Landasan Teori Analisis Sistem Agribisnis Kedelai (Glycine max (L.) Merill) (Studi Kasus Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang)

Berdasarkan Tabel 2.2 di atas dapat diketahui besar impor kedelai di Indonesia tahun 2015. Dimana impor kedelai tersebut mengalami perubahan di setiap bulannya. Jumlah impor kedelai terbesar tahun 2015 terdapat pada bulan Juni dengan jumlah US 292.488.856. Persentase perubahan impor kedelai setiap bulannya sekitar 4. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan impor yang cukup besar pada periode Januari – Agustus 2015 di Indonesia.

2.4. Landasan Teori

Sektor masukan menyediakan pembekalan kepada para pengusaha tani untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Termasuk ke dalam masukan ini adalah bibit, makanan ternak, pupuk, bahan kimia, mesin pertanian, bahan bakar dan banyak pembekalan lainnya Downey dan Steven, 2011. Tersedianya sarana atau faktor produksi input belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi. Namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga, sarana produksi dapat ditekan tetapi harga jual tinggi maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi Soekartawi, 1987. Universitas Sumatera Utara Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor – faktor produksi dan bahan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang – barang yang diproduksikan perusahaan tersebut Sukirno, 2008. Penggunaan konsep biaya relevan untuk pengambilan keputusan penentuan tingkat output dan harga secara tepat membutuhkan suatu pemahaman mengenai hubungan antara biaya dengan output dari suatu perusahaan. Atau dengan kata lain fungsi biaya tergantung pada fungsi produksi dari perusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input – input yang digunakan perusahaan tersebut Tasman dan Havidz, 2014. Biaya usahatani merupakan biaya total yang harus dikeluarkan untuk berjalannya kegiatan usahatani yang meliputi biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh proses produksi di tingkat usahatani. Biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama meskipun kapasitas produksi tidak digunakan maksimal. Biaya tetap pada usahatani meliputi biaya investasi sewa lahan dan penyusutan peralatan usahatani. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya fluktuatif mengikuti kegiatan proses produksi, biaya ini meliputi biaya pembelian bibit atau benih, pupuk, obat, dan tenaga kerja dalam kegiatan produksi usahatani Ariadi dan Rahayu, 2011. Menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu: i jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya, dan ii jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor Universitas Sumatera Utara produksi dapat mengalami perubahan. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan di antara keduanya adalah maksimum. Namun tidaklah berarti bahwa setiap perusahaan akan selalu mendapat untung dalam kegiatannya. Berikut adalah kurva keuntungan normal pada suatu perusahaan Sukirno, 2008. Gambar 2.2. Kurva Keuntungan Normal Gambar 2.3. Kurva Keuntungan Lebih Normal dan Keuntungan Normal Q o Universitas Sumatera Utara Keterangan : P = Price harga Q = Quantity jumlah produksi MC = Marginal Cost biaya marjinal AC = Average Coat biaya rata rata AVC = Average Variable Cost biaya variabel rata-rata MR = Marginal Revenue hasil penjualan marjinal AR = Average Revenue hasil penjualan rata-rata d = harga keseimbangan Pada gambar di atas terlihat bahwa perusahaan akan mendapatkan keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan pada daerah P o EAP 1 . Keadaan tersebut diperoleh apabila harga barang lebih tinggi daripada biaya rata-rata AC yang paling minimum. Jadi, perusahaan mendapatkan keuntungan di atas normal saat harga setinggi P dengan jumlah barang yang dihasilkan sejumlah Q . Kurva di atas juga menggambarkan keadaan dimana perusahaan mendapat keuntungan biasa atau keuntungan normal. Suatu perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan normal apabila hasil penjualan totalnya adalah sama dengan biaya total. Perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan normal apabila harga adalah P 1 . Pada harga ini MC dipotong oleh MR 1 pada titik E 1 , dan titik E tersebut adalah titik singgung garis d 1 =AR=MR 1 dengan kurva AC. Dimana pada kurva tersebut terjadi AC minimum. Karena AC=AR biaya total rata-rata = hasil penjualan rata–rata maka biaya total sama dengan hasil penjualan total. Universitas Sumatera Utara Harga berpengaruh terhadap besar kecilnya revenue pendapatan dan gross margin margin kasar. Gross margin adalah harga jual dikurangi dengan cost biaya untuk membuat atau mengadakan barang tersebut. Jika ditinjau dari segi akuntansi, harga berpengaruh pada income statement laporan rugi laba yaitu sebagai komponen dari revenuesales pendapatanpenjualan Yunarto, 2006. Menurut Daly 1958 dan diterangkan lebih lanjut oleh Friedman 1962 dalam Sihombing 2010 menyatakan bahwa margin merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima oleh petani. Menurut Sihombing 2010 marketing margin adalah perbedaan harga yang diterima oleh produsen petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Marketing margin terdiri dari berbagai macam ongkos dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, Jadi marketing margin itu terdiri dari berbagai margin seperti retail margin, yaitu selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang dibayarkan oleh pengecer, profit margin, besarnya keuntunganbalas jasa yang diterima oleh setiap middleman atau lembaga tata niaga dan lain-lain. Perhitungan analisis marjin pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga per satuan di tingkat petani atau tingkat konsumen atau pada tiap rantai pemasaran. Secara sistematis dapat dihitung sebagai berikut: Keterangan: MP = Marjin Pemasaran Pr = Harga di tingkat pengecer Pf = Harga di tingkat produsen petani �� = � � − � � Universitas Sumatera Utara Share petani produsen Sf masing – masing lembaga perantara menggunakan model: Keterangan: Sf = Share produsen

2.5. Penelitian Terdahulu