Sosialisasi Visi Kepariwisataan Kolaborasi Dalam Shared Vision

Gambar.5.23. Brosur Sosialisasi Visi Kepariwisataan Sumber: Disbudpar, 2013 Visi kepariwisataan tersebut masih bersifat umum dan mempunyai lingkup seluruh kabupaten, untuk visi kepariwisataan di kawasan volcano tour Merapi sudah dirumuskan oleh Tim Pengelola. Brosur untuk sosialisasi visi sebenarnya tidak diwujudkan dalam format khusus, tetapi masuk dalam materi promosi obyek wisata secara umum, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar. 5.24. Brosur Pengelola Volcano Tour Merapi Sumber : Brosur pengelola, 2014

5.2.3.4. Tingkat Pemahaman Terhadap Visi Kepariwisataan dan Volcano

Tour Merapi Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman stakeholder terhadap visi yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan survai terhadap beberapa orang yang dianggap berkompeten untuk memberikan pendapat atau persepsinya. Survai dilakukan kepada stakeholder secara proporsional random sampling yang diharapkan seluruh stakeholder dapat terwakili. Untuk visi kepariwisataan Kabupaten Sleman dilakukan survai terhadap stakeholder yang juga terlibat dalam volcano tour Merapi, unsur-unsur yang disurvai sama dengan informan wawancara ditambah beberapa orang pelaku wisata lain hingga mencapai 40 orang. Survai dilakukan bersamaan dengan wawancara dengan berbagai stakeholder dengan cara memberikan kuesioner yang berisi 2 dua opsi jawaban yaitu “paham” dan “tidak paham”. Dari 40 responden tersebut yang memahami visi kepariwisataan mencapai 54 , sedangkan 46 tidak memahami. Sedangkan untuk visi untuk volcano tour Merapi mempunyai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, yang mengatakan memahami mencapai 62 , sedangkan yang tidak memahami hanya 38 . Pemahaman terhadap visi volcano tour Merapi lebih besar dibandingkan dengan visi kepariwisataan Kabupaten Sleman, hal ini dapat dimengerti karena memang yang langsung bersentuhan adalah responden yang berada di kawasan volcano tour Merapi. Pemahaman terhadap visi yang lebih dari separoh merupakan modal untuk bisa dikembangkan lebih lanjut pada peningkatan partisipasi dalam penyediaan layanan pariwisata di kawasan volcano tour Merapi.

5.2.4. Model Kolaborasi Dalam Shared Vision

Kolaborasi yang terjalin diantara ketiga stakeholder dalam shared vision adalah meyangkut perumusn visi kepariwisataan, pelibatan stakeholder, sosialisasi visi-misi dan tingkat pemahaman visi-misi. Secara umum kolaborasi dalam shared vision bersifat top down karena dokumen visi-misi merupakan produk pemerintah, meskipun dalam proses perumusannya melibatkan sebagian besar stakeholder. Karena bersifat top down maka hubungan yang terjadi antara pemerintah dengan swasta maupun masyarakat diwarnai hubungan yang bercorak komando. Hubungan yang bersifat komando jelas terlihat dalam memberikan fasilitasi maupun dalam pelaksanaan sosialisasi. Hal ini dilakukan untuk lebih cepat tersosialisasi kepada masyarakat dan masyarakat pariwisata memahami apa yang diinginkan dari pemerintah daerah. Media yang dipakai dalam sosialisasi juga menggunakan media yang bersifat direktif seperti leaflet, media elektronik dan sejenisnya. Kondisi yang seperti ini diakui oleh Kabid Pengembangan Pariwisata sebagai berikut : Upaya untuk melakukan sosialisasi kami lakukan dengan melalui media massa yang mempunyai jangkauan yang luas dan sedapat mungkin masyarakat langsung bisa menerima dan memahaminya. Memang pada waktu kesempatan tertentu kami sampaikan kepada stakeholder tetapi kami lebih memilih agar masyarakat mau menerimanya toh mereka sudah kita libatkan dalam proses perumusan. Upaya yang paling kami rasakan dengan memakai media penyebaran melalui leaflet yang kita kirim ke seluruh stakeholder, kami berkeyakinanan mereka pasti mau mensukseskan visi-misi yang telah kami tetapkan wong rumusan itu juga hasil dari akomodasi pemikiran mereka. Wawancara, 24 Oktober 2014 Hubungan yang terjadi diantara swasta dan masyarakat lebih menunjukkan hubungan yang bersifat koordinatif, hal ini dikarenakan memang diantara keduanya

Dokumen yang terkait

Skripsi STRATEGI KOMUNIKASI PEMULIHAN CITRA PARIWISATA JOGJA PASKA BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Badan Promosi Pariw

0 2 16

PENDAHULUAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMULIHAN CITRA PARIWISATA JOGJA PASKA BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Badan Promosi P

3 13 46

KESIMPULAN DAN SARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMULIHAN CITRA PARIWISATA JOGJA PASKA BENCANA ERUPSI MERAPI (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan Badan

0 3 23

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PASCA BENCANA MERAPI 2010 (StudiEksplanasiKuantitatifterhadapWisatawanDomest

0 3 20

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PASCA BENCANA MERAPI 2010 (StudiEksplanasiKuantitatifterhadapWisatawanDomestik).

0 2 56

PENUTUP PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BENCANA MERAPI TERHADAP CITRA PARIWISATA YOGYAKARTA PASCA BENCANA MERAPI 2010 (StudiEksplanasiKuantitatifterhadapWisatawanDomestik).

0 2 9

Manajemen Bencana Erupsi Gunung Merapi Oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman.

2 8 197

Image Recovery Pariwisata- Bencana di Lereng Merapi Dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi

0 0 11

DAMPAK BENCANA MERAPI TERHADAP USAHA SAPI PERAH DI KABUPATEN SLEMAN

0 0 10

Pengurangan Risiko Bencana dalam Pengelolaan Pariwisata di Kota Sabang Propinsi Aceh

0 0 10