Kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata
pada kebijakan
yang mengakomodasi
terhadap bencana
yaitu pengembangan wisata vulkan dan budaya di Merapi. Strategi tersebut
adalah : 1 Mengembangkan kawasan Merapi sisi timur Kinahrejo, Kaliadem dan sekitarnya sebagai kawasan edutour vulcan Merapi
eruption, 2 Mengembangkan kawasan hutan wisata kaliurang sebagai areal pendidikan konservasi flora-fauna endemik Merapi, 3 Mengembangkan
kawasan Museum Gunung Api Merapi sebagai pusat pendidikan kegunung apian di Indonesia, 4 Mengembangkan kawasan desa-desa di wilayah
Cangkringan yang masuk dalam KRB II dan KRB I sebagai daerah penyangga kawasan Ekowisata Lava Tour, 5 Mengembangkan kawasan
desa-desa di wilayah Pakem dan sekitarnya sebagai Daerah Penyangga Kawasan Kaliurang, dan 6 Mengembangkan kawasan desa-desa di wilayah
Turi dan sekitarnya sebagai daerah penyangga kawasan Turgo. 2. Strategi Pengembangan Kawasan B. Strategi yang dikembangkan di
kawasan B yang bertemakan wisata candi dengan arah kebijakan berupa pengembangan suasana alam dan budaya sewu plateau area. Strategi
tersebut meliputi: 1 Mengembangkan kawasan candi Prambanan, teater terbuka Ramayana, gedung kesenian Trimurti sebagai komplek pertunjukan
kebudayaan, 2 Mengembangkan kawasan situs Ratu Boko dan sekitarnya sebagai pesona kawasan heritage dataran tinggi sewu Sewu Plateau,
Mengembangkan kawasan candi Kalasan, candi Ijo, candi Barong dan candi-candi lainnya sebagai mozaik kejayaan Hindu, 3 Mengembangkan
kawasan Omah Dome, Desa Nawung, Desa Plempoh dan desa-desa lainnya sebagai daerah penyangga kawasan Prambanan dan sekitarnya.
3. Strategi Pengembangan Kawasan C. Pengembangan pada kawasan perkotaan dengan basis wisata pendidikan. Arah kebijakan dari strategi ini
adalah pengembangan seni, budaya dan ilmu. Ada bebeapa kampus yang memungkinkan untuk menjadi destinasi wisata, antara lain Akademi
Angkatan Udara AAU, UGM dan UPN “Veteran” Yogyakarta. Strategi yang dikembangkan antara lain: 1 Mengembangkan kawasan AURI
sebagai center of exelence bagi sejarah dan kependidikan kedirgantaraan di Indonesia, 2 Mengembangkan kawasan Babarsari dan UPN sebagai area
pengembangan pendidikan kebumian dan tenaga nuklir BATAN, 3 Mengembangkan kawasan UGM sebagai kampus educopolis penerapan
lingkungan kampus yang aman, nyaman untuk belajar, 4 Mengembangkan kawasan kampus UNY sebagai kampus lascar pendidikan, 5
Mengembangkan kawasan gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Museum Affandi, dan Museum Sapto Hudoyo sebagai destinasi yang menarik.
4. Strategi Pengembangan Kawasan D. Pengembangan kawasan perkotaan berbasis wisata belanja dan kuliner. Arah kebijakan dari strategi ini adalah
pengembangan wahana hiburan dan rekreasi keluarga. Destinasi wisata yang bertemakan belanja dan kuliner sebagian besar berada di Kecamatan
Depok, Ngaglik, dan Mlati. Ada beberapa strategi yang ditetapkan untuk itu, yaitu: 1 Mengembangkan produk dan kualitas layanan belanja dan
kuliner yang dapat diterima selera konsumen mancanegara dan lokal, 2 Mengembangkan kawasan Depok dan sekitarnya dengan Ambarukmo Plaza
sebagai molting spot wisata belanja di Sleman, 3 Mengembangkan kawasan Ngaglik dan sekitarnya sebagai kawasan kuliner yang bercita rasa
tinggi ditunjang dengan keragaman pilihan masakan dan harga terjangkau. 5. Strategi Pengembangan Kawasan E. Pengembangan kawasan perkotaan
berbasis olah raga dan event. Arah kebijakan dari strategi ini lebih pada pengembangan keterampilan dan hobi. Kawasan yang dijadikan lokasi
untuk strategi ini berada di sekitar TVRI, Beran, embung Tambakboyo dan stadion Maguwoharjo. Strategi yang dikembangkan meliputi: 1
Mengembangkan kawasan halaman TVRI dan sekitarnya sebagai ruang penyaluran minat dan keinginan, 2 Mengembangkan kawasan Beran dan
sekitarnya sebagai ruang publik dan Pujasera pusat jajan serba ada bagi keluarga, 3 Mengembangkan kawasan embung Tambakboyo dan stadion
Maguwoharjo sebagai sarana penyaluran hobi dan ketangkasan. 6. Strategi Pengembangan Kawasan F. Strategi pengembangan kawasan yang
terakhir ini lebih menekankan pada wisata pedesaan. Arah kebijakan yang dirumuskan untuk strategi ini menyangkut pengembangan desa sebagai
lingkungan yang mendukung atmosfir kejawaan. Strategi ini antara lain: 1 Mengembangkan kawasan Godean, Minggir, dan Sayegan sebagai sentra
pendidikan kerajinan anyaman, tenun dan ikan air tawar termasuk belut, wader dan sebagainya, 2 Mengembangkan kawasan Tempel, Turi dan
sekitarnya sebagai sentra budidaya agro salak ditunjang alam pedesaan, 3 Mengembangkan kawasan Pakem dan Cangkringan sebagai sentra
pendidikan budidaya bunga, jamur, sapi perah, kopi dan sebagainya, 4 Mengembangkan kawasan Ngemplak sebagai sentra budidaya ikan air
tawar konsumsi dan hias.