Analisis Dimensi Analisis Dimensi

rawat inap R.S. Efarina Etaham Berastagi adalah C2 Responsiveness, C10 Collaboration. C11 Access, C12 Equity.

6.6.1 Analisis Dimensi

Responsiveness Responsiveness berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan waktu pemberian layanan, kemauan untuk saling membantu, komitmen dan etos kerja. Responsiveness merupakan suatu nilai penting dalam pelayanan. Dalam beberapa hal staf medis perlu menunggu untuk hasil pemeriksaan medis seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan darah dan lain-lain. Selain itu staf juga mungkin perlu menunggu pelayanan dari staf lainnya, misalnya menunggu makanan, obat, menunggu visite dokter dan sebagainya. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan waktu pemberian layanan akan mempengaruhi waktu respon staf lain dalam melakukan pekerjaannya. Sebagai contoh dokter tentunya tidak bisa mengambil tindakan segera jika hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh bagian laboratorium membutuhkan waktu yang lama. Dalam hal ini sedapat mungkin waktu menunggu harus diminimalkan. Salah satu cara untuk meminimalkan waktu tunggu adalah dengan melakukan standarisasi waktu pelayanan. Untuk itu pihak rumah sakit dapat melakukan standarisasi pelayanan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 129MenkesSKII2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit. Dalam hal lain etos kerja dan komitmen dalam melakukan pekerjaannya juga perlu ditingkatkan. Hal ini berkaitan dengan kontribusi dari setiap karyawan dalam rumah sakit sebagai tim dan saling perhatian serta bertanggungjawab untuk Universitas Sumatera Utara pekerjaan hingga selesai. Untuk itu pihak rumah sakit perlu menegaskan job desk dari masing masing karyawan baik dokter, perawat maupun karyawan lainnya serta membuat SOP Standard Operating Procedure untuk masing-masing pekerjaan yang dilakukan.

6.6.2 Analisis Dimensi

Collaboration Collaboration merupakan dimensi yang penting dalam teamwork. Masing- masing staf bekerja sama untuk memberikan kinerja dari masing-masing pekerjaan, serta kemampuan dalam memberikan apa yang diinginkan dalam pelayanan. Disiplin dalam dimensi collaboration adalah fleksibilitas dari masing- masing staf rumah sakit dalam melakukan suatu pekerjaan. Keterpaduan kerja antara unit pelayanan dalam rumah sakit akan memberikan pelayanan yang cepat dan berkesinambungan. Sebagaian besar wujud dimensi ini digambarkan dalam bentuk kerjasama antara dokter dan perawat. Pertemuan profesional dokter-perawat dalam situasi nyata lebih banyak terjadi dalam lingkungan rumah sakit. Untuk peningkatan kerjasama khususnya antara dokter dan perawat, pihak manajemen rumah sakit dapat menjadi fasilitator demi terjalinnya hubungan kolaborasi tersebut seperti dengan menerapkan sistem atau kebijakan yang mengatur interaksi diantara berbagai profesi kesehatan. Pencatatan terpadu data kesehatan pasien, pengecekan pasien secara bersama, dan pengembangan tingkat pendidikan perawat dan dokter dapat juga dijadikan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Universitas Sumatera Utara Pengecekan secara bersama yang dimaksud adalah kegiatan visite bersama antara dokter dan perawat dengan tujuan mengevaluasi pelayanan kesehatan yang telah dilakukan kepada pasien. Dokter dan perawat saling bertukar informasi untuk mengatasi permasalahan pasien secara efektif. Kegiatan ini juga merupakan sebagai satu upaya untuk menanamkan sejak dini pentingnya kolaborasi bagi kemajuan proses penyembuhan pasien. Kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan pertemuan berkala untuk membahas kasus-kasus tertentu sehingga terjadi transfer pengetahuan diantara anggota tim. Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh sarana komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komfrenhensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien yang memungkinkan komunikasi dokter dan perawat terjadi secara efektif.

6.6.3 Analisis Dimensi

Dokumen yang terkait

Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi Pelayanan Rumah Sakit Dengan Integrasi Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design (Studi Kasus: Unit Pelayanan Rawat Inap R.S. Efarina Etaham Berastagi)

14 121 277

Integrasi Metode Servqual, Qfd, dan Topsis untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan

0 2 5

Analisis Kualitas Layanan Menggunakan Metode Service Quality dan Importance-Performance Analysis (Studi Kasus di BIMBEL A+).

0 0 17

Analisis Kepuasan Jemaat terhadap Kualitas Layanan Gereja X dengan menggunakan metode Service Quality.

0 0 13

Quality of Service dengan Metode Diffentiated Service untuk Layanan Video Streaming Jaringan UMTS.

0 1 8

PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN E-COMMERCE ESGOTADO DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT IMPROVEMENT THE QUALITY OF E-COMMERCE SERVICE ESGOTADO IN INDONESIA BY USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD

0 0 8

Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 1 59

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 0 10

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi Pelayanan Rumah Sakit Dengan Integrasi Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design (Studi Kasus: Unit Pelayanan Rawat Inap R.S. Efarina Etaham Berastagi)

0 0 13