2.2.5.4 Peran  Media  Gambar  Seri  dalam  Pembelajaran  Menulis  Kembali
Dongeng
Sukiman  2012:30  mengatakan  bahwa  media  merupakan  perantara  dalam menyalurkan  pesan  dari  sumber  ke  penerima  pesan.  Kriteria  pemilihan  media
yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir peserta didik. Media gambar seri  sebuah  media  berupa  gambaran-gambaran  peristiwa  yang  dipadukan  dan
diurutkan  secara  sistematis  sehingga  menjadi  urutan  cerita  yang  memiliki  arti untuk membantu peserta didik mengungkapkan kembali dalam bentuk tulisan.
Demikian  pula  dengan  pelajaran  menulis  kembali  dongeng  di  SMP penggunaan media  gambar seri dirasakan sangat  tepat  untuk  membantu peserta
didik  dalam  mengingat-ingat  peristiwa  peserta  didik  pada  kemampuan  menulis kembali  dongeng.  Selain  itu,  gambar  seri  mudah  dimanfaatkan  dalam  kegiatan
belajar  mengajar,  karena  praktis  dan  sederhana  sehingga  tampak  poin-poin pokoknya dan memberikan data yang kuat dan memudahkan menafsirkan data.
Dari  uraian  diatas,  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  penggunaan  media dalam  pembelajaran  khususnya  media  gambar  seri  sangat  membantu  dalam
mengingat-ingat  peristiwa  dan  mempertajam  imajinasi  peserta  didik  khususnya pada pembelajaran menulis kembali dongeng.
2.2.6 Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Media Gambar Seri
dalam Pembelajaran Menulis Kembali Dongeng Sintakmatik
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta Didik
Fase 1: Establishing
Set
1. Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap
1. Peserta didik mengikuti instruksi guru
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
peserta didik belajar.
2. Guru mengkaitakan pembelajaran dengan
pengalaman peserta didik 3. Guru memulai
pelajaran dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran 4. Guru memberikan
motivasi untuk mengkondisikan
diri 2. Peserta didik
merespon dan bertanya jawab dengan guru
3. Peserta didik memperhatikan
penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
4. Peserta didik termotivasi dalam
pembelajaran
Fase 2: Demonstrasi
Mendemostrasikan pengetahuan dan
keterampilan. 1. Guru menjelasakan
materi mengenai dongeng dan unsur
instrinsik 2. Guru menjelaskan
langkah-langkah menulis kembali dongeng
menggunakan gambar seri
3. Guru memberikan contoh menulis kembali
dongeng menggunakan gambar seri
4. Guru meminta peserta didik menyimpulkan
langkah-langkah menulis kembali dongeng
5. Guru memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk menanyakan hal-hal kurang
dimengerti 6. Guru menjawab
pertanyaan dari peserta didik
1. Peserta didik memperhatikan
penjelasan mengenai dongeng dan unsur
instrinsik 2. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
mengenai langkah- langkah  yang dilakukan
dalam menulis kembali dongeng menggunakan
gambar seri. 3. Peserta didik
memperhatikan contoh cara menulis kembali
dongeng menggunakan gambar seri yang
dilakukan guru. 4. Peserta didik
menyimpulkan langkah- langkah menulis kembali
dongeng 5. Peserta didik
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti dalam
pelajaran menulis kembali dongeng.
6. Peserta didik merespon jawaban dari
guru
Fase 3: Guided
Practice Memberikan praktik
1. Guru membentuk kelompok yang terdiri
dari 4 orang. 1.Peserta didik berada
dalam kelompok yang ditentukan
dengan  bimbingan 2. Guru menjelaskan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat
itu. 3. Guru menginstrusikan
tiap kelompok dengan bimbingan, praktik
menulis kembali dongeng menggunakan
gambar seri a  Guru membagikan
teks dongeng kepada setiap kelompok
b Guru mengambil kembali teks dongeng
yang sudah dibaca oleh peserta didik, kemudian
guru meminta peserta didik untuk mengurutkan
gambar seri yang telah diacak
c Guru meminta peserta didik untuk menyusun
gambar seri yang telah diurutkan di tempat yang
disediakan. d Guru meminta peserta
didik berdiskusi bersama kelompok untuk
membuat kerangka cerita berdasarkan urutan cerita
pada gambar seri yang telah disusun
4. Guru berkeliling melihat pekerjaan
kelompok serta memberikan saran dan
pengarahan secukupnya 2. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Secara berkelompok peserta didik dengan
bimbingan guru praktik menulis kembali
dongeng menggunakan gambar seri, dengan
memperhatikan langkah- langkah menulis kembali
dongeng. a
Peserta didik dalam kelompok membaca teks
dongeng yang telah dibagikan oleh guru dan
memahami teks dongeng
b Dongeng yang sudah
dibaca peserta didik dikumpulkan kembali,
kemudian peserta didik mengurutkan gambar
seri sesuai urutan dongeng yang telah
dibaca.
c Peserta didik  dalam
kelompok berdiskusi menyusun urutan gambar
seri yang benar pada tempat yang disediakan
oleh guru.
d Peserta didik bersama
kelompok berdiskusi menulis kerangka cerita.
4. Peserta didik dalam kelompok berkonsultasi
dengan guru mengenai kesulitan dalam menulis
kembali dongeng.
pada kelompok yang mengalami kesulitan
5. Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan hasil menulis kerangka cerita
yang telah dibuat. 5.  Peserta didik
mengecek kembali pekerjaan yang telah
dilaksanakan dengan mendiskusikannya
bersama teman sekelompok.
Fase 4: Feed Back
Memeriksa pemahaman peserta didik dan
memberikan umpan balik.
1.  Guru meminta perwakilan kelompok
mempresentasikan pekerjaannya di depan
kelas. 2. Guru membahas dan
memberikan penguatan terhadap hasil menulis
kembali dongeng disertai dengan tanya jawab
3. Guru memberikan kesimpulan mengenai
pembelajaran menulis kembali dongeng
1. Peserta didik mempresentasi hasil
pekerjaanya menulis kembali dongeng
2.  Peserta didik mendengar penjelasan
guru dan aktif dalam tanya jawab dengan guru
3. Peserta didik mencatat kesimpulan pembelajaran
menulis kembali dongeng.
Fase 5: Extended
Practice Memberikan praktik
dan transfer yang diperluas.
1.Guru memberikan tugas menulis kembali
dongeng utuh secara mandiri.
1. Peserta didik melakukan pelatihan
lanjutan berupa tugas rumah menulis kembali
dongeng berdasarkan kerangka cerita yang
telah dibuat.
Tabel 2.2: Penerapan Menulis Kembali Dongeng 2.3
Kerangka Berfikir
Keterampilan  menulis  kembali  dongeng merupakan  keterampilan
mengungkapkan  kembali  dongeng  yang  dibaca  atau  didengar  secara  tulis. Kemampuan peserta didik kelas VII D SMPN 2 Gebog dalam menulis kembali
dongeng  rendah. Penyebab rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis kembali  dongeng  adalah  peserta  didik  kesulitan  dalam  mengembangkan  ide,
sehingga  dongeng  yang  dihasilkan  belum  maksimal,  kesulitan  mengingat-ingat peristiwa dan hasil tes awal menunjukkan rata-rata di bawah KKM.
Salah  satu  cara  mengatasi  kesulitan  peserta  didik  dalam  mengembangkan ide  yaitu  dengan  menggunakan  model  pembelajaran.  Model  pembelajaran
langsung  adalah  model  pembelajaran  yang  dirancang  secara  khusus  yang berkaitan  dengan  pengetahuan  deklaratif  dan  prosedural  yang  terstruktur  baik.
Model  pembelajaran  langsung  terdiri  atas  lima  fase  yaitu  1  menyampaikan tujuan  dan  mempersiapakan  peserta  didik,  2  mendemonstrasi  atau
mempresentasikan  pengetahuan  dan  keterampilan,  3  memberikan  praktik dengan  bimbingan,  4  memeriksa  pemahaman  dan  memberikan  umpan  balik
peserta didik, dan 5 memberikan praktik dan transfer yang diperluas. Penggunaan  model  pembelajaran  ini  didukung  dengan  media  gambar  seri
untuk  membantu  peserta  didik  mengingat-ingat  peristiwa  dalam  menulis kembali. Media gambar seri merupakan rangkaian gambar yang tersusun secara
kronologis  dan  adanya  kesinambungan  antara  gambar  satu  dengan  gambar  lain sehingga  membentuk  sebuah  cerita  yang  bermakna  dan  memiliki  arti  yang
nantinya  menjadi  sumber  imajinasi  dan  kreativitas  bagi  peserta  didik  dalam menulis kembali dongeng.
Diharapkan  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  langsung  dengan media  gambar  seri  khususnya  menulis  kembali  dongeng,  peserta  didik  dapat
mengembangkan  ide  dan  memudahkan  mengingat-ingat  peristiwa,  dan  hasil belajar  peserta  didik  dalam  keterampilan  menulis  kembali  dongeng  meningkat.
Berikut ini bagan untuk memperjelas kerangka berpikir pada penelitian ini.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir 2.4
Hipotesis Tindakan
Hipotesis  tindakan  dalam  penelitian  ini  adalah  jika  model  pembelajaran langsung  dengan  media  gambar  seri  diterapkan  pada  dalam  pembelajaran
menulis kembali dongeng  peserta didik kelas VII D SMPN 2 Gebog Kabupaten Kudus,  maka  keterampilan  menulis  kembali  dongeng  peserta  didik  akan
meningkat  dan perilaku  peserta didik dalam menulis kembali  dongeng  menuju ke arah yang positif.
Rendahnya keterampilan menulis kembali, berdasarkan permasalahan yaitu:
1. Peserta didik kesulitan dalam mengembangkan ide 2. Peserta didik kesulitan mengingat-ingat peristiwa
3. Hasil tes awal menunjukkan rata-rata di bawah KKM
Model Pembelajaran Langsung
Media Gambar Seri
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
3. Praktik awal dan bimbingan 4. Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik 5. Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan Rangkaian gambar yang
tersususun secara kronologis  dan adanya
kesinambungan antara gambar satu dengan
gambar lain dan membentuk sebuah cerita
yang nantinya menjadi sumber imajinasi dan
kreativitas bagi peserta didik
1. Peserta didik
dapat mengembangkan
ide dan
memudahkan mengingat-ingat peristiwa 2. Hasil  belajar  peserta  didik  dalam  keterampilan  menulis
kembali dongeng meningkat.
56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  tindakan  kelas  Classroom  Action research.  Menurut  Rachman  2012:241  PTK  didefinisikan  sebagai  suatu
penelitian  yang  bersifat  reflektif  dengan  melakukan  tindakan-tindakan  tertentu sebagai  usaha  untuk  memperbaiki  dan  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  di
kelas secara profesional. Desain  penelitian  yang  digunakan  adalah  model  Kemmis  dan  Mc  Taggart.
Menurut  Yudhistira  2012:47  model  Kemmis    Mc  Taggart  merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin. Dalam model
Kemmis  Mc Taggart, hanya komponen acting dan observasingyang dijadikan satu  kesatuan  karena  keduanya  merupakan  tindakan  yang  tidak  terpisahkan,
terjadi dalam waktu yang sama. Model  Kemmis    Mc  Teggart  terdiri  atas  4  komponen,  yaitu:  1
Perencanaan  Planning,2  Tindakan  Acting,3  Pengamatan  Observing,dan Refleksi Reflecting. Keempat tahapan tersebut digunakan secara sistematis dan
diterapkan  dalam  dua  siklus,  yaitu  siklus  I  dan  siklus  II.  Siklus  I  untuk mengetahui  keterampilan  menulis  kembali  dongeng  peserta  didik,  sedangkan
siklus II untuk mengetahui peningkatan perbaikan pelaksanaan yang didasarkan pada refleksi siklus I.
Proses penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut: