d. Kepada Peneliti Selanjutnya
1. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai
penggunaan lahan kedelai secara optimal dengan tujuan agar bibit kedelai dapat tersedia dengan harga yang sesuai dengan harga yang diharapkan petani,
yaitu dengan harga bibit dapat lebih rendah dibandingkan dengan harga jual kedelai.
2. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat lebih memperhatikan mengenai
keterkaitan antar subsistem agribisnis kedelai agar kebijakan pemerintah seperti kebijakan harga yang dapat membantu petani dalam meningkatkan
pendapatannya dari usahatani kedelai.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Agribisnis
Agribisnis adalah pertanian yang organisasi dan menajemennya secara rasional dirancang untuk mendapatkan nilai tambah komersiil yang maksimal dengan
menghasilkan barang dan jasa yang diminta pasar. Dalam agribisnis proses transformasi tanaman, ternak dan ikan tetapi juga pra usaha tani, pasca panen,
pengolahan dan tata niaga yang secara struktural diperlukan untuk memperkuat posisi adu tawar burgaining dalam berinteraksi dengan mitra transaksi di
pasar Hanafie, 2010. Agribisnis merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan
mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani kepada pemakai akhir. Studi agribisnis mencakup pemahaman atas konsep–konsep perekonomian dan
keterampilan perorangan yang dibutuhkan oleh karyawan agar berhasil dalam sektor ini. Agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sektor yang saling tergantung
secara ekonomis, yaitu sektor masukan input, produksi farm, dan sektor keluaran output. Agribisnis meliputi seluruh sektor masukan, usahatani, produk
yang memasok bahan masukan usahatani, terlibat dalam produksi, dan pada akhirnya menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan
penjualan eceran produk kepada konsumen akhir Downey dan Steven, 2009. Pengembangan sistem agribisnis mengharuskan adanya sinkronisasi dan sinergi
antar subsistem. Padahal masing–masing subsistem membutuhkan dukungan keunggulan komparatif dan kompetitif yang mungkin berada di daerah yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda–beda. Masing–masing subsistem perlu mempertimbangkan kelayakan usahanya dari aspek finansial, pasar dan ekonomi. Idealnya diperlukan kerja sama
antar subsistem dengan satu jejaring networking yang
kuat Ariadi dan Rahayu, 2011. Soeharjo 1991 memberikan arti yang lebih luas mengenai agribisnis, yaitu juga
melibatkan unsur – unsur pendukung antara lain infrastruktur dan kebijakan pemerintah. Secara skematis konsep agribisnis dapat ditunjukkan dalam Gambar
2.1 berikut:
Gambar 2.1. Konsep Agribisnis
Adapun masing – masing subsistem dalam sistem agribisnis adalah sebagai berikut:
2.1.1. Subsistem Masukan Input
Subsistem masukan input produksi meliputi sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari lahan, bibit, makanan ternak, pupuk, obat pemberantas hama dan
penyakit, modal, bahan bakar, alat–alat, mesin dan peralatan produksi pertanian. Subsistem ini penting, mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur guna
mewujudkan kesuksesan dalam agribisnis Munanto, 2014. Subsistem
Pengadaan Sarana
Produksi Subsistem
Pemasaran Subsistem
Pengolahan Agroindustri
Subsistem Produksi
Usahatani
Pendukung -
Sarana dan Prasarana Fisik -
Penelitian dan Pengembangan -
Kebijakan Pemerintah -
Koperasi, Bank, dll.
Universitas Sumatera Utara
a. Lahan
Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per satuan luasya. Lokasi lahan usahatani
menentukan kelancaran pemasaran, dimana lokasi yang jauh dari sarana dan prasarana transportasi dapat memperburuk usahatani tersebut dari aspek ekonomi.
Keberadaan fasilitas-fasilitas lain berupa pengairan dan drainase sangat membantu dalam pertumbuhan tanaman sehingga meningkatkan produksi Suratiyah, 2015.
b. Tenaga Kerja
Menurut penelitian Arifin dan Sahrawi 2015 tentang usahatani kedelai varietas wilis di Desa Klompang Barat Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan bahwa
tenaga kerja yang diperlukan dalam usahatani kedelai adalah tenaga kerja pada pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan I dan II, serta
penyemprotan. Dimana jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk 1 Ha lahan sebanyak 128 HKO.
c. Bibit
Bibit diperlukan sesuai dengan kebutuhan produksi kedelai itu sendiri. Pada umumnya penggunaan bibit sebanyak 2 kg 0,04 Ha atau 50 kg per Ha. Bibit
diberikan dengan cara dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan pada lahan sesuai dengan jarak tanamnya masing-masing.
d. Pupuk
Tanaman kedelai yang berumur 20-30 hari setelah tanam hst perlu dilakukan pemupukan susulan dengan pupuk Nitrogen setengah dosis dari sisa pemupukan
dasar, yaitu berupa Urea 50kgHa, terutama pada tanah yang kurang subur.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan tanaman kedelai yang pertumbuhannya subur tidak mutlak diberikan pupuk susulan, karena hanya akan merangsang pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan, sehingga produksi polong atau biji menurun. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kedelai dapat dipacu dengan
penggunaan Zat Pengatur Tumbuh ZPT dan Pupuk Pelengkap Cair PPC. Jenis ZPT yang dianjurkan adalah Atonik 6,5 L Dharmasari 5 EC, Ethrel 40 PGR, dan
Hobsanol. Jenis atau macam PPC yang dianjurkan di antaranya adalah Sitozim, Fospo-N, Supermikro, Tress, Indasin, Gandasil DB, Gemari, Ika, Metalik,
Mikromel Zn dan Mkroplus Rukmana dan Yuyun, 1996. e.
Pestisida Menurut penelitian Arifin dan Sahrawi 2015 tentang usahatani kedelai varietas
wilis di Desa Klompang Barat Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan bahwa hama yang menyerang tanaman kedelai adalah ulat, belalang dan kutu loncat
kutu-kutuan. Maka jenis pestisida yang digunakan adalan Kanon, Dursban dan Buldog untuk menanggulangi ulat, belalang dan kutu loncat kutu-kutuan.
f. Alat dan Mesin Pertanian
Alat dan mesin pertanian yang biasa digunakan petani kedelai adalah cangkul, sabit dan handsprayer. Selain itu seiring dengan kemajuan teknologi terdapat
mesin yang dapat lebih memudahkan petani dalam kegiatan produksi kedelai seperti transplanter sebagai alat penanam bibit dan manure spreader sebagai alat
penebar pupuk organik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Subsistem Produksi
Subsistem pusat dalam agribisnis adalah subsistem produksi usahatani. Apabila Suukuran tingkat keluaran, dan efisiensi subsistem ini bertambah, subsistem lain
juga akan ikut bertambah. Baik buruknya subsistem ini akan berdampak langsung terhadap
situasi keuangan
subsistem input
dan subsistem
keluaran agribisnis Downey dan Steven, 2009.
Adapun produksi kedelai dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemilihan Varietas