Teknologi Panen dan Pasca Panen Kedelai

kurva kemungkinan biaya produksi kedelai di Desa Sumberejo dapat digambarkan pada Gambar 5.2 berikut: Gambar 5.2. Kurva Kemungkinan Biaya Produksi Kedelai Berdasarkan Gambar 5.2 di atas dapat diketahui perubahan pada nilai AFC, AVC, AC dan MC per petani. Dimana nilai MC pada beberapa sampel bernilai negatif sesuai dengan perubahan total biaya dengan total jumlah produksi kedelai per petani.

5.3 Teknologi Panen dan Pasca Panen Kedelai

Teknologi panen dan pasca panen kedelai pada umumnya merupakan alat-alat maupun mesin yang digunakan para petani kedelai untuk memanen kedelai. Alat- alat tersebut digunakan dengan tujuan untuk memudahkan proses pemanenan hingga ke pasca panen. Mulai dari penyabitan kedelai sampai ke perontokan kedelai hingga kedelai siap untuk dijual. -10000,00 -5000,00 0,00 5000,00 10000,00 15000,00 20000,00 25000,00 30000,00 130 180 240 250 350 275 290 330 480 496 600 650 550 750 840 975 1050 1400 1400 1440 2000 2600 2880 AFC AVC AC MC AFC, AVC, AC, MC Universitas Sumatera Utara

5.3.1 Teknologi Panen

Teknologi panen merupakan teknologi berupa alat maupun mesin yang digunakan para petani untuk memanen kedelai. Para petani kedelai di Desa Sumberejo pada umumnya masih menggunakan alat dan cara sederhana dalam pemanenan kedelai. Mereka hanya menggunakan sabit untuk mengambil dan memotong kedelai agar penyabitan tersebut secara teknis dilakukan dengan baik dan sederhana oleh para petani maupun dengan memperkerjakan orang lain. Penyabitan dilakukan oleh beberapa orang sesuai dengan luas lahan dan kebutuhan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa teknologi panen di Desa Sumberejo masih tergolong sederhana. Oleh karena itu para petani sangat mengharapkan adanya teknologi berupa alat maupun mesin yang dapat membantu petani dalam pemanenan kedelai sehingga petani dapat mengefisienkan biaya pemanenan kedelai tersebut.

5.3.2 Teknologi Pasca Panen

Teknologi pasca panen merupakan teknologi berupa alat maupun mesin yang digunakan untuk kegiatan pasca panen kedelai. Kegiatan pasca panen kedelai itu sendiri terdiri atas penjemuran dan pembalikan serta perontokan kedelai. Setelah kedelai dipanen, kedelai dijemur dan dibalik. Proses penjemuran dan pembalikan kedelai tidak membutuhkan alat maupun mesin khusus. Para petani hanya menjemur kedelai tersebut dengan menggunakan tenda sebagai alasnya. Setelah 2 hari kedelai dibalik. Kegiatan penjemuran dan pembalikan pada umumnya dilakukan dengan memperkerjakan orang lain, sedikit para petani yang melakukan penjemuran dan pembalikan sendiri. Setelah kedelai kering, dilakukan perontokan kedelai dengan menggunakan mesin treser. Mesin treser tersebut merupakan milik bersama di Desa Sumberejo dengan Universitas Sumatera Utara memperkerjakan beberapa orang khusus. Seluruh petani kedelai di Desa Sumberejo melakukan perontokan dengan menggunakan jasa orang lain. Para petani merasa masih mengalami kekurangan teknologi pasca panen seperti mesin treser tersebut, dikarenakan jumlahnya yang masih terbatas. Oleh karena itu petani juga mengharapkan adanya mesin treser tambahan dari pemerintah dan adanya teknologi berupa alat maupun mesin yang dapat membantu petani dalam kegiatan pasca panen kedelai.

5.4 Saluran Pemasaran Kedelai