Manfaat Penilaian Kinerja Tujuan Penilaian Kinerja

4. Cost of effectiveness Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya manusia dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya manusia. 5. Nedd for suvervision Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisior untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan. 6. Interpersonal impact Merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan. Sedangkan menurut Mathis 2006:378 beberapa indikator kinerja adalah sebagai berikut: a. Kuantitas dari hasil b. Kualitas dari hasil c. Jangka waktu d. Kehadiran e. Kemampuan bekerjasama

2.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kerja, berarti organisasi telah Universitas Sumatera Utara memanfaatkan secara baik atas SDM yang ada dalam organisasi. Menurut Rivai 2005:55 manfaat penilaian kinerja adalah: 1. Manfaat bagi karyawan atau pegawai yang dinilai antara lain: a. Meningkatkan motivasi b. Meningkatkan kepuasan kerja c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan d. Adanya kesempatan berkomunikasi ke atas e. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi. 2. Manfaat bagi penilai: a. Meningkatkan kepuasan kerja b. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan c. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer ataupun karyawan d. Sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan e. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi karyawan 3. Manfaat bagi perusahaan a. Memperbaiki seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan b. Meningkatkan kualitas komunikasi c. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan d. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan untuk masing – masing karyawan. Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Alwi 2001:187 menyimpulkan secara teoritis tujuan penilaian kinerja dapat dikategorikan dalam dua kategori, yakni: 1. Penilaian kinerja yang bersifat evaluatif evaluation, memiliki hasil sebagai berikut: a. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi. b. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision. c. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. 2. Penilaian kinerja yang bersifat membangun development memiliki hasil sebagai berikut: a. Organisasi dapat mendeteksi prestasi riil yang dicapai karyawan. b. Organisasi dapat mengidentifikasi kelemahan – kelemahan karyawan yang menghambat kinerja. c. Organisasi dapat mengidentifikasi prestasi – prestasi yang dikembangkan demi tercapainya tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara 2.4 Hubungan antara Stres Kerja, Motivasi, dan Kinerja Gambar 2.2 Hubungan Stres Kerja, Motivasi, dan Kinerja Tinggi Perhatian penuh STRES Keseimbangan emosi STRES Efisiensi Pemikiran rasional perilaku prestasi Rendah Terlalu sedikit Stimulasi motivasi Terlalu tinggi Perhatian kurang Kurang selektif Kebosanan, bingung Perangsang pasif Apatis Perilaku terorganisir Sumber: Suprihanto,dkk 2003:64, diolah 2014 Gambar 2.2 tampak jelas bahwa stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat kinerja yang rendah tidak optimum. Bagi seorang manajer pimpinan tekanan-tekanan yang diberikan kepada seorang karyawan haruslah dikaitkan dengan apakah stres yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar. Stres yang berlebihan akan menyebabkan karyawan tersebut frustrasi dan dapat menurunkan kinerjanya, sebaliknya stres yang terialu rendah menyebabkan karyawan tersebut tidak bermotivasi untuk berprestasi. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu