stakeholder pariwisata ikut serta melakukannya. Arah kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Sleman untuk memfasilitasi dalam pemasaran pariwisata
dilakukan secara terpadu dan pengembangan promosi destinasi yang bersifat tematik. Kegiatan pemasaran yang bersifat terpadu tersebut ditempuh melalui strategi antara
lain: 1 Pemasaran pariwisata yang terpadu antar industri lintas kawasan, 2 Mengembangkan promosi berbasis tema tertentu.
5.1.1.5. Kebijakan Pengembangan Industri Pariwisata
Industri pariwisata yang meliputi kumpulan usaha wisata yang menghasilkan barang danatau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata, perlu diatur dengan regulasi yang jelas akan dapat dicapai kepuasan wisatawan. Industri pariwisata di Kabupaten Sleman diarahkan untuk memperoleh
kualitas dan keragaman produk usaha disertai penguatan kemitraan usaha pariwisata. Untuk mewujudkan itu diperlukan strategi berupa: 1 Meningkatkan daya saing usaha
pariwisata, 2 Penciptaan iklim usaha yang kondusif, 3 Fasilitasi pembentukan organisasi industri pariwisata, 4 Pengembangan pola-pola kerjasama industri lintas
sektor.
5.1.1.6. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Dan SDM Pariwisata
Kelembagaan dalam pariwisata merupakan isu strategis yang paling akhir tetapi keberadaannya tetap penting. Kelembagaan inilah yang menjamin eksistensi dari
penyelenggaraan pariwisata. Strategi yang berkaitan dengan kelembagaan dan SDM ini diarahkan pada koordinasi antar lembaga, optimalisasi organisasi dan
pengembangan SDM yang profesional. Strategi tersebut antara lain: 1 Koordinasi lintas sektor sesuai dengan arahan Inpres No. 16 tahun 2005 tentang arah kebijakan
pembangunan kebudayaan dan pariwisata, 2 Mengembangkan dan revitalisasi organisasi masyarakat di bidang pariwisata, 3 Mengembangkan SDM yang
profesional untuk memperoleh kepuasan masyarakat.
5.1.2. Kunjungan Wisata Di Kabupaten Sleman
Berbagai strategi dan program yang telah diimplementasikan di Kabupaten Sleman sedikit banyak berpengaruh terhadap kunjungan wisata. Data kunjungan
pariwisata di Sleman menunjukkan fluktuasi dan pertumbuhan wisatawan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa potensi perkembangan pariwisata di
Kabupaten Sleman semakin berkembang dan menarik minat wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Sleman Tahun 2006 - 2013
Tahun Wisnu
Wisman Jumlah
Pertumbuhan
2006 1.360.796
54.653 1.415.449
- 42 2007
1.663.896 94.646
1.758.542 24,24
2008 2.143.304
133.174 2.276.478
29,45 2009
3.249.529 346.395
3.595.924 57,96
2010 2.941.552
285.424 3.226.976
- 10,26 2011
3.015.387 262.341
3.277.728 1,57
2012 3.076.676
341.578 3.418.254
4,29 2013
3.310.781 302.796
3.613.577 5,71
Sumber: Disbudpar Sleman, 2014 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan Wisatawan
Nusantara dan Mancanegara ke Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sleman selama periode 2006 - 2013, pada tahun 2006 jumlah kunjungan wisatawan
mengalami penurunan sebesar - 42 . Sedangkan tahun 2007 jumlah kunjungan wisatawan mengalami kenaikan sebesar 24,24 . Pada tahun 2008 jumlah
kunjungan wisatawan mengalami kenaikan sebesar 29,45 , tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 57,96 dan tahun 2010 terjadi penurunan sebesar - 10,26 . Pada
tahun 2011 naik lagi sebesar 1,57 , tahun 2012 naik sebesar 4,29 dan tahun 2013 naik lagi sebesar 5,71 .
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa trend dari kunjungan wisata menunjukkan kenaikan, khusus untuk tahun 2006 dan 2010 mengalami penurunan
karena bersamaan dengan adanya bencana gempa bumi dan erupsi Gunung Merapi, tetapi data terakhir di tahun 2012 telah kembali seperti semula malah sedikit melebihi.
Pada waktu penelitian ini berlangsung data kunjungan wisata di tahun 2013 mencapai 3.613.577 orang, berarti mengalami peningkatan yang cukup signifikan.