2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu kerangka berfikir tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah terintifikasi sebagai masalah
riset Husein, 2008:215. Stres kerja sangat membantu tetapi dapat berperan salah atau merusak
kinerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi untuk mendorong atau menggaggu pelaksanaan kerja, apabila tidak ada stres dalam
pekerjaan, para karyawan tidak akan merasa ditantang dengan akibat bahwa kinerja akan menjadi rendah. Sebaliknya dengan adanya stres, karyawan merasa
perlu mengerahkan segala kemampuannya untuk berprestasi tinggi dan dengan demikian dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Bagi seorang pimpinan tekanan – tekanan yang diberikan kepada seorang karyawan haruslah dikaitkan dengan apakah stres yang ditimbulkan oleh tekanan
– tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar, karena Stres yang tidak teratasi pasti berpengaruh terhadap kinerja.
Menurut Robbins 2003:384 stres berpengaruh pada prestasi kerja, ini
dibuktikan dengan hubungan U terbalik antar stres kerja dan prestasi kerja. Dimana dalam model U menyatakan, bahwa stres pada tingkat rendah sampai
sedang merangsang tubuh dan mengakibatkan kemampuan untuk berkreasi. Pada saat itu individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih intensif, atau
lebih cepat. Tetapi bila stres itu lebih banyak akan mengakibatkan kinerja menjadi rendah atau menurun.
Universitas Sumatera Utara
Pola U terbalik ini juga mengambarkan reaksi terhadap stres sepanjang waktu dan terhadap intensitas stres, artinya stres tingkat sedang justru dapat
berpengaruh negatif pada kinerja atau prestasi jangka panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu dapat meruntuhkan individu dan melemahkan sumber
daya energinya.
Gambar 2.3 Hubungan U Terbalik antara Stres dan Kinerja
Tinggi
Kinerja
Rendah Rendah Stres Tinggi
Sumber: Stephen P. Robbins, 2003, Perilaku Organisasi
Motivasi adalah faktor pendorong dan penggerak seseorang untuk mau melakukan sesuatu pekerjaan dan kewajibannya dengan ketekunan yang dimiliki
serta arah yang jelas dalam mencapai suatu tujuan tersebut. Tujuan memberikan motivasi kerja kepada karyawan, agar karyawan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif. Menurut Buhler 2004:191 memberikan pendapat tentang pentingnya
motivasi sebagai berikut: ”Motivasi pada dasarnya adalah proses yang
Universitas Sumatera Utara
menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi erat kaitannya dengan timbulnya suatu kecenderungan untuk
berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Ada hubungan yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan serja kinerja. Karena
setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan karenanya perbuatan tersebut terarah
pencapaian tujuan tertentu yang pada akhirnya disebut sebagai kinerja karyawan. Jadi, Semakin kuat motivasi atau dorongan yang diberikan oleh pimpinan kepada
karyawan maka akan semakin maksimal kinerja yang dihasilkan oleh karyawan itu sendiri.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapatlah dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini
yang dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
Stres Kerja
�
�
Motivasi
�
�
Sumber: Stephen P. Robbins 2003:385, Buhler 2004:191, diolah 2014
2.7 Hipotesis