Tanggapan Pedagang dan Pengelola Pasar Mengenai Alasan Pemerintah
                                                                                meliputi  1  Peningkatan  kesejahteraan  PKL;  2  Mewujudkan  kota  Surakarta yang  rapi  dan  teratur  serta  tidak  mengganggu  lingkungan;  3  Meningkatkan
retribusi daerah; 4 terwujudnya kemitraan antara PKL dengan aparat pemerintah kota Surakarta.
Penataan  dan  pembinaan  PKL  di  Surakarta  telah  dilaksanakan  sejak tahun  1995.  Pada  saat  itu  dilaksanakan  oleh  Dinas  Pengelola  Pasar  kota
Surakartayang  bekerjasama  dengan  satuan  polisi  pamong  praja  Satpol  PP  kota Surakarta.  Seiring  dengan  terus  meningkatnya  jumlah  PKL  di  Surakarta,  maka
dibentuklah  Kantor  Pengelola  Pedagang  Kaki  Lima  Kota  Surakarta  KP  PKL pada  tahun  2001.  Sejak saat  itu  untuk  mengimplementasikan  kebijakan  penataan
dan  pembinaan  PKL  di  Surakarta  dilaksanakan  oleh  Kantor  Pengelola  Pedagang Kaki  Lima    KP  PKL  termasuk  kebijakan  penataan  PKL  di  belakang  kampus
UNS. Berkembangnya  PKL  di  belakang  kampus  UNS  berawal  sejak  tahun
1990-an.  Keberadaan  para  PKL  awalnya  hanya  sedikit  dan  hanya    berjualan makanan dimalam hari. Seiring dengan meningkatnya jumlah PKL dari tahun ke
tahun dengan
jenis usaha
yang bervariasi
sehingga menimbulkan
ketidakseimbangan  lingkungan.  Secara  langsung  keberadaan  PKL  tersebut berpengaruh  positif  bagi  mahasiswa  dan  masyarakat  di  sekitar  kampus.  Karena
PKL  menyediakan  segala  kebutuhan  mahasiswa  dan  masyarakat  dengan  harga yang  terjangkau.  Tapi  secara  tidak  langsung  kondisi  ini  juga  menimbulkan
pengaruh  negatif  bagi  lingkungan  sekitar  kampus  karena  lingkungan  menjadi kumuh  dan  tidak  tertib  serta  mengganggu  kenyamanan  lingkungan.  Misalnya
adalah  pengalihan  fungsi  trotoar  atau
pedestrian
untuk  berjualan  para  PKL sehingga  merenggut  kenyamanan  pengguna  jalan.  Oleh  karena  itu  pemerintah
kota  Surakarta  ingin  meminimalkan  dan  mengurangi  pengaruh  negatif  yang ditimbulkan  sekaligus  memaksimalkan  pengaruh  positif  dari  PKL.  Sehingga
pemerintah  kota  mempunyai  program  penataan  PKL  di  belakang  kampus  UNS yang berada di sepanjang jalan Ki Hajar Dewantara.
Ada berbagai alasan dari pemerintah kota Surakarta melakukan penataan pedagang  sektor  informal  dalam  hal  ini  PKL.  Salah  satunya  adalah
diberlakukannya peraturan daerah mengenai PKL dan larangan berjualan ditempat umum. Selain itu, alasan akan adanya pelebaran jalan di sepanjang jalan Ki Hajar
Dewantara, seperti yang diungkapkan oleh kepala pasar Panggungrejo Bapak SG “Ada beberapa alasan pemerintah melakukan penataan  yaitu adanya Perda
mengenai  pelarangan  berjualan  di  tempat  umum,  selain  itu  akan  adanya pelebaran  jalan  di  sepanjang  jalan  Ki  Hajar  Dewantara  sehingga  nantinya
jalan  Ki  Hajar  Dewantara  terbagi  menjadi  dua  ruas”.  SG,  Laki-laki  38 tahun W12042010
Pernyataan Bapak SG ini diperkuat oleh AR salah satu pedagang di pasar Panggungrejo yang menyatakan bahwa
“Katanya akan ada pelebaran jalan, maka kami harus pindah kesini pasar Panggungrejo
”. AR, Laki-laki 27 tahun W12062010. Hal  serupa  juga  diungkapkan  oleh  IY,  RY,  dan  DT  yang  semuanya
menyatakan akan adanya pelebaran jalan di jalan Ki Hajar Dewantara. Pelebaran yang  akan  dilaksanakan  pemerintah  ini  adalah  tindak  lanjut  dari  pembangunan
jalan tembus ke
ring road
Mojosongo yang telah dibangun sebelumnya. Sehingga nantinya  kawasan  belakang  kampus  akan  menjadi  suatu  kawasan  atau  jalur
perdagangan di kota Surakarta. Dengan demikian akan menciptakan kesejahteraan untuk  masyarakat  disekitarnya.  Seperti  yang  diungkapkan  kepala  Pasar
Panggungrejo yang menyatakan “Dengan adanya penataan pedagang dan pelebaran jalan tersebut sehingga
nantinya disini akan tercipta zone ekonomi kemasyarakatan di daerah Jebres mas
.” SG, Laki-laki 38 tahun W12042010 Namun  jawaban  yang  cukup  berbeda  dinyatakan  oleh  ketua  Paguyuban
Pedagang  Sekitar  Kampus  PPSK  yaitu  Pak  SA.  Alasan  penataan  PKL  di belakang  kampus  karena  ada  pembangunan  Solo  Tecno  Park  STP  yang
merupakan  salah  satu  pusat  pembelajaran  teknologi  di  Surakarta.  STP  ini dibangun di samping kantor pertanahan kota Surakarta yang dulunya banyak PKL
yang berjualan disana. Seperti yang diungkapkan  Pak SA sebagai berikut : “
Alesane iki goro-goro dibangune Solo Techno Park STP kuwi, STP kuwi lak sekolahan sik siswane soko ngendi-ngendi dadine yen jik enek PKL ning
sekitar  kono  lak  gawe  solo  di  cap  raiso  noto  kutho  tow  mas.  Enek  meneh
mas  alesan  liyane  iku  rektormu  sek  ngakon  PKL  di  toto”  alasannya  ya
gara-gara  dibangunnya  Solo  Tecno  Park  itu,  STP  itu  sekolahan  yang siswanya  berasal  dari  berbagai  daerah  sehingga  kalau  masih  ada  PKL
disekitar STP membuat Solo dipandang tidak mampu menata kota. Ada lagi mas  alasan  lainnya  yaitu  Rektor  kampus  UNS  yang  memerintahkan  untuk
menata PKL di sekitar kampus SA, Laki-laki 70 tahun W12062010
Alasan  pemerintah  kota  Surakarta  mengenai  penataan  PKL  ada  campur tangan  dari  dalam  kampus  ini  dibenarkan  oleh  Bapak  SG  yang  mengungkapkan
seperti berikut: “Dulu ada surat yang masuk ke meja pak walikota, dan ternyata dari rektor
UNS  yang  menyatakan  permohonan  untuk  dilakukan  penataan  pedagang dibelakang  kampus  UNS  karena  membuat
image
kampus  menjadi  buruk” SG, Laki-laki 38 tahun W12042010.
Adanya  surat  yang  dikirim  oleh  petinggi  kampus  UNS  ini  dikarenakan slogan UNS yang menyatakan “menuju
World  Class  University
” sehingga ingin mencitrakan  kampus  yang  nyaman,  indah  dan  jauh  dari  kesan  kumuh.  Dengan
alasan tersebut sehingga rektor melayangkan surat kepada Bapak Walikota.
                