disimpulkan bahwa penataan sektor informal di belakang kampus yang dipindah di lingkungan pasar Panggungrejo Jebres akan menimbulkan dan
menciptakan penyesuaian diri atau adaptasi dengan lingkungan yang baru pedagang tempati.
Penjelasan di atas sesuai dengan fenomena yang terjadi, yaitu adanya penataan sektor informal di belakang kampus UNS. Dengan demikian akan
terbentuk suatu strategi adaptasi pedagang dengan penataan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dengan beradaptasi dengan keadaan yang
baru maka para pedagang akan menghasilkan suatu pencapaian dari kegiatan sosial dalam hal ini kegiatan berdagang. Dengan demikian adanya
adaptasi ini akan dapat mengurangi dampak negatif dari penataan tersebut. Para
pedagang akan
melakukan tindakan-tindakan
sosial untuk
menyesuaikan dengan keadaan yang baru.
10. Kajian Dampak Sosial Ekonomi
Kajian dampak sosial merupakan suatu kegiatan pengkajian mengenai dampak-dampak sosial negatif maupun dampak sosial positif yang
diprediksikan akan terjadi saat dan setelah sebuah kebijakan atau peraturan dilaksanakan Program CRF Rekompak JRF Jateng DIY dalam
www.rekompakjrf.org...SOP20Kajian20 Dampak20Lingkungan.pdf diakses pada 9 februari 2010. Kajian mengenai dampak sosial ekonomi ini
dirasa perlu dan penting dilaksanakan sebagai bagian dari upaya pengamanan sosial. Sehingga dengan melakukan kajian ini akan didapatkan
sebuah upaya atau tindakan-tindakan guna mengatasi perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi akibat dari kebijakan. Dalam kasus ini
adalah penataan sektor informal di belakang kampus UNS atau formalisasi sektor informal.
Kegiatan pelaksanaan kebijakan penataan sektor informal merupakan kegiatan yang potensial terjadinya konflik, baik konflik vertikal maupun
konflik horisontal. Konflik vertikal dapat terjadi antara pemerintah kota Surakarta dengan para pedagang sektor informal di belakang kampus UNS.
Hal ini terjadi akibat dari perbedaan kepentingan diantara keduanya. Pemerintah kota Surakarta sebagai pihak yang berkuasa ingin
mengembalikan fungsi dari trotoar jalan di sepanjang jalan Ki Hajar Dewantara yang telah
diserobot
oleh pedagang sektor informal. Sedangkan para pedagang tidak ingin pindah dikarenakan faktor-faktor yang
menyangkut penghasilan mereka. Pedagang beranggapan bahwa apabila mereka pindah ke tempat yang baru dimana tempat tersebut terletak kurang
strategis bagi mereka maka akan terjadi penurunan penghasilan. Pedagang yang mulanya berdagang di trotoar jalan Ki Hajar Dewantara dimana
banyak orang mengakses jalan tersebut, sehingga mereka ketika pindah dan ditata di sebuah kompleks pasar maka ada kekhawatiran dari pedagang akan
menurunnya pendapatan pedagang. Selain itu kekhawatiran pedagang yang lain adalah mereka akan kehilangan para pelanggan akibat kepndahan
mereka. Sedangkan konflik horisontal terjadi karena adanya sikap yang pro
dan kontra diantara para pedagang mengenai kebijakan penataan sektor informal dibelakang kampus ini. Perbedaan sikap yang terjadi diantara
pedagang ini dapat perbedaan persepsi mengenai kebijakan penataan tersebut. Sehingga konflik ini dapat menjadi hambatan atau kendala yang
akan dihadapi oleh pemerintah kota Surakarta dalam merealisasikan kebijakan penataan ini.
Dampak sosial ekonomi dalam penataan sektor informal ini sering kali terjadi perubahan dalam pola kehidupan. Terjadinya perubahan yang secara
cepat ini akan sangat mempengaruhi kondisi psikologis dari pedagang sektor informal. Biasanya para pedagang melakukan usaha di pinggir jalan
dan kemudian di tata di sebuah kompleks pasar. Sehingga para pedagang akan melakukan usaha dan upaya guna menyesuaikan diri dengan keadaan
yang ada.
B. Penelitian yang relevan