menyatakan bermanfaat. Mereka menyadari bahwa keterampilan yang diterima dapat menjadi modal untuk masa depan yang lebih baik lagi. Satu orang
responden menyatakan bahwa program pelatihan keterampilan ini kurang bermanfaat. Ia merasakan bahwa setelah sekian lama mengikuti program pelatihan
keterampilan tersebut, ia tidak merasakan kebermanfaatan program pelatihan keterampilan tersebut secara langsung pada dirinya.
Kuantifikasi skala likert berdasarkan kebermanfaatan program pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat tuna rungu wicara yakni dengan jumlah
jawaban responden sebanyak 17 dibagi dengan 18 orang. Nilai skala likert berdasarkan kebermanfaatan program pelatihan keterampilan bagi penyandang
cacat tuna rungu wicara adalah bermanfaat dengan jumlah rata-rata 0,95.
5. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Program
Distribusi responden
berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung program pelatihan keterampilan yakni 18 orang 100 menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang disediakan sudah mendukung untuk
pelaksanaan program pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat tuna rungu wicara. Hal ini sesuai dengan APBD Provinsi Sumatera Utara dalam hal
pengadaan sarana dan prasana penunjang kegiatan pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat tuna rungu wicara di Pematang Siantar. Namun masih sangat
disayangkan peralatan yang disediakan oleh lembaga saat ini masih sangat tradisional. Hal ini terlihat pada keterampilan pertukangan kayu, dimana peralatan
yang digunakan masih banyak yang dilakukan secara manual dan hal ini kurang diminati oleh masyarakat. Masyarakat pada umumnya lebih meminati barang jadi
Universitas Sumatera Utara
yang dibuat secara industri, karna barang yang dipesan lebih cepat selesainnya dan lebih rapi. Perlunya mengupdate yang menjadi sarana dan prasarana pelatihan
keterampilan sangat penting demi meningkatkan kualitas lulusan dari UPT ini sehingga dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar saat ini.
Kuantifikasi skala likert berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana program pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat tuna rungu wicara adalah
dengan membagi jumlah nilai jawaban responden dengan jumlah responden. Nilai skala likert berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana program pelatihan
keterampilan bagi penyandang cacat tuna rungu wicara adalah lengkap dengan jumlah rata-rata 1.
6. Pemahaman Teknik Pengajaran Instruktur
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Teknik Pengajaran Instruktur No Kategori Frekuensi
F Persentase
1 Mudah Dipahami
8 44.5
2 Kurang Dipahami
10 55.6
Jumlah 18 100
Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwa
pemahaman responden terhadap teknik pengajaran instruktur yakni sebanyak 8 orang 44.5 menyatakan mudah dipahami karena teknik pengajarannya
sederhana dan langsung praktik sehingga mudah untuk memahami keterampilan
Universitas Sumatera Utara
yang diajarkan. Sebanyak 10 orang 55.6 menyatakan kurang dipahami karena merasa teknik pengajarannya terlalu sederhana sehingga kurang memahami
dengan baik materi keterampilan yang diajarkan. Peneliti mengamati teknik pengajaran yang dilakukan instruktur yaitu materi yang diajarkan melalui praktek,
sehingga responden dituntut untuk mempraktikkan apa yang sudah diajarkan instruktur dan diharapkan responden lebih cepat untuk memahami materi yang
baru saja diajarkan. Kuantifikasi skala likert berdasarkan pemahaman responden terhadap
teknik pengajaran instruktur adalah sebanyak 8 dibagi dengan 18 orang. Nilai skala likert berdasarkan pemahaman responden terhadap teknik pengajaran
instruktur adalah kurang dipahami dengan jumlah rata-rata 0,45.
7. Tingkat Pemahaman Materi