Sumbertani. Para agen tersebut juga menjual kedelai ke pedagang-pedagang tahu besar yang ada di Lubuk Pakam serta Medan. Adapun karakteristik agen dalam
penelitian ini terdiri atas umur, lama pendidikan, lama pengalaman dan jumlah tanggungan.
Tabel 4.14 Karakteristik Agen Kedelai No
Uraian Satuan
Rentang Rata-rata
1 Umur
Tahun 37 – 62
51.4 2
Pendidikan Tahun
6 – 12 9.0
3 Pengalaman
Tahun 15 – 35
22.0 4
Volume Pembelian KgBulan
50 000 – 200 000 130 000.0
Sumber: Lampiran 1, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata umur agen adalah 51 tahun dengan rata-rata lama pendidikan selama 9 tahun. Para agen tersebut
memiliki rata-rata pengalaman selama 22 tahun, dan rata-rata volume pembelian dalam satu bulan sebanyak 130.000 kg atau sebanyak 130 ton.
b. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli kedelai dari peetani langsung atau melalui pedagang besar. Penyebaran pedagang pengecer di Desa Sumberejo
tersebar di beberapa pasar dan mereka juga menjualnya kepada pedagang pengecer di Lubuk Pakam dan Medan. Pedagang pengecer kemudian menjualnya
langsung kepada konsumen dengan menjajakan langsung kedelai di pasar. Adapun harga jual kedelai oleh pedagang pengecer sebesar Rp 8.000,-kg dan
Rp 9.000,-kg.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Karakteristik Pedagang Pengecer Kedelai No
Uraian Satuan
Rentang Rata-rata
1 Umur
Tahun 27 – 56
50.0 2
Pendidikan Tahun
9 – 12 10.8
3 Pengalaman
Tahun 3 – 12
7.6 4
Volume Pembelian KgBulan
80 – 120 100.0
Sumber: Lampiran 1, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata umur pedagang pengecer di Desa Sumberejo adalah 50 tahun, dengan rata-rata lama pendidikan
selama 10,8 atau 11 tahun. Rata-rata pengalaman pedagang pengecer kedelai selama 7,6 atau 8 tahun dengan volume pembelian kedelai setiap bulannya sebesar
100 kg.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Ketersediaan Input Produksi Kedelai
Ketersediaan input produksi kedelai meliputi ketersediaan input dan penggunaan input produksi kedelai yang meliputi lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida,
serta alat dan mesin pertanian. Ketersediaan input produksi kedelai merupakan input yang dibutuhkan dalam usahatani kedelai dan tersedia di daerah penelitian.
Ketersediaan input dilihat dari input yang tersedia dan input yang dibutuhkan untuk usahatani kedelai. Penggunaan input kedelai dilihat dari jumlah input yang
digunakan dan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan input tersebut.
5.1.1 Ketersediaan Input
Ketersediaan input produksi kedelai di daerah penelitian yaitu di Desa Sumberejo secara tidak langsung ikut mempengaruhi tingkat optimasi penggunaan input
produksi kedelai itu sendiri. Input produksi yang dimaksud dalam hal ini adalah lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian. Secara
keseluruhan, input produksi cukup tersedia di daerah penelitian sehingga hal ini cukup memudahkan petani dalam menjalankan usahataninya. Kebanyakan petani
memperoleh input produksi dari petani dan kios-kios pertanian yang ada di daerah sekitar Desa Sumberejo maupun di Desa Sumberejo itu sendiri.
Input produksi tersebut dapat diperoleh dengan mudah kecuali bibit. Untuk bibit petani memperolehnya dari petani lain baik yang berada di desa yang sama
maupun petani dari desa lain. Petani lebih memilih untuk membeli bibit dari petani disebabkan oleh harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga di
Universitas Sumatera Utara
pasar, serta kualitas bibit kedelai dari petani juga lebih baik dibandingkan dengan bibit yang ada di pasar. Input produksi seperti pupuk, pestisida dan alat-alat
pertanian dibeli dari pasar maupun kios pertanian yang letaknya tidak jauh dari daerah penelitian.
Ketersediaan input pada dasarnya dapat diketahui dengan melihat input yang tersedia di daerah produksi dengan input yang dibutuhkan untuk proses produksi
tersebut. Apabila kebutuhan input produksi dapat dipenuhi atau tidak dapat dipenuhi sesuai dengan input yang tersedia di daerah produksi maka dapat
diketahui ketersediaan input tersebut.
a. Lahan