Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

pencapaian tujuan penelitian. Diskusi terfokus dilakukan dengan menghadirkan ketiga pilar pendukung governance. Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan derajad kepercayaan data; dan 4 Dokumentasi; untuk memperoleh data sekunder sebagian besar dilakukan melalui dokumentasi, dokumen bisa berwujud data tertulis, gambar, atau data statistik. Dokumen-dokumen tertentu merupakan pengetahuan eksplisit yang sangat berguna untuk diklasifikasi dan dianalisis. Dokumen yang diperlukan menyangkut kebijakan dan progam dari pemerintah daerah, kegiatan pemasaran dan pelayanan dari organisasi industri pariwisata dan kegiatan dan partisipasi dari kelompok masyarakat dalam menunjang pariwisata-bencana.

4.6. Teknik Analisis Data

Sebagaimana dilakukan oleh banyak peneliti lainnya, dalam studi kualitatif pengumpulan dan analisis data dilakukan secara bersamaan. Jenis analisis yang digunakan akan tergantung pada jenis studi kasus yang akan dipakai. Yin 1994 mengusulkan ada 5 lima teknik yang bisa digunakan dalam penelitian studi kasus, yaitu menentukan pola pattern matching, menghubungkan data dengan preposisi date with preposition conecting, membangun-penjelasan explanation-building, analisis time series time-series analysis dan model logis program programme logic models. Dari kelima teknik ini diharapkan dapat diperoleh kesimpulan untuk membuat model governance yang bersifat kolaboratif. Menentukan pola dilakukan dengan mengidentifikasi bahwa pola governance mencakup publik, swasta dan masyarakat yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian data untuk mendukung preposisi sebagai basis penentuan pola hubungan diantara pilar governance tersebut. Selanjutnya dibangun penjelasan untuk mencari keterkaitan ketiga pilar tersebut dalam berkontribusi pada pengelolaan pariwisata- bencana, melalui analisis rentang waktu dengan melihat bagaimana perkembangan keterlibatan diantara ketiga pilar governance tersebut dari waktu ke waktu yang berkaitan dengan pariwisata-bencana maka dirumuskan model logika yang merupakan sebagai bentuk akhir dari mode kepemerintahan berbasis kolaboratif governance. 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY yang mempunyai obyek dan daya tarik wisata yang cukup beragam. Potensi kepariwisataan Kabupaten Sleman sudah tidak diragukan lagi keberadaannya dan banyak yang merupakan tujuan wisata unggulan bagi Provinsi DIY. Apabila dilihat dari Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan DIY tahun 2012, Kabupaten Sleman ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata daerah, dengan pertimbangan : 1. Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata. 2. Memiliki sumberdaya Pariwisata potensial untuk menjadi daya tarik wisata unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas. 3. Memiliki potensi pasar baik skala nasional maupun internasional. 4. Memiliki posisi dan peran potensional sebagai penggerak investasi. 5. Memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah. 6. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 7. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya. 8. Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat. 9. Memiliki kekhususan dari wilayah. 10. Berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan wisatawan potensioal daerah, nasional maupun internasional. Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut maka Kabupaten Sleman termasuk dalam kawasan strategis A, B dan C. Dimana kawasan strategis A yang berada di kawasan lereng gunung Merapi merupakan kawasan wisata alam dan desa wisata, sedangkan kawasan strategis B yang meliputi candi Prambanan dan Ratu Boko merupakan kawasan wisata purbakala dan budaya, dan kawasan strategis C yang berada di kecamatan Godean dan Moyudan merupakan kawasan wisata pedesaan.

Dokumen yang terkait

Skripsi STRATEGI KOMUNIKASI PEMULIHAN CITRA PARIWISATA JOGJA PASKA BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Badan Promosi Pariw

0 2 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMULIHAN CITRA PARIWISATA JOGJA PASKA BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Badan Promosi P

3 13 46

KESIMPULAN DAN SARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMULIHAN CITRA PARIWISATA JOGJA PASKA BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Badan

0 3 23

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PASCA BENCANA MERAPI 2010 (StudiEksplanasiKuantitatifterhadapWisatawanDomest

0 3 20

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PASCA BENCANA MERAPI 2010 (StudiEksplanasiKuantitatifterhadapWisatawanDomestik).

0 2 56

PENUTUP PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PASCA BENCANA MERAPI 2010 (StudiEksplanasiKuantitatifterhadapWisatawanDomestik).

0 2 9

Manajemen Bencana Erupsi Gunung Merapi Oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman.

2 8 197

Image Recovery Pariwisata- Bencana di Lereng Merapi Dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi

0 0 11

DAMPAK BENCANA MERAPI TERHADAP USAHA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN

0 0 10

Pengurangan Risiko Bencana dalam Pengelolaan Pariwisata di Kota Sabang Propinsi Aceh

0 0 10