Dampak Penataan Pedagang Sektor Informal Dilihat Secara Sosial
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya penataan ini membuat pedagang menempati suatu kompleks kios yang jaraknya berdekatan.
Kios yang saling berdekatan ini membuat pedagang sering melakukan interaksi dengan pedagang lain. Ditambah lagi dengan kondisi pasar yang masih sepi
membuat pedagang banyak yang mempunyai waktu luang. Sehingga waktu luang tersebut dimanfaatkan pedagang untuk saling berinteraksi seperti
ngobrol
dan bertukar pikiran.
2 Perubahan Dalam Hubungan Keluarga
Program penataan pedagang yang dilakukan oleh pemerintah kota Surakarta membawa perubahan pedagang dalam hubungannya dengan keluarga.
Perubahan dalam hubungan keluarga yang dialami pedagang ditandai dengan konflik yang terjadi antara anggota keluarga, terutama konflik dengan istri.
Konflik keluarga yang dialami oleh pedagang biasanya karena kurang komunikasi diantara mereka. Dengan komunikasi yang kurang tersebut maka timbul
kesalahpahaman yang kemudian menjadikan pertengkaran diantara mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Pak RY seorang kepala keluarga dengan satu anak
ini: “Kalau konflik sich wajar mas. Kadang untuk menyatukan dua pemikiran
itu yang sulit. Tapi selama ini masih baik-baik saja kok masalahnya istriku tahu keadaanku setelah dipindah kesini” RY, Laki-laki 42 tahun
W3072010 Informan lainnya yaitu Pak DT juga mengungkapka sebagai berikut:
“Aku dagang makanan sama istriku mas jadi kita sama-sama tahu keadaan yang sama-sama kita alami. Kalau ada pertengkaran itu mungkin hanya
disebabkan oleh masalah kecil, biasa dalam hidup berumah tangga” DT, Laki-laki 58 tahun W3072010
Kepindahan pedagang ke pasar Panggungrejo ini membuat perubahan hubungan keluarga. Faktor yang paling mempengaruhi hubungan pedagang
dengan keluarga adalah faktor ekonomi yang ditandai dengan perubahan penghasilan yang didapatkan pedagang. Perubahan penghasilan yang dialami
pedagang turun cukup drastis. Penghasilan yang turun ini akibat dari kondisi pasar yang masih sepi. Sehingga pedagang dalam mencukupi kebutuhan keluarga
mengalami kesulitan. Hal ini seprti yang diungkapkan oleh Pak SA
“
Bojoku ora ngerti keadaanku koyo ngene mas, ngertine yo yen mulih aku gowo dwit tok, padahal aku abot golek dwit ning kene. Dadine aku kerah
terus karo bojoku. Saiki bayangno mas, keluargaku jumlahe pithu, yen wong siji wae butuh paling ora sepuluh ewu di pingne pithu wis piro mas.
Padahal ning kene hasilku ora entuk sakmono. Yen koyo ngene terus ora arep kerah piye
” istriku tidak tahu keadaanku seperti ini mas, tahunya kalau pulang aku bawa uang. Padahal aku berat mencari uang disini.
Sehingga aku bertengkar terus dengan istriku. Sekarang bayangkan saja mas, keluarga saya jumlahnya ada tujuh. Kalau satu orangnya sehari
membutuhkan uang sepuluh ribu dikalikan tujuh sudah berapa mas. Padahal disini penghasilanku tidak sampai segitu. Kalau begini terus tidak akan
bertengkar gimana, SA, Laki-laki 70 tahun W12062010
Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh Pak RY sebagai berikut:
“Saya belum tahu kalau keadaan pasar yang masih sepi ini terus berlangsung. Bisa saja akan mempengaruhi hubungan dengan istri saya.
Orang hidup itu kan butuh makan mas” RY, Laki-laki 42 tahun
W3072010 Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh informan DT, SA dan RY
dapat disimpulkan bahwa dalam keluarga hubungan dengan suami timbul pertengkaran merupakan suatu hal yang wajar. Pertengkaran dengan suami dapat
ditimbulkan oleh beberapa sebab diantaranya perbedaan pendapat antara suami dan istri, serta kondisi perekonomian,sehingga saat orang terjepit masalah
kebutuhan karena ekonomi orang tersebut akan mudah marah. Dari uraian mengenai dampak sosial yang dirasakan pedagang akibat dari
program penataan pedagang ini dapat disimpulkan bahwa pedagang mengalami perubahan dalam hubungan atau interaksi sosial dengan pedagang lain. Perubahan
tersebut menjadikan hubungan antar pedagang menjadi lebih dekat dan akrab. hal ini karena pedagang menempati sebuah komplek bangunan pasar yang jarak antar
kios satu dan kios lainnya saling berdekatan. Selain itu kondisi pasar yang masih sepi membuat pedagang mempunyai banyak waktu senggang ketika berjualan di
pasar Panggungrejo. waktu senggang tersebut dimanfaatkan pedagang untuk saling berinteraksi satu sama lain dengan cara ngobrol dan bertukar pikiran.
Kesamaan keadaan yang dialami pedagang juga menjadi salah satu faktor mereka menjadi akrab.
Dampak sosial pedagang yang lain akibat dari penataan adalah adanya perubahan hubungan dengan keluarga. Perubahan hubungan ini salah satu
pemicunya adalah faktor ekonomi yaitu menurunannya penghasilan yang didapatkan pedagang. Setelah kepindahan pedagang ke pasar Panggungrejo,
mereka sering terlibat konflik dengan anggota keluarga lain seperti pertengkaran dengan istri. Kondisi ini yang dirasakan oleh Pak SA dan Pak RY dalam uraian
diatas.