Interaksi yang terjadi diantara ketiga pilar governance tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar. 5.29. Kolaborasi Dalam Partsipasi
126
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Dalam laporan akhir di tahun pertama ini secara umum outputnya adalah diperolehnya gambaran mengenai kebijakan pariwisata-bencana, profil kunjungan
wisatawan dan obyek wisata di kawasan bencana. Disamping deskripsi tersebut maka dalam laporan akhir ini juga telah dihasilkan model pengelolaan pariwisata-bencana
berbasis collaborative governance dengan menggunakan pendekatan shared vision dan partisipasi.
Hasil yang dicapai dari penelitian ini tentu saja sudah sesuai dengan rencana karena di tahun pertama ini outputnya berupa deskripsi tentang pariwisata-bencana di
Kabupaten Sleman dan model pengelolaan pariwisata bencana berbasis collaborative governance dengan pendekatan shared vision dan partisipasi.
Untuk tahapan berikutnya di tahun kedua akan direncanakan dengan meneruskan pengelolaan pariwisata-bencana berbasis collaborative governance dengan
pendekatan jejaring network dan kemitraan partnership. Di tahun kedua juga direncanakan untuk dilakukan analisis dan pemodelan pengelolaan pariwisata-bencana
yang dapat diaplikasikan secara berkelanjutan mengingat bahwa pariwisata-bencana di Kabupaten Sleman khususnya volcano tour ini akan selalu berulang dengan siklus
sekitar 5 lima tahunan sesuai dengan aktivitas gunung Merapi.
127
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Sesuai dengan paparan yang telah disampaikan di depan dan dilakukan analisis maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :
1. Kabupaten Sleman dalam melaksanakan kebijakan sesuai dengan RPJP, RPJM dan Renstra yang berkaitan dengan pariwisata.
2. Kunjungan wisata sangat dipengaruhi oleh adanya bencana, pada saat terjadi bencna angka kunjungan wisata turun sangat drastis.
3. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan Volcano Tour Merapi sebagai salah satu ODTW di Kabupaten Sleman sangat baik, keterlibatan masyarakat
dalam penyediaan pelayanan wisata di ODTW dan juga dalam usaha wisata. 4. Model pengelolaan pariwisata-bencana berbasis collaborative governance dari
segi shared vision lebih banyak menekankan pada hubungan yang bersifat komando antara pemerintah daerah dengan swasta dan masyarakat.
5. Model pengelolaan pariwisata-bencana berbasis collaborative governance dari segi partisipasi diwarnai hubungan yang bersifat koordinasi, baik kepada
swasta mapun masyarakat. Sedangkan saran yang bisa diberikan dalam laporan akhir di tahun kedua antara
lain adalah : 1. Perlu diteruskan studi mengenai pariwisata-bencana berbasis collaborative
governance ini dengan melakkan pendalaman dan analisis yang menyangkut jejaring network dan kemitraan partnership.
2. Agar pemerintah daerah Kabupaten Sleman melalui Disbudpar dapat melakukan koordinasi yang lebih intensif dan merumuskan regulasi yang dapat
memberi kepastian hukum yang jelas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha wisata.
3. Masyarakat sebagai salah satu pilar untuk kesuksesan dalam pengurusan pariwisata harus terlibat secara konstruktif dan sesuai dengan porsi yang
dimilikinya. 4. Pihak swasta juga harus melakukan pemasaran produk wisata secara
komprehensif agar wisatawan tertarik pada ODTW yang baru ini.