Jenis Tuna Rungu Wicara

2.4.2 Jenis Tuna Rungu Wicara

Jenis Kecacatan Rungu Wicara pada Anak Jenis kecacatan rungu wicara berdasarkan hasil diteksi dapat dibedakan: 1. Menurut derajat kehilangan daya dengarnya: a. Ringan Kehilangan 15-30 desibel : Mild Hearing Losses atau ketunarunguan ringan: daya tangkap terhadap suara cakapan manusia normal. b. Sedang Kehilangan 31-60 desibel : Moderate Hearing Losses atau ketunarunguan sedang: daya tangkap terhadap suara cakapan manusia hanya sebagian c. Berat Kehilangan 61-90 desibel : Severe Hearing Losses atau ketunarunguan berat: daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada d. Amat berat  Kehilangan 91-120 desibel : Profound Hearing Losses atau ketunarunguan sangat berat: daya tangkap terhadap suara manusia tidak ada sama sekali  Kehilangan lebih dari 120 desibel : Total Hearing Losses atau ketunarunguan total: daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. Universitas Sumatera Utara 2. Menurut kerusakan pada telinga a. Konduktif yaitu ketunarunguan yang disebabkan oleh kerusakan organ pendengaran yang terletak pada bagian penghantar gelombang suara kerusaka telinga bagian luar atau telinga bagian tengah. Misalnya jika terjadi penumpukan kotoran di liang telinga yang berlebihan atau jika terjadi radang di dalam telinga tengah. Ketunarunguan konduktif umumnya masih dapat disembunyikan secara medis. b. Perseptif yaitu ketunarunguan yang disebabkan oleh kerusakan organ pendengaran ditelinga bagian dalam, di dalam rumah siput atau bagian saraf kedelapan, saraf penerima rangsangan suara yang akan meneruskannya ke pusat saraf di otak. Ketunarunguan perseptif pada umumnya tidak dapat disembuhkan secara medis. 3. Menurut penyebabnya a. Genetik Cacat rungu bawaan merupakan cacat warisan orangtua karena factor pembawa sifat keturunan kromosom. Penyebab gangguan pendengaran pada anak, diperkirakan 50 kasus dari derajat sedang sampai berat, ditentukan secara genetik. Gangguan pendengaran genetic bawaan dapat disertai kelainan lain. Gangguan pendengaran dapat terjadi bersama kelainan bawaan telingan luar dan mata, gangguan metabolic, tulang dan otot, kulit, ginjal dan sistem saraf. Anak dengan orangtua menderita ketulian keturunan mempunyai kemungkinan menderita gangguan pendengaran. Universitas Sumatera Utara b. Non-Genetik 1 Sebelum kelahiran  Penyebab gangguan pendengaran sebelum lahir non-genetik terjadi pada masa kehamilan terutama pada 3 bulan pertama. Setiap ganguan kelahiran yang terjadi pada masa tersebut dapat menyebabkan ketulian pada anak, seperti kekurangan gizi, infeksi bakteri maupun bakteri, seperti: campak dan parotitis dapat menyebabkan ketulian  Kelahiran premature bila disebabkan oleh kekurangan oksigen, selain otak akan mengalami luka, pendengaranpun mengalami kerusakan. Dalam kondisi demikian, dapat disimpulkan bahwa kelahiran premature lebih mengakibatkan timbulnya penyakit telinga daripada penyakit lainnya.  Bila wanita yang sedang mengandung tiga bulan terserang penyakit campak atau cacar air, kemungkinan besar hal tersebut akan berdampak pada bayinya. Cacat yang ditimbulkan oleh penyakit campak kepada anak adalah 50 penyakit telinga, 20 penyakit mata dan 35 penyakit jantung. 2 Saat kelahiran Beberapa keadaan yang dialami bayi pada saat lahir juga merupakan faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran atau ketulian, seperti: lahir prematur umur kelahira kurang dari 37 minggu, berat badan lahir rendah kurang dari 1.500 gram, Universitas Sumatera Utara tindakan dengan alat pada proses kelahiran ekstrasi vakum, forsep, hiperbilirubinemia dan aksifia berat atau lahir tidak menangis. 3 Setelah kelahiran Radang selaput otak karena bakteri merupakan penyebab utama gangguan pendengaran yang didapat pada masa anak, hal lainnya juga dapat disebabkan oleh obat-obatan yang bersifat menggangu pendengaran ototoksik yang digunakan selama lebih dari 5 hari, trauma kepala dan infeksi telinga tengah. Cacat lainnya disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, penyakit, kecelakaan, kerusakan tulang tengkorak temporal bagian belakang telinga, keracunan, kekurangan oksigen, kekurangan gizi, kelahiran tak normal, prematur, berat badan bayi yang lahir kurang dari 1,5 kg. 4. Menurut jumlah telinga yang mengalami ketunarunguan: a. Bilateral yaitu anak yang kehilangan fungsi pendengaran kedua telinga b. Unilateral yaitu anak yang kehilangan fungsi pendengaran satu telinga 5. Menurut umur saat terjadi ketunarunguan: a. Pralingual sebelum berbahasa b. Postlingual sesudah berbahasa Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Dampak Kecacatan

Dokumen yang terkait

Strategi Pekerja Sosial dalam Pelayanan Anak Tuna Rungu Wicara (Studi Kasus di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar)

3 95 103

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 8 151

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 15

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 8

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 1 30

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Strategi Pekerja Sosial dalam Pelayanan Anak Tuna Rungu Wicara (Studi Kasus di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas - Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

0 1 41

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

0 0 14