Lahan Tenaga Kerja Analisis Sistem Agribisnis Kedelai (Glycine max (L.) Merill) (Studi Kasus Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang)

pasar, serta kualitas bibit kedelai dari petani juga lebih baik dibandingkan dengan bibit yang ada di pasar. Input produksi seperti pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian dibeli dari pasar maupun kios pertanian yang letaknya tidak jauh dari daerah penelitian. Ketersediaan input pada dasarnya dapat diketahui dengan melihat input yang tersedia di daerah produksi dengan input yang dibutuhkan untuk proses produksi tersebut. Apabila kebutuhan input produksi dapat dipenuhi atau tidak dapat dipenuhi sesuai dengan input yang tersedia di daerah produksi maka dapat diketahui ketersediaan input tersebut.

a. Lahan

Luas lahan seluruhnya yang ada di Desa Sumberejo sebesar 415 Ha, dimana sebesar 339 Ha 81,68 digunakan untuk lahan usahatani tanaman musiman yaitu padi dan kedelai. Luas lahan sebesar 34 Ha 8,20 digunakan sebagai ladang atau lahan kering, sebesar39 Ha 9,40 digunakan sebagai pemukiman dan sebesar 3 Ha digunakan sebagai lahan untuk bangunan mesjid, gereja, sekolah dan lainnya. Adapun distribusi lahan yang ada di Desa Sumberejo dapat digambarkan pada Gambar 5.1 berikut: Gambar 5.1 Distribusi Lahan di Desa Sumberejo 81,68 8,20 9,40 0,72 Tanaman Musiman Ladang Pemukiman Lainnya Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 5.1 tersebut dapat diketahui bahwa luas lahan untuk usahatani kedelai sebesar 339 Ha dengan jumlah seluruh petani yang ada di Desa Sumberejo sebesar 854 jiwa. Sehingga rata-rata luas lahan yang tersedia sebesar 0.39 Ha. Adapun penggunaan luas lahan yang dibutuhkan oleh petani sampel yang ada di Desa Sumberejo adalah sebesar 43,16 Ha dengan rata-rata penggunaan luas lahan sebesar 0,48 Ha per petani Lampiran 3. Keadaan lahan yang ada di Desa Sumberejo juga mendukung untuk usahatani kedelai. Dimana jenis tanah yang anda adalah jenis latosol dan andosol dengan ketinggian 15 mdpl sehingga kedelai dapat tumbuh dengan baik. Maka dapat disimpulkan ketersediaan lahan yang ada di Desa Sumberejo bersifat tersedia.

b. Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja di Desa Sumberejo dapat diketahui dengan mengetahui jumlah tenaga kerja yang tersedia yaitu masyarakat pada usia produktif yang berprofesi sebagai petani dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada produksi kedelai. Adapun tenaga kerja yang tersedia dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam produksi kedelai antara lain sebagai berikut: Tabel 5.1 Tenaga Kerja yang Tersedia dan Dibutuhkan dalam Produksi Kedelai di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 Tenaga Kerja Tersedia HKP Tenaga Kerja Dibutuhkan HKP 9 100,44 108.37 Sumber: Programa Pembangunan Pertanian Penyuluh Pertanian Desa Sumberejo Tahun 2015 dan Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 5.1 tersebut dapat diketahui bahwa tenaga kerja yang tersedia daerah penelitian yaitu di Desa Sumberejo lebih banyak dari tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani kedelai per hektarnya. Tenaga kerja usahatani kedelai Universitas Sumatera Utara seluruhnya berasal dari Desa Sumberejo, atau dengan kata lain tidak ada supply tenaga kerja dari daerah lain. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tenaga kerja di Desa Sumberejo adalah tersedia. Pada umumnya sistem tenaga kerja yang digunakan dalam produksi kedelai adalah sistem borongan. Dimana untuk satu pekerjaan terdiri dari beberapa orang dengan sistem upah sesuai dengan luas lahan yang dikerjakan. Pekerjaan tersebut terdiri atas pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyemprotan hama dan penyakit, panen serta pasca panen. c. Bibit Ketersediaan bibit kedelai di desa ini masih sulit tersedia bahkan pada saat musim tanam kedelai, oleh karena itu petani harus mencari informasi dari petani-petani lain yang dapat menyediakan bibit. Akibat sulitnya petani dalam memperoleh bibit kedelai, harga bibit menjadi mahal. Biasanya petani membeli bibit kedelai dengan jenis bibit Anjasmoro dibeli petani dengan harga Rp 15.000,-kg sampai Rp 20.000,-kg dengan rata-rata harga bibit sebesar Rp 15.820,-kg. Namun ada juga petani yang membeli bibit kedelai dari kios pertanian, namun kualitas bibitnya tidak sebaik bibit yang diperoleh dari petani. Jumlah dan biaya bibit rata-rata dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Sumber dan Cara Memperoleh Input Bibit Kedelai di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 Nomor Sampel Sumber Cara Memperoleh Petani Kios Pertanian Mudah Sulit 1 √ √ 2 √ √ √ 3 √ √ 4 √ √ √ 5 √ √ 6 √ √ 7 √ √ √ 8 √ √ √ 9 √ √ 10 √ √ 11 √ √ 12 √ √ √ 13 √ √ 14 √ √ 15 √ √ √ 16 √ √ √ 17 √ √ 18 √ √ √ 19 √ √ 20 √ √ 21 √ √ 22 √ √ 23 √ √ 24 √ √ 25 √ √ 26 √ √ 27 √ √ √ 28 √ √ 29 √ √ 30 √ √ 31 √ √ 32 √ √ √ 33 √ √ √ 34 √ √ 35 √ √ √ 36 √ √ √ 37 √ √ √ 38 √ √ 39 √ √ 40 √ √ 41 √ √ 42 √ √ √ Universitas Sumatera Utara Nomor Sampel Sumber Cara Memperoleh Petani Kios Pertanian Mudah Sulit 43 √ √ √ 44 √ √ √ 45 √ √ 46 √ √ 47 √ √ 48 √ √ 49 √ √ 50 √ √ √ 51 √ √ 52 √ √ 53 54 √ √ √ √ 55 √ √ 56 √ √ √ 57 √ √ √ 58 √ √ 59 √ √ 60 √ √ 61 √ √ 62 √ √ 63 √ √ 64 √ √ 65 √ √ 66 √ √ 67 √ √ √ 68 √ √ 69 √ √ 70 √ √ 71 √ √ √ 72 √ √ 73 √ √ 74 √ √ 75 √ √ √ 76 √ √ √ 77 √ √ 78 √ √ 79 √ √ 80 √ √ 81 √ √ 82 √ √ √ 83 √ √ 84 √ √ Lanjutan Tabel 5.2 Sumber dan Cara Memperoleh Input Bibit Kedelai di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 Universitas Sumatera Utara Sumber: Lampiran 7, 2016 Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa seluruh petani kedelai di Desa Sumberejo memperoleh bibit kedelai dari petani. Selain itu ada juga petani yang membeli bibit dari kios pertanian yang ada di desa dan sebagian petani membeli bibit dari kios pertanian. Untuk perolehan bibit kedelai itu sendiri banyak petani yang menyatakan mudah dan sulit dalam memperoleh bibit tersebut. Bibit dikatakan mudah diperoleh artinya saat petani membeli bibit, bibit sudah tersedia baik di kios pertanian maupun petani tanpa harus menunggu untuk beberapa waktu. Bibit dikatakan sulit diperoleh dimana para petani harus mencari informasi mengenai ketersediaan bibit ke petani lain yang ada di desa Sumberejo maupun desa lain seperti Desa Sukamandi Hulu maupun dari kios pertanian, sehingga membutuhkan waktu tertentu untuk perolehan bibit. Sebagian besar petani sampel di daerah penelitian menyatakan sulit dalam memperoleh bibit. Bibit kedelai tersebut tersedia hanya pada saat musim tanam kedelai, namun harganya mahal dan selisih harga bibit juga jauh dibandingkan dengan harga jual kedelai. Rata-rata harga bibit kedelai sebesar Rp 15.820,-kg dan rata-rata harga jual kedelai adalahRp 5.213,-kg. Oleh karena itu petani mengharapkan agar bibit Nomor Sampel Sumber Cara Memperoleh Petani Kios Pertanian Mudah Sulit 85 √ √ 86 √ √ 87 √ √ 88 √ √ √ 89 √ Persentase 100 28.09

37.08 63.92