Menurut penelitian Maya Anggraini Sumantri 2015 yang berjudul Analisis Tataniaga Kepiting di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten
Langkat. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran kepiting dengan masing-masing lembaga tataniaga pada setiap seluran
melakukan fungsi pemasaran yang berbeda. Marjin pemasaran pada saluran I sebesar Rp 16.133,-kg dan pada saluran II sebesar Rp Rp 17.133,-kg dan saluran
III sebesar Rp 0,-kg. Berdasarkan lima metode efisiensi pemasaran diketahui bahwa saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran III kemudian saluran
I, dan saluran II. Saluran tataniaga kepiting di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat tergolong efisien dengan rata-rata share produsen
di atas 80. Menurut penelitian Muammar Patta Tammu 2012 yang berjudul Penerapan
Sistem Agribisnis Kedelai sebagai Komoditi Andalan dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani di Desa Sambueja, Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.
Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agribisnis kedelai di Desa Sambuja yang meliputi subsistem hulu yaitu penyediaan sarana produksi dan
modal usahatani, subsistem produksi, dan subsistem hilir yaitu pemasaran kedelai serta kelembagaan penunjang sudah menerapkan sistem agribisnis. Selain itu
usahatani kedelai juga dapat memberikan keuntungan yang signifikan yang ditunjukkan oleh
Π = TR – TC, yaitu TR sebesar Rp 19.410.214,- dan TC sebesar
Rp 10.107.500,-, maka diperoleh Π sebesar Rp Rp 9.303.214,- per tahun.
2.6. Kerangka Pemikiran
Sistem agribisnis meliputi semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh usaha tani.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem agribisnis terdapat proses-proses yang dilakukan oleh para pelaku agribisnis yaitu produsen, middleman, lembaga pemasaran, lembaga pendukung
kegiatan usaha tani dan konsumen. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan agar pendistribusian produk usaha tani dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat
memaksimalkan pendapatan petani. Sistem agribisnis kedelai pada dasarnya terdiri atas subsistem pra produksi,
subsistem produksi dan subsistem post produksi. Subsistem pra produksi terdiri atas pengadaan input kedelai mulai dari benih, pupuk, pestisida. Subsistem
produksi melputi kegiatan produksi atau pemeliharaan kedelai sampai pada panen kedelai. Sedangkan subsistem post produksi merupakan subsistem akhir yang
meliputi kegiatan pasca panen pada kedelai. Selain itu terdapat subsistem penunjang, dimana meliputi lembaga maupun badan yang mendukung sistem
agribisnis kedelai, contohnya koperasi. Seluruh subsistem agribisnis tersebut harus saling berkaitan satu sama lain,
apabila ada satu subsistem saja yang tidak berjalan dengan baik maka dapat mempengaruhi subsistem yang lainnya. Oleh karena itu subsistem agribisnis
kedelai dapat berjalan dengan baik apabila seluruh subsistemnya berjalan dengan baik dan selaras. Karena berjalannya sistem agribisnis kedelai sangat
mempengaruhi ketersediaan kedelai di suatu daerah. Dalam konsep sistem agribisnis terdapat keterkaitan antar subsistem agribisnis
tersebut. Dimana keterkaitan tersebut meliputi pengadaan dan peningkatan sarana produksi berupa input produksi, dan kaitan peningkatan kegiatan pasca panen
yang terdiri dari pengolahan dan pemasaran produk pertanian dan olahannya.
Universitas Sumatera Utara
Melalui sistem agribisnis diharapkan dapat menghasilkan output kedelai yang baik dan tinggi, atau dengan kata lain produktivitas yang tinggi. Untuk mencapai
produktivitas yang tinggi tersebut diperlukan teknologi yang mendukung dalam agribisnis kedelai, yaitu teknologi panen maupun pasca panen kedelai. Teknologi
tersebut dapat berupa penggunaan mesin dalam panen maupun pasca panen, atau penerapan cara – cara produksi yang baik dalam agribisnis kedelai. Dengan begitu
produktivitas kedelai yang tinggi diharapkan dapat tercapai. Adapun output yang dihasilkan adalah kacang kedelai, dimana dalam sistem
agribisnis kedelai diharapakan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi dan harga yang berlaku di pasaran. Sehingga melalui produksi kedelai diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan petani sebagai produsen, dan terbentuk saluran pemasaran yang menguntungkan bagi setiap lembaga pemasaran kedelai. Namun
yang terjadi saat ini di pasar bahwa harga jual kedelai di pasar tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan, dimana biaya produksi tinggi namun harga jual
kedelai rendah. Kedelai yang dihasilkan disalurkan melalui saluran pemasaran. Saluran pemasaran
tersebut terdiri dari lembaga pemasaran dan middleman sehingga kacang kedelai dapat didistribusikan dengan baik. Kacang kedelai yang dihasilkan tersebut juga
memiliki harga tertentu di pasaran. Harga jual kedelai mempengaruhi besarnya pendapatan petani dan marjin pemasaran. Dimana tinggi rendahnya harga jual
kedelai mempengaruhi pendapatan petani kedelai itu sendiri atas biaya produksi kedelai.
Universitas Sumatera Utara
Setelah dilakukan pengumpulan data sumberdaya di setiap subsistem agribisnis kedelai di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang
dapat diidentifikasi kondisi dari setiap subsistem agribisnis kedelai. Keadaan tersebut mulai dari subsistem pra produksi, subsistem produksi, subsistem post
produksi dan keefektifan lembaga pendukung sebagai subsistem penunjang. Untuk melihat ketersediaan input dan produksi di daerah penelitian menggunakan
metode deskriptif, untuk melihat marjin pemasaran kedelai dapat menggunakan analisis share marjin. Dimana metodologi yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Universitas Sumatera Utara
Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut:
Keterangan: : Menyatakan pengaruh
: Menyatakan hubungan : Menyatakan keterkaitan
Gambar 2.4. Skema Kerangka Pemikiran
Teknologi
Lembaga Pendukung Koperasi Unit Desa
Harga Subsistem
Pra Produksi
Subsistem Produksi
Subsistem Post
Produksi Output
Manajemen
Pemasaran
Universitas Sumatera Utara
2.7. Hipotesis Penelitian