Karsinogenesis kanker payudara Kanker dan siklus sel

Tabel 4. Sepuluh besar jenis kanker berdasarkan letaknya di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, tahun 1995-2000 Ranking Jenis kanker Jumlah pasien orang 1. serviks uterus 998 2. payudara 897 3. nasofaring 578 4. paru-paru 403 5. tiroid 123 6. rektum 86 7. lidah 65 8. prostat 44 9. buli-buli 40 10. kelenjar getah bening 37 Sumber: Defrizal 2007 Data terkini yang dilaporkan oleh RSKD menunjukkan bahwa antara tahun 2004-2007 kanker payudara dan kanker serviks merupakan dua kasus kanker terbesar. Pada tahun 2004, kasus kanker payudara sebanyak 279 kasus, kanker serviks 192 kasus. Tahun 2005 meningkat menjadi 334 kasus untuk kanker payudara dan 226 kasus untuk kanker serviks. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan lagi menjadi 439 kasus kanker payudara dan 232 kasus kanker serviks, sedangkan tahun 2007 terdapat 436 kasus kanker payudara dan 264 kasus kanker serviks RSKD 2010.

2.4.2. Karsinogenesis kanker payudara

Secara normal pertumbuhan sel kelenjar payudara diatur oleh interaksi yang kompleks antara beberapa hormon diantaranya estrogen, progresteron, androgen, glukokortikoid, prolaktin, tiroid, insulin dan faktor pertumbuhan contohnya Insulin-like Growth Factor, IGF; Fibroblast Growth Factor, FGF; dan Epidermal Growth Factor, EGF atau Transfoming Growth Factor alpha, TGF- α. Pengaruh dari hormon dan faktor pertumbuhan tersebut diawali dan dipicu melalui ikatan dengan reseptornya. Reseptor untuk hormon pada umumnya terletak pada membran sel, sedangkan reseptor hormon steroid terletak di dalam sel atau pada inti sel Doughlas and Robert 2000. Pada kanker payudara, hormon estrogen memegang peranan sangat penting sebagai inisiator maupun promotor. Sebagai inisiator senyawa metabolit dari estrogen dapat membentuk DNA adduct yang selanjutnya menyebabkan mutasi genetik. Sebagai promotor, estrogen merupakan senyawa yang dapat memicu proliferasi sel. Estrogen akan berikatan dengan reseptor estrogen ER yang akan mengaktivasi reseptor tirosin kinase RTK. Selanjutnya RTK ini akan memberikan pensinyalan untuk proliferasi dan pensinyalan apoptosis. Sel kanker terjadi karena pertumbuhan yang tidak terkontrol akibat kesalahan instruksi genetik. Dua pertiga kasus kanker payudara adalah ER positif ER+, sedangkan sepertiganya ER negatif ER- Wanandi 2007. Selain hormon dan faktor pertumbuhan, gen penekan tumor Tumor Supressor Genes , TSG seperti gen p53 juga berperan dalam pertumbuhan suatu kanker. Perubahan pada gen p53 dan gen retinolastoma RB1 juga menjadi penyebab berkembangnya kanker payudara. Pada kondisi normal, gen yang terkait dengan kanker payudara yang diturunkan adalah BRCA1 dan BRCA2 yang berfungsi sebagai gen penekan tumor. Namun demikian, kesalahan genetika yang terkait dengan faktor keturunan tidak secara otomatis berubah menjadi sel kanker. Ada faktor eksternal lainnya yang diperlukan untuk mengubahnya menjadi sel kanker. Faktor eksternal diantaranya virus, infeksi berkelanjutan, radiasi, polusi udara dan bahan-bahan kimia yang tidak diperlukan oleh tubuh xenobiotik juga dapat menyebabkan mutasi. Mutasi gen karena faktor eksternal terjadi pada sel somatik, khususnya pada organ yang sering mengalami pergantian sel atau melakukan sekresi seperti payudara dan rahim Zakaria 2001. Tingkatan atau jenis kanker payudara berdasarkan perkembangan karsinogenesis sel dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: Gambar 4. Kerangka dasar karsinogenesis kanker payudara Sutandyo 2006 Karsinogenesis sel payudara meliputi : 1 Lesi proliferatif payudara abnormal. Resiko terjadinya kasus ini 4 kali lebih besar dibandingkan populasi normal. Jika seseorang mempunyai riwayat keluarga penderita kanker payudara, maka resiko tersebut meningkat menjadi 9 kalinya. 2 Karsinoma in situ yang terbatas pada lobulus atau pada sel epitel duktus. Karsinoma pada lobulus dianggap sebagai penanda untuk peningkatan resiko payudara, sedangkan karsinoma pada sel epitel duktus merupakan kelompok heterogen lesi pada berbagai potensi keganasan dan sebagai bentuk awal dari karsinoma invasif. 3 Karsinoma invasif, dimana sekitar 75 dari semua kanker payudara merupakan jenis karsinoma invasif yang bercirikan suatu masa padat dan mudah diukur secara dua arah bisection. 4 Kanker payudara tipe khusus, yang didasari atas gambaran dari duktus dan lobulus antara lain karsinoma invasif, karsinoma skuamosa, karsinoma sekretori Hoque 2000. Lesi proliferasi jinak Predesposisi genetik Mutasi BRC1, BRC2, p53 kerusakan pada mekanisme DNA repair dan apoptosis Karsinoma in situ Estrogen, progresteron dan GF telomerase Karsinoma dini • Mutasi gen-gen alur pensinyalan hormon steroid GF: Her-2, c-myc, siklin D1, RBi, Mutasi gen alur kematian sel TP53 dan instabilitas kromosomal Karsinoma lanjut lokal stadium III Pertumbuhan sel tak terkendali Pertumbuhan sel tak terkendali Karsinoma metastatik stadium IV • Perubahan fenotif lebih lanjut pada siklus sel, kematian sel dan respon terapi, Perubahan fenotif pada sekresi GF untuk angiogenesis dan penyebaran metastasis, mutasi gen pengatur invasi dan kerusakan gen DNA repair Pertumbuhan sel berlanjut Penurunan respon terapi Penurunan adhesi sel-sel angiogenesis Epitel payudara normal imortalisasi

2.5. Kematian sel melalui jalur apoptosis

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA BRUSEIN-A YANG DIKAPSULASI LIPOSOM TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (T47D) SECARA IN-VITRO

0 12 49

Pengaruh Produk Daun Cincau Hijau Cyclea Barbata L. Miers Dan Premna Oblongifolio Merr Terhadap Kapasitas Antioksidan Sel Limfosit Mencit C3H Bertumor Kelenjar Susu

0 22 117

Aktivitas Anti-kanker ekstrak rimpang lengkuas lokal (Alpinia Galanga (L) Sw) pada alur sel kanker manusia serta mencit yang ditransplantasi dengan sel tumor primer

0 7 235

Pengaruh Pemberian Bubuk Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr) Terhadap Gambaran Histopatologis Jaringan Hati Mencit C3H yang Ditransplantasi Sel Tumor Kelenjar Susu

1 17 81

Mekanisme aktivitas antitumor bubuk daun cincau hijau (Premna blongifolia Merr.) pada mencit c3h yang ditransplantasi sel tumor payudara

1 17 377

Aktivitas antiproliferasi ekstrak daun jambu biji (psidium guajava) terhadap sel kanker payudara MCF-7

0 6 37

Pengaruh ekstrak cincau hijau cyclea barbata l. miers terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase dan katalase pada mencit c3h bertumor kelenjar susu

0 3 5

Aktivitas Anti kanker ekstrak rimpang lengkuas lokal (Alpinia Galanga (L) Sw) pada alur sel kanker manusia serta mencit yang ditransplantasi dengan sel tumor primer

0 5 225

PENGARUH EKSTRAK METANOLIK DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth.) TERHADAP PEMACUAN APOPTOSIS SEL KANKER PAYUDARA

0 6 6

AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI EKSTRAK, FRAKSI ETIL ASETAT DAN ISOLAT RIMPANG TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

1 11 8