Kesimpulan Analisis Sistem Agribisnis Kedelai (Glycine max (L.) Merill) (Studi Kasus Desa Sumberejo, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang)

114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Ketersediaan input kedelai yang terdiri atas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian bersifat available. Hanya saja bibit kurang tersedia dimana sebanyak 63,92 petani menyatakan sulit memperoleh bibit kedelai, sehingga harganya mahal dengan rata-rata sebesar Rp 15.820,-kg dan harga tersebut jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga jual kedelai, yaitu rata-rata sebesar Rp 5.213,-kg. 2. Subsistem produksi kedelai di Desa Sumberejo Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang kurang berjalan dengan baik karena kendala iklim pada tahun ini yang kurang mendukung untuk berproduksi kedelai. Dimana total produksi untuk tahun 2016 sebesar 805,5 kgpetani dan 1.607 kghektar. Usahatani kedelai belum menguntungkan petani namun layak untuk dikembangkan, ditunjukkan dari nilai RC per petani sebesar 1,56 dan nilai BC sebesar 0,56. 3. Teknologi panen dan pasca panen kedelai di Desa Sumberejo Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang yang digunakan para petani masih sederhana. Teknologi panen masih dengan menggunakan sabit sedangkan teknologi pasca panen menggunakan mesin treser yang jumlahnya masih cukup terbatas di Desa Sumberejo. 4. Terdapat dua saluran pemasaran kedelai di Desa Sumberejo, dengan saluran pemasaran tersebut masih berjalan dengan baik. Terdapat marjin pemasaran yang cukup tinggi dalam pemasaran kedelai tersebut, nilai marjin pemasaran Universitas Sumatera Utara 5. pada saluran I sebesar Rp 2.987,-kg dan nilai marjin pemasaran pada saluaran II sebesar Rp 1.787,-kg. Dari empat metode perhitungan efisiensi pemasaran diketahui bahwa saluran pemasaran kedelai di Desa Sumberejo Kecamatan Pagar Merbau yang paling efisien adalah saluran II dan kemudian saluran I. 6. Lembaga pendukung agribisnis kedelai di Desa Sumberejo terdiri atas pemerintah dan lembaga penyuluhan pertanian. Namun pemerintah saat ini tidak lagi berperan dalam membantu para petani dalam usahatani kedelai. Selain itu belum ada lembaga pendukung dalam bentuk permodalan bagi para petani sehingga para petani harus menyesuaikan kondisi usahatani yang dilaksanakan dengan modal yang dimilikinya.

6.2 Saran a. Kepada Petani Kedelai