parkir, satu Mushola di Resto Kinahrejo,
dan Masjid Al-Amin yaitu Masjid yang ada di dekat bekas rumah Mbah Maridjan. Namun demikian kondisi Mushola maupun masjid masih sederhana. Masjid Al-Amin
sendiri merupakan Masjid yang dahulu digunakan oleh Mbah Maridjan untuk beribadah sehari-hari yang runtuh akibat awan panas. Namun bekas masjid tersebut
sekarang sudah di renovasi dengan bahan bangunan non permanen. Gambar 5.8. Tempat Ibadah
Sumber : dokumentasi peneliti
8. Tim SAR
Kawasan Volcano Tour merupakan kawasan Wisata yang termasuk zona berbahaya letusan Gunung Merapi. Keberadaan Tim sar mutlak perlu selama 24 jam di
lokasi tersebut. Namun selama ini Tim Sar memantau kegiatan dan Posko Pakem yang jaraknya relatif jauh dengan lokasi, meskipun pada waktu-waktu tertentu diadakan
patroli dan sebagian pelaku pariwisata juga merupakan anggota Tim SAR.
Gambar. 5.9. SAR Merapi
5.1.4.5. Obyek dan Daya Tarik Wisata Di Kawasan Volcano Tour Merapi
Obyek wisata yang ada di kawasan volcano tour Merapi ini sebagian besar muncul setelah adanya erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010. Sebagian besar ODTW
dikelola oleh masyarakat dan tumbuh dari kepedulian masyarakat akan pentingnya peninggalan untuk daya tarik wisata.
1. Kawasan Bekas Rumah Mbah Marijan
Kawasan bekas rumah Mbah Maridjan saat ini berupa umpak batu penyangga tiang yang disekelilingnya di pasangi tali pagar pembatas. Terdapat juga Kerangka
sepeda motor dan mobil terbakar yang sebelumnya digunakan untuk evakuasi menjelang letusan tanggal 26 Oktober 2010. Sebuah baliho cetakan digital berisi
uraian kronologi erupsi pada 26 Oktober 2010 yang menewaskan Mbah Maridjan dan 34 orang lain terpasang di dekat mobil terbakar. Seperangkat gamelan juga dipajang di
lokasi tersebut dengan dibuatkan atap pelindung. Pada kawasan tersebut juga dibangun gardu pandang yang bisa digunakan oleh pengunjung melihat kawasan sekelilingnya.
Agak ke atas sedikit dan bekas rumah Mbah Maridjan terdapat bangunan bekas masjid yang sudah dibangun kembali dengan bahan bangunan tidak permanen, yang
disebelahnya dijadikan kebun bunga.