dapat diketahui opini dari para peserta mengenai program pelatihan yang diberikan. Proses learning memberikan informasi yang ingin diperoleh melalui
penguasaan konsep-konsep, pengetahuan, dan keterampilan-keterampilan yang diberikan selama pelatihan. Perilaku behaviors dari peserta pelatihan, sebelum
dan sesudah pelatihan, dapat dibandingkan guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap peserta pelatihan. Dampak pelatihan organizational results
untuk menguji dampak pelatihan terhadap peserta pelatihan secara keseluruhan.
2.2 Program Pelatihan Keterampilan Penyandang Cacat
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu
pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar learning experience, aktivitas-
aktivitas yang terencana be a planned organizational activity, dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Secara
ideal, pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja
secara perorangan.Gomes,2003:197 Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling dapat dilihat dan
paling umum dari semua aktivitas. Para penyelenggara menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para peserta, dalam hal ini penyandang cacat, akan
menjadi lebih terampil, dan karenanya lebih produktif. Pelatihan lebih sebagai sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih memberdayakan seseorang yang
kurang berdaya dari sebelumnya, mengurangi dampak-dampak negatif yang
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari penyandang cacat.
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromuscular yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah
seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.
Sedangkan Reber dalam Syah,2005:121 mengatakan, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Belajar keterampilan adalah belajar menggunakan gerakan-gerakan
motorik yakni yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-ototneuromuscular. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmani tertentu.
Dalam jenis ini latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Supaya efektif, pelatihan harus merupakan solusi yang tepat bagi permasalahan
organisasi, yakni bahwa pelatihan tersebut harus dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan. Syah, 2005:126
Menurut Sudjana 1996:17, keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.
Keterampilan bergerak dari yang sangat sederhana ke yang sangat kompleks. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu psikomotor dan
intelektual. Keterampilan psikomotor antara lain adalah menggergaji, mengecat tembok, menari, mengetik. Sedangkan keterampilan intelektual ialah
Universitas Sumatera Utara
memecahkan soal hitungan, melakukan penelitian, membuat kesimpulan dan sebagainya. Namun, sebenarnya hampir semua keterampilan terdiri atas kedua
unsur tersebut. Hanya saja ada keterampilan yang lebih menonjol unsur psikomotornya sedangkan keterampilan yang lain lebih menonjol unsur
intelektualnya.
Keterampilan merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak asuh untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun
pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk berupa benda nyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan mereka. Anak asuh melakukan interaksi
dengan benda-benda produk kerajian dan teknologi yang ada di lingkungannya saat pelatihan keterampilan, kemudian berkreasi menciptakan berbagai produk
kerajinan maupun produk teknologi, sehingga diperoleh pengalaman konseptual, pengalaman apresiatif dan pengalaman kreatif. Pembelajaran keterampilan
dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku anak asuh cekat, cepat dan tepat melalui pembelajaran kerajinan, teknologi rekayasa dan
teknologi pengolahan Sudjana, 1996:17 . Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di
masyarakat. Melihat uraian tersebut, secara substansi bidang keterampilan mengandung kinerja kerajinan dan teknologis. Istilah kerajinan berangkat dari
kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar kinerja keterampilan psimotorik. Maka, keterampilan kerajinan berisi kerajinan tangan
membuat benda pakai atau fungsional. Keterampilan teknologi terdiri dari teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan.
Universitas Sumatera Utara
Metode pelatihan merupakan bentuk yang dipilih dalam pelatihan- pelatihan yang menyediakan langsug keterampilan-keterampilan untuk para
peserta. Adapun prinsip umum bagi metode pelatihan harus memenuhi sebagai berikut: 1 memotivasi para peserta latihan untuk belajar keterampilan baru, 2
memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari, 3 harus konsisten dengan isi misalnya, dengan menggunakan pendekatan interaktif
untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan interpersonal, 4 memungkinkan partisipasi aktif, 5 memberikan kesempatan berpraktek dan perluasan
keterampilan, 6 memberikan feedback mengenai performansi selama pelatihan, 7 mendorong adanya pemindahan yang positif dari pelatihan ke pekerjaan, dan
8 harus efektif dari segi biaya. Gomes, 2003:208 Sehingga metode pelatihan tidak terlepas dari pelatihan-pelatihan yang
menyediakan langsung keterampilan untuk peserta. Menjadikan peserta melakukan perilaku-perilaku yang terampil untuk kemandirian diri sendiri dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam hidup bermasyarakat.
2.3 Penyandang Cacat 2.3.1 Pengertian Penyandang Cacat