Tabel. 5.6. Pertunjukan Sendratari Ramayana
INFORMASI UMUM
Nama Objek Sendratari Ramayana Prambanan
Lokasi Desa Bokoharjo, Prambanan
Jenis Objek Pertunjukan kesenian tradisional
Deskripsi objek Merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan
Tari dan
Drama tanpa
dialog diangkat dari cerita
Ramayana
Status pengembangan
Sudah Berkembang Daya Tarik
Daya tarik utama Sendratari Ramayana Prambanan menggunakan sumber
cerita dari Serat Rama yaitu cerita Ramayana versi sastra jawa baru yang paling populer di kalangan masyarakat
Keragaman daya
tarik Adanya Panggung terbuka Candi Prambanan yang
sebelumnya dibuat pada pertama kali pementasan tahun 1961 masih berada di dalam kompleks Candi Prambanan
Aksesibilitas Terletak 23 km dari kota Sleman. Letak dipinggir jalan
provinsi serta adanya rambu-rambu petunjuk arah yang mencukupi memudahkan wisatawan untuk menemukan
lokasi wisata ini.
Sarana dan Prasarana Sudah terbangun
Aspek Pasar Internasional dan Nasional
Investasi PT. Taman Wisata Candi Prambanan dan Ratu Boko
Sumber: diolah dari hasil observasi dan dokumentasi
5.1.3.3. Daya Tarik Wisata Buatan
Daya tarik wisata buatan merupakan hasil inovasi dan kreasi dari manusia jaman sekarang yang mempunyai perbedaan dengan dan tidak ada di tempat lain.
Wisata buatan ini berserta kelokalan dan hanya ada di daerah itu. Wisata buatan yang ada di Kabupaten Sleman banyak ragamnya, tetapi yang menjadi destinasi utama yang
berupa monumen dan museum yaitu Monumen Jogja Kembali dan Museum Affandi. Sedangkan untuk yang wisata buatan bersifat pendidikan ada UGM dan UNY, dan
yang berbasis olah raga meliputi Golf Merapi dan Stadion Maguwoharjo.
1. Monumen Jogja Kembali
Monumen ini biasa disingkat menjadi Monjali oleh masyarakat Yogyakarta, dibangun pada 29 Juni 1985 yang ditandai dengan upacara tradisional penanaman
kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan
Kolonel Sugiarto, selaku Wali Kotamadya Yogyakarta dalam Peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal
29 Juni 1983. Dipilihnya nama Yogya Kembali dengan maksud sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu kota
Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Hal ini sebagai tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintahan Belanda.
Pembangunan monumen dengan bentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun dan diresmikan pembukaannya tanggal 6
Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto. Monumen setinggi kurang lebih 31.8 m ini terletak di Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman. Bentuk kerucutnya melambangkan bentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang pra-
sejarah. Pemilihan lokasi Monumen Yogya Kembali juga memiliki alasan berlatarkan
budaya Yogya, yaitu monumen terletak pada sumbu atau poros imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan pantai Parang
Tritis. Sumbu imajiner ini sering disebut dengan Poros Makrokosmos atau Sumbu Besar Kehidupan. Titik imajinernya sendiri bisa anda lihat pada lantai 3 ditempat
berdirinya tiang bendera. Selengkapnya mengenai profil dari menumen ini dapat dicermati pada gambar berikut :
Tabel. 5.7. Monumen Jogja Kembali
INFORMASI UMUM
Nama Objek Monumen Jogja Kembali
Lokasi Dusun Jongkang, Desa sariharjo, Ngaglik, Sleman
Jenis Objek Monumen dan Museum
Deskripsi objek Bangunan Monumen dikelilingi oleh plaza tempat upacara,
kolam, taman bermain anak-anak serta halamannya ditanami dengan tumbuh-tumbuhan langka.
Status
pengembangan Sudah Berkembang
Daya Tarik Daya tarik utama
Rekaman perjuangan kemerdekaan Indonesia 1945-1950. diwujudkan dalam berbagai foto-foto, senjata, diorama dan
benda-benda lain.
Keragaman daya
tarik Di dalamnya terdapat diorama dan di luar menumen terdapat
hiburan anak-anak.
Potensi Sosial
Budaya Di halaman monumen sering diadakan pentas budaya dan
menyerap tenaga kerja yang berjualan souvenir, makanan, oleh-oleh, dan sebaginya.
Aksesibilitas Terletak 3 km ke arah utara dari pusat kota Yogyakarta.
Mudah di jangkau dan tersedia rambu-rambu penunjuk arah yang memadai serta berada pada jalur wisata Bandara
Adisucipto-Prambanan-Borobudur.
Sarana dan Prasarana Saat ini sudah mencukupi
Aspek Pasar Internasional dan Nasional
Investasi Pengelola museum
Sumber : diolah dari hasil observasi dan dokumentasi