2.5.3 Pelayanan Panti Sosial Tuna Rungu Wicara
Panti sosial adalah lembaga pelayanan kesejahteran sosial yang memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan ke arah kehidupan normatif secara fisik, mental dan sosial, standar panti sosial sebagaimana tercantum di
dalam Permensos Nomor: 50HUK2005 tentang Standarisasi Panti Sosial dan Pedoman Akreditasi Panti Sosial. Pelayanan melalui sistem panti pada hakikatnya
merupakan upaya-upaya yang bersifat pencegahan, penyembuhan, rehabilitasi, dan pengembangan potensi klien, menjadi penting peranannya.
Panti sosial mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyebaran layanan; pengembangan kesempatan kerja; pusat informasi kesejahteraan sosial; tempat
rujukan bagi pelayanan rehabilitasi dari lembaga rehabilitasi tempat di bawahnya dalam sistem rujukan referral system dan tempat pelatihan keterampilan.
Prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan panti sosial dan atau lembaga pelayanan sosial lain yang sejenis adalah: 1 memberikan kesempatan yang sama kepada
mereka yang membutuhkan untuk mendapatkan pelayanan; menghargai dan memberi perhatian kepada setiap klien dalam kapasitas sebagai individu sekaligus
juga sebagai anggota masyarakat; 2 menyelenggarakan fungsi pelayanan kesejahteraan yang bersifat pencegahan, perlindungan, pelayanan dan rehabilitasi
serta pengembangan; 3 menyelenggarakan fungsi pelayanan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan secara terpadu antara profesi pekerjaan sosial dengan profesi
lainnya yang berkesinambungan; 4 menyediakan pelayanan berdasarkan kebutuhan klien guna meningkatkan fungsi sosialnya; dan 5 memberikan
Universitas Sumatera Utara
kesempatan kepada klien untuk berpatisipasi secara aktif dalam usaha-usaha pertolongan yang diberikan. Balatbangsos, 2004.
Panti Sosial Tuna Rungu Wicara adalah panti rehabilitasi sosial penyandang cacat tuna rungu wicara yang mempunyai tugas memberikan
pelayanan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi orang dengan
kecacatan rungu wicara agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya tujuan program rehabilitasi sosial rungu wicara
pada Panti Sosial Bina Rungu Wicara PSBRW adalah terbina dan terentasnya orang dengan kecacatan rungu wicara agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya
dalam tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Proses pelayanan panti sosial meliputi 1 tahap pendekatan awal; 2
asesmen; 3 perencanaan program pelayanan; 4 pelaksanaan pelayanan; dan 5 pasca pelayanan. Tahap pasca pelayanan terdiri dari penghentian pelayanan,
rujukan, pemulangan dan penyaluran dan pembinaan lanjut. Pada tahap akhir pelayanan adalah pembinaan lanjut yang merupakan rangkaian dari proses
rehabilitasi sosial atau pemulihan, yang ditujukan agar eks klien dapat beradaptasi dan juga berperan serta di dalam lingkungan keluarga, kelompok, lingkungan
kerja, dan masyarakat. Ada 2 dua macam standar panti sosial, yaitu standar umum dan standar
khusus. Standar umum adalah ketentuan yang memuat kondisi dan kinerja tertentu yang perlu dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial jenis apapun.
Mencakup aspek kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pembiayaan, pelayanan sosial dasar, dan monitoring-evaluasi. Sedangkan standar
Universitas Sumatera Utara
khusus adalah ketentuan yang memuat hal-hal tertentu yang perlu dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial dan atau lembaga pelayanan sosial lainnya
yang sejenis sesuai dengan karakteristik panti sosial.
Adapun Standar Umum Panti Sosial terdiri dari:
A. Kelembagaan, meliputi: 1. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari instansi yang berwenang
dalam rangka memperoleh perlindungan dan pembinaan profesionalnya. 2. Visi dan Misi. Memiliki landasan yang berpijak pada visi dan misi.
3. Organisasi dan Tata Kerja. Memiliki struktur organisasi dan tata kerja dalam rangka penyelenggaraan kegiatan.
B. Sumber Daya Manusia, mencakup 2 dua aspek: 1. Aspek penyelenggara panti, terdiri 3 unsur:
a. Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit yang ada dibawahnya.
b. Unsur Operasional, meliputi pekerja sosial, instruktur, pembimbing rohani, dan pejabat fungsional lainnya.
c. Unsur Penunjang, meliputi pembina asrama, pengasuh, juru masak, petugas kebersihan, satpam, dan sopir.
2. Pengembangan personil panti Panti Sosial perlu memiliki program pengembangan SDM bagi personil panti.
Universitas Sumatera Utara
C. Sarana Prasarana, mencakup: 1. Pelayanan Teknis. Mencakup peralatan asesmen, bimbingan sosial, ketrampilan
fisik dan mental. 2. Perkantoran. Memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang tamu, kamar mandi,
WC, peralatan kantor seperti: alat komunikasi, alat transportasi dan tempat penyimpanan dokumen.
3. Umum. Memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci, kerapihan diri, belajar, kesehatan dan peralatannya serta ruang perlengkapan.
D. Pembiayaan Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap maupun tidak tetap.
E. Pelayanan Sosial Dasar Memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
penerima manfaat, meliputi: makan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.
F. Monitoring dan Evaluasi, meliputi: 1. Monev Proses, yakni penilaian terhadap proses pelayanan yang diberikan
kepada penerima manfaat. 2. Monev Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap penerima manfaat, untuk
melihat tingkat pencapaian dan keberhasilan penerima manfaat setelah memperoleh proses pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun Standar Khusus Panti Sosial, berupa kegiatan pelayanan yang terdiri
dari tahapan sebagai berikut: A. Tahap Pendekatan Awal, mencakup:
1. Sosialisasi program. 2. Penjaringanpenjangkauan calon penerima manfaat.
3. Seleksi calon penerima manfaat. 4. Penerimaan dan registrasi.
5. Konferensi kasus.
B. Tahap Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Assessment, mencakup: 1. Analisa kondisi penerima manfaat, keluarga dan lingkungan.
2. Karakteristik masalah, sebab dan implikasi masalah. 3. Kapasitas mengatasi masalah dan sumber daya.
4. Konferensi kasus.
C. Tahap Perencanaan Pelayanan, meliputi: 1. Penetapan tujuan pelayanan.
2. Penetapan jenis pelayanan yang dibutuhkan penerima manfaat. 3. Sumber daya yang akan digunakan.
D. Tahap Pelaksanaan Pelayanan, terdiri: 1. Bimbingan Individu.
2. Bimbingan Kelompok. 3. Bimbingan Sosial.
Universitas Sumatera Utara
4. Penyiapan Lingkungan Sosial. 5. Bimbingan Mental Psikososial.
6. Bimbingan Pelatihan Ketrampilan. 7. Bimbingan Fisik Kesehatan.
8. Bimbingan Pendidikan.
E. Tahap Pasca Pelayanan, terdiri dari: 1. Penghentian Pelayanan. Dilakukan setelah penerima manfaat selesai
mengikuti proses pelayanan dan telah mencapai hasil pelayanan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
2. Rujukan. Dilaksanakan apabila penerima manfaat membutuhkan pelayanan
lain yang tidak tersedia dalam panti. 3.
Pemulangan dan Penyaluran. Dilaksanakan setelah penerima manfaat dinyatakan berhenti atau selesai mengikuti proses pelayanan.
4. Pembinaan Lanjut. Kegiatan memonitor atau memantau penerima manfaat sesudah mereka bekerja atau kembali ke keluarga.
2.6 Kerangka Pemikiran