populasi adalah seluruh penduduk yang sudah berumur 15 tahun maka metode cluster sampling sangat tepat digunakan.
5. Area Sampling Area sampling
sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling. Dalam area sampling, cluster dari populasi adalah perbedaan lokasi geografis
dari populasi. Misalnya, populasi berada dalam lokasi yang berbeda karakteristiknya. Misalnya, populasi berada di daerah perkotaan, daerah
pantai, pegunungan, pedalaman dan lain-lain. Seperti halnya dengan cluster sampling
, area sampling juga dilakukan dengan cara memilih secara random area investigasi dan pada area terpilih dilakukan pengambilan sampel dengan
menggunakan salah satu metode simple random sampling, sytematic sampling
, atau stratified random sampling, sesuai dengan kondisinya. Juga dalam area sampling dapat dilakukan multi-stage sampling kalau perlu
dilakukan.
3.5.3 Non-Probability Sampling
9
Berbeda halnya dengan probability sampling, pada non-probability sampling
, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan
karakteristik khusus masing-masing elemen. Hal ini mengidikasikan bahwa temuan-temuan dari analisis terhadap sampel terpilih tidak dimaksudkan untuk
generalisasi tetapi untuk mendapatkan informasi awal yang cepat dengan cara
9
Sinulingga, Sukaria. 2012. Metode Penelitian. Edisi 2. Medan: USU Press
Universitas Sumatera Utara
murah. Beberapa model dari metode sampling yang non-probability ini adalah convinience sampling
dan purposive sampling. 1. Convinience Sampling
Seperti disebutkan oleh namanya, convinience sampling adalah suatu metode sampling
dimana para respondennya adalah orang-orang yang secara sukarela menawarkan diri conviniencely avaiable dengan alasan masing-masing.
Misalnya, suatu perusahaan industri makanan seperti makanan dalam kemasan kaleng ingin mendapatkan informasi tentang bagaimana pandangan
konsumen terhadap mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu, perusahaan membawa produk-produk tersebut ke pasar dan menawarkan kepada siapa
saja yang bersedia mencicipi dan memberikan informasi tentang mutu produk tersebut menurut penilaian masing-masing.
Sedangkan menurut Kennet Rosh 2005 convenience sampling atau sering juga disebut dengan accidental sampling adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah sampel dimana elemen yang dipilih dari populasi sasaran atas dasar aksesibilitas atau kemudahan kepada peneliti. Asumsi
utama yang berhubungan dengan convenience sampling adalah bahwa anggota dari sasaran populasi homogen.
2. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah metode sampling non-probability yang
menggunakan orang-orang tertentu specific target-group sebagai sumber datainformasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud disini adalah individu
atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara
yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Individu atau kelompok khusus ini langsung dicatat
namanya sebagai reponden tanpa melalui proses seleksi secara random. Purposive sampling
dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling
dan quota sampling. Judgement sampling adalah tipe pertama dari purposive sampling
, responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu misalnya karena kemampuannya atau kelebihannya
diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti.
Quota Sampling adalah tipe kedua purposive sampling dimana kelompok-
kelompok tertentu dijadikan reponden sumber datainformasi untuk memenuhi kuota yang telah ditetapkan. Pada umumnya, sejak awal penelitian
kuota telah ditetapkan untuk masing-masing kelompok berdasarkan gambaran persentaseproporsi kelompok dalam populasi.
3.6 Validitas dan Reliabilitas Data