Analisis Bobot Preferensi Kriteria Dimensi Internal Service Quality Analisis Preferensi Alternatif dengan Metode TOPSIS

kualitas layanan internal. Sedangkan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung =54,6077 F tabel = 1,8912, maka hipotesis jatuh pada daerah penolakan yaitu H ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kualitas layanan internal . Pengujian normalitas data dibutuhkan untuk menguji data variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai Z hitung baik untuk nilai Skewness -0,673dan Kurtosis 0,648 berada diantara ± 1,96, hal ini menandakan bahwa data yang digunakan pada persamaan regresi berdistribusi normal.

6.4 Analisis Bobot Preferensi Kriteria Dimensi Internal Service Quality

Bobot Preferensi dimensi internal service quality dihitung berdasarkan rata-rata tingkat preferensi dari penilaian karyawan. Adapun hasil perhitungan bobot kriteria dimensi internal service quality dapat dilihat pada Tabel 6.3 Tabel 6.3 Bobot Preferensi Dimensi Internal Service Quality Kriteria Bobot Tangibles C1 1,8861 Responsiveness C2 1,8866 Courtesy C3 1,8772 Reliability C4 1,8823 Communication C5 1,8809 Competence C6 1,8815 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3 Bobot Preferensi Dimensi Internal Service Quality Lanjutan Kriteria Bobot Understanding C7 1,8810 Outcomes C8 1,8796 Caring C9 1,8840 Collaboration C10 1,8829 Access C11 1,8841 Equity C12 1,8841 Tabel 6.3 menunjukkan bahwa dari 12 dimensi internal service quality yang diukur, kriteria yang memiliki bobot yang preferensi yang paling tinggi adalah responsiveness, sedangkan kriteria dengan bobot yang paling rendah adalah courtesy. Nilai bobot tertinggi menunjukkan bahwa kriteria dimensi tersebut merupakan faktor yang paling penting dalam kualitas layanan internal di rumah sakit yang diteliti.

6.5 Analisis Preferensi Alternatif dengan Metode TOPSIS

Penentuan preferensi alternatif dengan metode TOPSIS tidak hanya melihat pada jarak terdekat dengan solusi ideal positif tetapi juga jarak terjauh dari solusi ideal negatif. 17 Adapun hasil perhitungan preferensi alternatif dapat dilihat pada Tabel 6.4. 17 Kusumadewi, Sri, dkk. 2010. Fuzzy Multi - Attribute Decision Making FUZZY MADM. Yogyakarta. Graha Ilmu. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.4 Hasil Perhitungan Preferensi Setiap Alternatif Altenatif Nilai Preferensi Alternatif V Unit gawat darurat A1 0,4946 Unit layanan rawat jalan A2 0,5909 Unit layanan rawat inap A3 0,3884 Tabel 6.4 menunjukkan bahwa altenatif ke-2 yaitu unit layanan rawat jalan memiliki nilai preferensi paling tinggi, dimana alternatif ini memiliki jarak terjauh dengan solusi ideal negatif dan jarak terdekat dengan solusi ideal positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa unit rawat jalan merupakan alternatif yang memiliki kualitas layanan internal yang paling tinggi. Sedangkan unit pelayanan rawat inap merupakan unit pelayanan yang memiliki kualitas layanan internal yang paling rendah, dimana alternatif ini memiliki jarak terjauh dengan solusi ideal positif dan jarak terdekat dengan solusi ideal negatif. Sehingga dalam hal ini unit pelayanan yang perlu diperbaiki kualitas layanannya adalah unit layanan rawat inap.

6.6 Analisis Pada Unit Pelayanan Rawat Inap

Dokumen yang terkait

Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi Pelayanan Rumah Sakit Dengan Integrasi Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design (Studi Kasus: Unit Pelayanan Rawat Inap R.S. Efarina Etaham Berastagi)

14 121 277

Integrasi Metode Servqual, Qfd, dan Topsis untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan

0 2 5

Analisis Kualitas Layanan Menggunakan Metode Service Quality dan Importance-Performance Analysis (Studi Kasus di BIMBEL A+).

0 0 17

Analisis Kepuasan Jemaat terhadap Kualitas Layanan Gereja X dengan menggunakan metode Service Quality.

0 0 13

Quality of Service dengan Metode Diffentiated Service untuk Layanan Video Streaming Jaringan UMTS.

0 1 8

PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN E-COMMERCE ESGOTADO DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT IMPROVEMENT THE QUALITY OF E-COMMERCE SERVICE ESGOTADO IN INDONESIA BY USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD

0 0 8

Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 1 59

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - Penilaian Dimensi Internal Service Quality dengan Menggunakan Metode TOPSIS untuk Peningkatan Kualitas Layanan di R.S. Efarina Etaham Berastagi

0 0 10

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pendekatan Blue Ocean Strategy Terhadap Strategi Pelayanan Rumah Sakit Dengan Integrasi Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design (Studi Kasus: Unit Pelayanan Rawat Inap R.S. Efarina Etaham Berastagi)

0 0 13