Hal ini berarti bahwa saluran II merupakan saluran yang lebih efisien dibandingkan dengan saluran I. Pada saluran II terlihat bahwa share produsen
sebesar 74,47, ini menunjukkan bahwa persentase harga yang dibayarkan oleh konsumen ke produsen pada saluran II lebih besar daripada saluran I.
4. Marketing Efficiency Index Method
Pada metode Marketing Efficiency Index Method efisiensi diperoleh dari penambahan satu dengan perbandingan antara marjin pemasaran dengan biaya
pemasaran. Nilai efisiensi yang tinggi menunjukkan saluran pemasaran yang efisien.
Tabel 5.26 Efisiensi Saluran Pemasaran dengan Marketing Efficiency Index Method
No Uraian
Saluran I Saluran II
1. Marjin Pemasaran
2854 2655
2. Biaya Pemasaran
1853 853
3. Efisiensi
2.54 4.11
Sumber: Lampiran 34 dan 36, 2016
Berdasarkan Tabel 5.26 di atas dapat diketahui bahwa nilai efisiensi saluran I merupakan saluran yang terendah sebesar 2,54 dan saluran II merupakan saluran
dengan nilai efisien tertinggi sebesar 4,11. Maka menurut metode Marketing Efficiency Index Method saluran II merupakan saluran yang paling efisien.
5.5. Lembaga Pendukung dalam Sistem Agribisnis Kedelai
Lembaga pendukung sistem agribisnis kedelai juga merupakan subsistem penunjang mulai dari penyediaan input hingga pemasaran. Lembaga pendukung
sangat penting dalam kegiatan agribisnis kedelai. Lembaga-lembaga pendukung sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya hubungan dalam setiap
subsistem agribisnis. Beberapa lembaga pendukung yang menunjang sistem
Universitas Sumatera Utara
agribisnis kedelai di Desa Sumberejo adalah pemerintah dan lembaga penyuluhan pertanian.
Pemerintah memegang peranan penting dalam hal pengambil kebijakan dan penyedia sarana dan prasarana. Salah satu peranan pemerintah di Desa Sumberejo
adalah adanya bantuan berupa subsidi bibit yang dikenal dengan PUAP Program Usahatanu Agrobisnis Pedesaan pada tahun 2010. Bantuan tersebut disalurkan
melalui kelompok-kelompok tani yang ada di desa. Namun untuk beberapa tahun lalu hingga saat ini bantuan tersebut sudah tidak ada lagi sehingga harga bibit
meningkat dan ketersediaan bibit juga berkurang. Untuk sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian petani dapat memperolehnya di kios
pertanian yang ada di desa dan luar desa. Kios tersebut merupakan milik warga secara pribadi dan perorangan.
Penyuluh pertanian merupakan salah satu lembaga yang turut berperan dalam sistem agribisnis kedelai. Dalam hal ini penyuluh bertindak sebagai pendamping
sekaligus pembina dalam kegiatan usahatani dan berbagai program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah. Di Desa Sumberejo terdapat seorang Penyuluh
Pertanian dari Dinas Kabupaten Deli Serdang yang sering berkunjung ke desa setiap minggunya. Penyuluh tersebut melakukan kegiatan penyuluhan tentang
penerapan usahatani yang baik dan mendampingi petani secara berkelompok. Pada umumnya lembaga pendukung sistem agribisnis termasuk dalam lingkup
pendanaan maupun permodalan bagi para petani dalam menjalankan usahataninya. Petani sampel di Desa Sumberejo pada umumnya memiliki modal
sendiri untuk melakukan kegiatan usahatani kedelai dengan luas lahan masing-
Universitas Sumatera Utara
masing yang dimiliki petani tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belum ada lembaga pendukung yang menyediakan bantuan dana kepada para
petani di Desa Sumberejo. Para petani tersebut hanya menggunakan modal dan sarana produksi yang dimilikinya dalam melaksanakan usahatani kedelai.
Dengan demikian dapat disimpulkan belum terdapat lembaga pendukung yang merupakan subsistem penunjang kegiatan agribisnis kedelai di Desa Sumberejo.
Oleh karena itu para petani sangat mengharapkan adanya suatu lembaga yang dapat membantu petani tersebut dalam memperoduksi kedelai. Lembaga tersebut
dapat berupa koperasi yang dapat menyediakan bibit, pupuk dan pestisida dengan harga yang dapat dijangkau oleh para petani, sehingga dapat menghasilkan kedelai
yang baik dan berkualitas tinggi.
Universitas Sumatera Utara
114
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan