2.2.4.5 Tahapan Model Pembelajaran Langsung
Tahapan model pembelajaran langsung, dalam bagian ini dibahas mengenai sintaks, sistem sosial, perantugas guru, dan dampak intruksional dan
pengiring.
2.2.4.5.1 Sintaks Model Pembelajaran Langsung
Fase Peran Guru
Fase 1: Establishing Set
Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan peserta didik
Guru menyampaikan kepada peserta didik untuk belajar dengan menjelaskan tujuan-
tujuan pelajaran, memberikan informasi latar belakang, dan menjelaskan mengapa
pelajaran itu penting.
Fase 2: Demonstrasi
Mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Guru mendemostrasikan
keterampilan dengan benar atau
mempresentasikan informasi langkah-langkah.
Fase 3: Guided Practice
Memberikan praktik dengan bimbingan
Guru merencanakan dan memberi pelatihan awal.
Fase 4: Feed Back
Memeriksa pemahaman peserta didik dan memberikan umpan
balik. Guru memeriksa untuk melihat apakah
peserta didik dapat melakukan keterampilan yang
diajarkan dengan
benar dan
memberikan umpan balik kepada peserta didik.
Fase 5: Extended Practice
Memberikan praktik dan transfer yang diperluas.
Guru menetapkan syarat-syarat untuk extended practice dengan memperhatikan
transfer keterampilan ke situasi-situasi yang lebih kompleks.
Tabel 2.1: Sintakmatik Sumber: Arends 2008: 304
Menurut Arends 2008:303-311 model pembelajaran langsung mempunyai lima fase yang dapat dijelaskan seperti berikut:
1 Memberikan Tujuan atau Establishinh Set
Fase pertama, model pembelajaran langsung ialah guru memulai pelajarannya dengan menjelaskan tujuannya dan mendapatkan perhatian peserta
didik. Hal ini memberikan isyarat cues tentang apa yang akan terjadi dan merupakan bagian dari tujuan. Peserta didik seharusnya mengetahui alur
pelajaran dan berapa banyak waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan pelajaran.
Joyce 2012: 428 mengatakan bahwa ada tiga langkah yang sangat penting dalam tujuan tahap ini, yakni 1 guru memaparkan maksud dari pelajaran dan
tingkat-tingkat performa dalam praktik, 2 guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengetahuan dan atau pengalaman sebelumnya, 3
guru mendiskusikan prosedur pelajaran yakni bagian yang berbeda antara pelajaran dan tanggung jawab peserta didik selama aktivitas berlangsung.
2 Melaksanakan Demonstrasi
Fase kedua, model pembelajaran langsung yaitu mendemostrasikan sebuah konsep atau keterampilan tertentu secara efektif guru diharuskan untuk mencapai
tingkat menguasai atau memahami sepenuhnya konsep atau keterampilan yang dimaksud sebelum mendemostrasikan dan berlatih melakukan sendiri seluruh
aspek demostrasi dengan saksama sebelum menyampaikannya di kelas. Ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a Menguasai dan Memahami Sepenuhnya
Memastikan bahwa peserta didik akan mengobservasi perilaku yang benar dan bukan perilaku yang tidak benar. Dalam fase ini, guru harus mengikuti
dengan cermat apa yang dimasukkan dalam demonstrasinya.
b Berlatih
Semakin kompleks informasi atau keterampilannya, semakin sulit pula untuk mendemonstrasikannya. Keterampilan atau konsep yang diajarkan
harus dipikirkan baik-baik hingga dimengerti dengan jelas. 3
Memberikan Praktik dengan Bimbingan
Fase ketiga, model pembelajaran langsung adalah bagaimana guru mendekati guided practice praktiklatihan terbimbing. Praktik secara aktif
dapat meningkatkan retensi, membuat belajar lebih optimis, dan memungkinkan peserta didik untuk mentransfer pembelajarannya ke situasi baru. Ada empat
prinsip untuk memberikan kesempatan praktik kepada peserta didik a berikan praktik yang pendek dan bermakna, b berikan praktik untuk meningkatkan
overlearning, c mengetahui keuntungan dan ketidakuntungan, dan d memperhatikan tahap-tahap awal praktik.
4 Memeriksa Pemahaman Peserta didik dan Memberikan Umpan Balik
Fase keempat, model pembelajaran langsung sering kali ditandai oleh tindakan guru yang mengajukan berbagai pertanyaan kepada peserta didik dan
memberikan jawaban yang dianggapnya benar atau guru memanggil salah seorang peserta didik dan memintanya untuk mendemonstrasikan sebuah
keterampilan atau subketerampilan. Hal ini sangat penting dalam pembelajaran karena tanpa pengetahuan praktik menjadi tidak banyak artinya.
Faktanya, tugas terpenting guru adalah memberikan umpan balik yang bermakna kepada peserta didik dan pengetahuan tentang hasil. Guru dapat
memberikan umpan balik dengan banyak cara, misalnya secara verbal, menguji
atau melalui komentar tertulis. Akan tetapi, tanpa umpan balik yang spesifik praktik akan banyak artinya bagi peserta didik.
Arends 2008:308-310 mengatakan bahwa pedoman yang patut dipertimbangkan, adalah a berikan umpan balik setelah praktik, b
memberikan umpan balik yang spesifik, c berkonsentrasi pada perilaku, d pastikan bahwa umpan baliknya sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didik, e menekankan pujian dan memberikan umpan balik pada kinerja yang benar, f ketika memberikan umpan balik negatif, tunjukan tata cara yang benar
untuk melakukannya, g membantu peserta didik untuk memfokuskan pada proses, bukan hasil, dan h ajari peserta didik untuk memberikan umpan balik
kepada dirinya sendiri dan untuk menilai kinerjanya sendiri
5 Memberikan Praktik dan Transfer yang Diperluas
Fase kelima, model ini guru perlu memberikan perhatian khusus pada tahap independen practice. Praktik independen dapat dilakukan melalui seatwork atau
homework. Menurut Joyce 2012:429 praktik ini dimulai saat peserta didik telah mencapai level akurasi 85 hingga 90 persen dalam praktik di bawah bimbingan.
Tujuan dari praktik adalah memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman peserta didik terhadap praktik sebelumnya. Dalam praktik
ini, peserta didik melakukan praktik dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik dari guru.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fase model pembelajaran langsung saling berkaitan karena dilakukan tahap demi tahap. Model pembelajaran langsung
mempunyai lima fase yaitu: menyampaikan tujuan, demostrasi, praktik dengan bimbingan, mengecek pemahaman dan umpan balik dan latihan mandiri.
2.2.4.5.2 Sistem Sosial