5.2. Pembahasan 5.2.1. Pel
aku Kolaborasi
Kawasan volcano tour Merapi yang didalamnya terdapat banyak ODTW membutuhkan keterlibatan berbagi stakeholder baik itu pemerintah, swasta dan
masyarakat. Keterlibatan stakeholder tentu saja tidak sama dalam intensitasnya, ada yang langsung terlibat dalam pengelolaan, itu yang dikenal dengan stakeholder primer;
tetapi juga ada yang terlibat secara tidak langsung, ini yang dikenal dengan istilah stakeholder sekunder.
5.2.1.1. Pemerintah Sektor Publik
Tidak bisa dipungkiri bahwa peran dari pemerintah dalam mengatur dan mengembangkan kawasan volcano tour Merapi sangat besar, terutama dalam memberi
arahan maupun pembinaan pelaku wisata. Meskipun kawasan ini sebagian besar masuk dalam kawasan rawan bencana dan pemerintah daerah tidak bisa secara maksimal
mengatur semuanya, tetapi tanggung jawab terhadap resiko dan pengembangan masyarakat tetap berada di pundaknya. Wawancara dengan Kepala Dinas Budpar
menunjukkan hal tersebut : Kami ini jadi tidak bisa maksimal dalam mengelola kawasan wisata
volcano tour Merapi karena sebenarnya di kawasan tersebut sudah tidak boleh ada aktivitas yang sifatnya permanen karena masuk dalam kawasan
rawan bencana. Inisiatif kawasan tersebut untuk dijadikan destinasi wisata tentu saja dari masyarakat itu sendiri. Tapi apa ya kita ini diam ketika
banyak orang berbondong-bondong datan untuk menikmati keindahan alam atau “pengin nyatake” bagaimana dampak dari erupsi Merapi
tersebut. Pembinaan yang sifatnya himbauan berupa sarasehan kepada penduduk untuk waspada terhadap bencana maupun sebagai obyek wisata
akhirnya tetap kita lakukan. Wawancara, 5 Oktober 2014.
Dari pemerintah yang terlibat secara langsung dalam urusan pariwisata- bencana ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar Kabupaten Sleman.
Sesuai dengan pernyataan dari kepala dinas tersebut, pemerintah daerah secara rutin memberikan pembekalan atau pelatihan kepada masyarakat yang termasuk penyedia
jasa wisata. Mengingat bahwa para penyedia jasa wisata tersebut dulunya merupakan masyarakat biasa yang masih kurang terhadap pengetahuan maupun pelayanan wisata
maka pemerintah daerah banyak memberikan training singkat.
Training atau pelatihan yang dikemas dengan melibatkan berbagai narasumber lebih memberi penekanan pada pariwisata yang tetap memperhitungkan aspek
penanganan bencana. Peristiwa kecelakaan yang menimpa rombongan bupati pada waktu melakukan peninjauan dengan menggunakan jeep wisata dapat dijadikan
pelajaran. Malah di dalam rombongan tersebut ada salah satu anggota yang mengalami cidera dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit.
Sedangkan yang termasuk stakeholder sekundernya meliputi Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Sleman, Dinas Pariwisata
Provinsi DIY, dan Pemerintah Pusat. BPBD Sleman secara tidak langsung selalu mengingatkan bahwa berdasarkan aturan antara lain melalui Perpres No. 70 tahun
2014 kawasan lereng Merapi termasuk dalam kawasan lindung satu L.1, dimana dalam kawasan L.1 tersebut tidak boleh ada bangunan yang permanen dan aktivitas
pariwisata yang permanen. Secara kedinasan BPBD tidak melarang tetapi para pelaku wisata harus memperhatikan perilaku atau status dari gunung Merapi. Sebagaimana
dijelaskan oleh Kepala Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman bapak Heru Saptono, SP. MM sebagai berikut :
Kami tidak melarang orang untuk melakukan aktivitas pariwisata di sekitar Merapi, malah kalau Merapi hanya aktif normal silakan kalau mau
sampai ke puncak. Yang perlu dijadikan perhatian bagi kita semua adalah mengenali secara cermat perilaku Merapi. Kami menyadari bahwa itu
menjadi potensi wisata yang menarik tetapi tolong harus diwaspadai mengenai keamanan wisatawan, adanya turis Jepang yang tersesat di
Merapi patut kita jadikan pelajaran. BPBD nanti akan disalahkan kalau terjadi apa-apa pada wisatawan. Kami tidak melarang wisata-bencana
tetapi kewaspadaan harus tetap dijaga. Kami sedang mengembangkan konsep tentang hidup harmoni dengan volcano Wawancara, 15 Oktober
2014
Peran dari pemerintah semuanya lebih cenderung untuk hal-hal yang sifatnya regulatif dan pembinaan kepada pelaku wisata. Demikian juga peran yang dilakukan
oleh Dinas Pariwisata DIY sebagaimana dikemukakan oleh Wulan Wahyuningsih, SE, MM yang menduduki jabatan Kepala Subag Perencanaan dan Evaluasi. Selengkapnya
dapat dilihat pada pernyataan berikut : Kami tidak menyiapkan paket regulasi yang khusus untuk pengelolaan
kawasan volcano tour Merapi, regulasi yang ada sudah cukup jelas, namun pembinaan tetap kita lakukan sesuai dengan wewenang yang