Dampak Penataan Pedagang Sektor Informal Dilihat Secara Ekonomi

pedagang ke pasar Panggungrejo ini pedagang memiliki Surat Hak Penempatan SHP yang dikeluarkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta sebagai bukti pedagang bahwa mereka menempati kios di pasar Panggungrejo ini. Hal ini sesuai dengan penuturan kepala pasar Panggungrejo yaitu Bapak SG sebagai berikut: “Dengan pedagang dipindah kesini pasar Panggungrejo maka sekarang pedagang tersebut bukan lagi PKL namun telah menjadi pedagang pasar yang telah dicatat oleh DPP dengan mendapatkan SHP. Sehingga status pedagang sudah tidak lagi illegal namun sudah legal dimata hukum mas...” SG, Laki-laki 38 tahun W12042010 Dengan adanya kepastian pedagang dalam melakukan usaha tersebut sehingga kekhawatiran pedagang mengenai status berdagang mereka sudah tidak ada. Karena mereka telah menjadi pedagang pasar yang telah memenuhi ketentuan hukum yang ada. Dengan demikian pedagang sudah tidak takut lagi akan adanya penggusuran atau penataan pedagang lagi. Seperti yang diungkapkan oleh Pak RY sebagai berikut: “Dengan penataan ini kekhawatiran saya sudah hilang mas. Karena dulu ketika berada di belakang kampus, saya selalu tidak tenang karena bisa saja kami digusur dan lahan pekerjaan kami hilang. Tapi pemerintah tidak menggusur kami tapi menata kami sehingga kami tidak kehilangan lapangan pekerjaan kami. Coba kalau pemerintah hanya menggusur dan tidak menata, mau makan apa saya mas” RY, Laki-laki 42 tahun W3072010 Pak RY cukup senang dengan program penataan yang dilakukan oleh pemerintah kota Surakarta. Pak RY memahami kalau sebenarnya dia salah dengan berdagang di trotoar jalan belakang kampus UNS namun dengan kebijakan penataan oleh pemerintah kota yang masih mempertimbangkan nasib para pedagang sehingga pemerintah tidak hanya menggusur namun menata pedagang ke lokasi yang baru. Hal ini juga diungkapkan oleh Pak DT sebagai berikut: “Kehawatiran saya akan digusur sudah hilang mas karena adanya penataan ini. Jadi sekarang saya lebih tenang walaupun harus menghadapi kondisi pasar yang masih sepi pengunjung” DT, Laki-laki 58 tahun W3072010 Dari kedua uraian pedagang diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketika pedagang masih berdagang di belakang kampus mereka khawatir akan terjadi penggusuran oleh pemerintah. Dalam pandangan pedagang seperti yang diungkapkan oleh Pak RY dan Pak DT, kalau saja pemerintah hanya menggusur pedagang maka mereka akan kehilangan pekerjaan yang selama ini mereka jalankan. Padahal pemerintah dapat saja hanya menggusur pedagang karena pedagang yang berada di belakang kampus tersebut illegal dan melanggar hukum. Namun dengan kebijaksanaan pemerintah kota Surakarta pedagang ditata dan bukan digusur. Sehingga Pak DT dan Pak RY serta sebagian pedagang lain menanggapi positif program penataan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut. Walaupun masih ada kekecewaan dari penataan itu adalah masih sepinya kondisi pasar Panggungrejo.

b. Penataan Yang Tidak Dipungut Biaya

Dampak positif pedagang mengenai penataan pedagang sektor informal PKL di belakang kampus ini adalah dibebaskannya segala macam biaya yang menyangkut penataan. Pedagang tidak dibebani biaya apaupun dalam penataan tersebut. Mereka hanya harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh pemerintah kota Surakarta. Dalam penataan tersebut pedagang hanya mengumpulkan data diri seperti kartu tanda penduduk KTP, Kartu Keluarga KK, Foto diri pedagang dan materai sebesar Rp.6.000,00. Menurut Pak SG selaku kepala pasar syarat yang harus dipenuhi pedagang sebagai data pedagang yang akan ikut program penataan. Seperti penuturannya sebagai berikut: “Pedagang tidak dibebani biaya dalam penataan ini, mereka hanya mengumpulkan data diri seperti KTP, KK, dan Foto diri pedagang sebagai data pedagang yang akan ikut program penataan pedagang ini. Kemudian mereka juga harus mengumpulkan materai sebagai kekuatan hukum penempatan kios. Kan nantinya pedagang mendapatkan Surat Hak Penempatan SHP” SG, Laki-laki 38 tahun W12042010. Hal ini dibenarkan oleh para pedagang yang diwawancarai peneliti yang semuanya mengatakan sama dengan Pak SG selaku kepala pasar Panggungrejo. salah satunya yang diungkapkan oleh IY sebagai berikut “Dulu itu kita cuma disuruh ngumpulkan KTP, KK, Foto 4 x 6 sebanyak 3 lembar sama materai mas” IY, Laki-laki 28 tahun W2062010 Pembebasan biaya pedagang dalam penataan pedagang sektor informal di belakang kampus ini Karena penataan pedagang ini telah menjadi program pemerintah pada tahun 2008 dan tahun 2009. Sehingga ada alokasi anggaran untuk penataan pedagang ini. Dengan demikian membuat pemerintah kota Surakarta memiliki hak penuh akan keberadaan pasar Panggungrejo. Sedangkan pedagang hanya diberikan hak menempati kios yang telah disediakan oleh pemerintah kota Surakarta. Status kepemilikan kios pedagang pasar Panggungrejo hanya sebagai hak pakai bukan hak milik. Sehingga pedagang mendapatkan Surat Hak Penempatan SHP sebagai bukti penempatan kios oleh pedagang. seperti yang diungkapkan olek Pak SA yang merupakan ketua Paguyuban Pedagang Sekitar Kampus PPSK sebagai berikut: “Status kepemilikan kios ini ya hak penempatan. Kami hanya disuruh menempati bukan memiliki kios ini” SA, Laki-laki 70 tahun W12062010 Ungkapan senada juga dikatakan oleh Pak SG yaitu kepala pasar Panggungrejo sebagai berikut: “Pedagang hanya diberi hak menempati dan bukan memiliki kios ini. Karena ketika penataan pedagang tidak ditarik biaya apapun” SG, Laki-laki 38 tahun W12042010 Dari uraian yang dijelaskan oleh Pak SG dan Pak SA dapat disimpulkan bahwa pedagang tidak mempunyai hak untuk memiliki kios yang ditempatinya di pasar Panggungrejo. mereka hanya mendapatkan hak untuk menempati kios dengan diberikannya Surat Hak Penempatan SHP kepada pedagang yang ikut program penataan ini. Dengan demikian pasar Panggungrejo adalah hak penuh milik pemerintah kota Surakarta. 2 Dampak Negatif Penataan Pedagang Sektor Informal Dilihat Secara Ekonomi Dampak negatif merupakan kondisi yang membuat pedagang kurang nyaman, atau malah merugikan pedagang akibat dari penataan pedagang sektor informal di belakang kampus UNS. Dampak negatif yang dirasakan pedagang ini antara lain: 1 Lokasi Pasar Kurang Strategis Untuk Berdagang Penataan pedagang sektor informal PKL dari belakang kampus UNS ke pasar Panggungrejo cukup banyak dikeluhkan pedagang. lokasi pasar Panggungrejo yang berada cukup jauh dari jalan besar membuat pasar ini jarang diketahui oleh masyarakat awam. Lokasi pasar ini terletak tepat di belakang kantor kecamatan Jebres, tepatnya di jalan Surya, Panggungrejo Jebres Surakarta.