Kebijakan Pariwisata-Bencana Di Kabupaten Sleman
ini, Pemerintah Kabupaten Sleman berpegangan pada Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Perpres No. 70 tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Gunung Merapi. Sesuai dengan ketentuan dalam UU 242007, pemerintah Kabupaten Sleman
membuat perencanaan mitigasi bencana dimana pada kawasan terlarang tidak boleh ada bangunan permanen dan tentu saja bebas dari aktivitas apapun. Di dalam rencana
induk penanggulangan bencana disebutkan bahwa untuk mengurangi resiko bencana di kawasan terlarang tidak boleh dihuni dan dipergunakan untuk aktivitas apapun. Pada
kondisi normal di kawasan terlarang dipergunakan hanya untuk aktivitas yang sifatnya sementara.
Demikian juga di dalam Perpres 702014 disebutkan bahwa kawasan terlarang sebagaimana disebutkan diatas masuk dalam kawasan rawan bencana. Dimana kalau
masuk dalam kawasan rawan bencana menurut perpres tersebut harus terbebas dari kemungkinan dampak bencana. Rawan bencana adalah suatu kondisi atau karakteristik
geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan untuk mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Sesuai dengan ketentuan tersebut maka untuk mengatur tentang terjadinya pariwisata-bencana di Kabupaten Sleman, khususnya di volcano tour Merapi maka
Bupati menerbitkan Surat Rekomendasi Bupati. Surat Rekomendasi Bupati Sleman No. 556 0063 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Wisata Vulcano
Tour Kecamatan Cangkringan sebagai basis regulasi kebijakan pengelolaan pariwisata- bencana. Surat rekomendasi ini ditujukan kepada Kepala Desa Umbulharjo, Kepala
Desa Kepuharjo, Kepala desa Glagaharjo, Kepala Desa Argomulyo, dan Kepala Desa Wukirsari di Kecamatan Cangkringan. Isi surat Rekomendasi ini pada intinya adalah
perintah Bupati kepada Kepala Desa tersebut di atas untuk melakukan pengelolaan dan pengaturan Kawasan Vulcano Tour di wilayah masing-masing yang berlaku sampai
dengan tanggal 15 Maret 2011. Sesudah masa berlakunya pengelolaan dan pengaturan Kawasan Vulcano Tour berakhir disusul dengan Surat Perpanjangan Rekomendasi
Bupati Sleman No. 590 590 tanggal 8 Maret 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Wisata Vulcano Tour Kecamatan Cangkringan.
Sejak berakhirnya Surat Perpanjangan Rekomendasi Bupati Sleman No. 590 590 tanggal 8 Maret 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Wisata Vulcano Tour
Kecamatan Cangkringan pada tanggal 31 Desember 2011, menurut perangkat Desa Kepuharjo Wawancara tanggal 15 Juli 2014 Pemerintah Desa Kepuharjo tidak
mengajukan ijin perpanjangan pengelolaan Vulcano Tour seperti halnya Desa Umbulharjo.
Pemerintah Desa Kepuharjo lebih memilih mengelola penambangan pasir meskipun labelnya adalah normalisasi sungai yang hasilnya dirasa lebih besar karena
dan harga pasir Rp. 150.000 truk dirinci yaitu Rp. 70.000 untuk pemilik Beghue dan Rp. 80.000 untuk Kas Desa dan Dusun. Meskipun demikian pada hari-hari libur tetap
ada masyarakat terutama di Dusun Kopeng yang menyediakan jasa bagi para pengunjung.