Proses Penataan Yang Dikaji Dengan Teori Sistem Sosial Tallcot Parsons Berbagai Tanggapan dari Para Pedagang di Pasar Panggungrejo

tempati cukup untuk usaha yang mereka jalankan. Kemudian pintu kios yang menggunakan pintu rolling door membuat pedagang merasa lebih aman ketika meninggalkan barang dagangannya di kios. b Sikap Pedagang terhadap Penataan yang Dilakukan Pemerintah Kota Surakarta Pedagang menyadari bahwa penggunaan trotoar dan badan jalan merupakan menyalahi peraturan yang berlaku. Sehingga pedagang dengan sukarela mengikuti program penataan pedagang ini.

c Ketersediaan Fasilitas Pasar

Adanya fasilitas MCK dan Mushola yang kondisinya baik membuat pedagang merasa cukup senang dengan fasilitas yang disediakan di pasar Panggungrejo. Kondisi pedagang berbeda ketika masih berada di belakang kampus UNS karena tidak tersedia fasilitas tersebut. Waktu itu dikarenakan tidak memungkinkannya fasilitas itu ada, sebab para PKL ini menempati trotoar dan sebagian badan jalan di jalan Ki Hajar Dewantara. Sehingga untuk pergi ke toilet saja mereka harus berjalan cukup jauh dari kiosnya. Setelah penataan, keadaan ini sudah tidak terjadi lagi karena telah adanya fasilitas MCK dan mushola di dalam pasar.

3. Dampak Sosial dan Ekonomi yang Dirasakan Pedagang

Dampak yang dirasakan oleh pedagang dibedakan menjadi dua, yaitu dampak sosial dan dampak ekonomi. Dampak sosial merupakan kondisi yang dialami pedagang setelah adanya penataan dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Sedangkan dampak ekonomi merupakan kondisi ekonomi yang dirasakan pedagang setelah dilakukan penataan pedagang sektor informal di belakang kampus UNS. Kesimpulan dari dampak sosial penelitian ini sebagai berikut: a Perubahan Hubungan Dengan Pedagang Lain Kondisi sosial pedagang setelah adanya program penataan salah satunya adanya perubahan hububungan sosial yang terjalin antar pedagang. Pedagang sekarang merasa lebih dekat dengan pedagang lain. Hal ini sesuai dengan kondisi pasar yang merupakan gedung pasar yang kios antar pedagang jaraknya berdekatan. Kios yang berada dalam komplek gedung menjadikan pedagang sering melakukan interaksi diantara mereka. Terlebih lagi kondisi pasar yang masih sepi sehingga pedagang banyak mempunyai waktu luang. b Perubahan Dalam Hubungan Keluarga Kondisi pasar yang sepi cukup mempengaruhi jumlah penghasilan yang didapatkan pedagang. Dalam penelitian ini, faktor ekonomi yang menyebabkan konflik antara pedagang dengan anggota keluarganya. Dalam hubungan keluarga seringkali timbul pertengkaran merupakan suatu hal yang wajar. Pertengkaran dengan suami dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab diantaranya perbedaan pendapat antara suami dan istri, serta kondisi perekonomian,sehingga saat orang terjepit masalah kebutuhan karena ekonomi orang tersebut akan mudah marah. Dampak ekonomi yang dirasakan pedagang dapat disimpulkan sebagai berikut: a Dampak positif Dampak positif yang dirasakan pedagang antara lain adanya kepastian pedagang dalam melakukan usaha. Setelah pedagang mengikuti program penataan ini status pedagang yang semula merupakan pedagang sektor informal PKL berubah menjadi pedagang pasar. Para pedagang mendapatkan kepastian usaha setelah mengikuti program penataan tersebut. Sehingga pedagang sudah merasa lebih tenang menjalankan usahanya. Kepastian pedagang dalam melakukan usaha ditandai dengan diberikannya Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian Dan Perdagangan. Selain itu pedagang juga mendapatkan Surat Hak Penempatan SHP yang dikeluarkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta. Dengan diberikannya surat-surat diatas maka pedagang bukan lagi merupakan pedagang sektor informal namun telah berubah menjadi pedagang formal. Kepastian usaha yang didapatkan pedagang menjadikan pedagang merasa aman karena tidak takut lagi adanya penggusuran pedagang. selain itu dampak positif lainnya adalah penataan yang tidak dipungut biaya. Dalam