Uji aktivitas caspase-7 De Bello et al. 2007

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh pemberian bubuk gel daun cincau hijau terhadap pertumbuhan mencit C3H Parameter yang diamati untuk pertumbuhan mencit pada penelitian ini meliputi konsumsi ransum, bobot badan, masa laten, volume dan bobot kanker. 4.1.1. Konsumsi ransum Penyusunan ransum dilakukan dengan mempertimbangkan zat gizi yang terdapat pada bubuk gel daun cincau hijau yang mempengaruhi pertumbuhan mencit. Ransum diberikan dalam bentuk pelet 5 gramekor mencukupi kebutuhan konsumsi ransum perhari untuk mencit dengan bobot badan di atas 20 g. Waktu pemberian ransum yang sama setiap hari dimaksudkan untuk mengurangi variabilitas. Sisa ransum ditimbang untuk mengetahui jumlah ransum harian yang dikonsumsi dan bobot badan mencit diukur dua kali seminggu untuk mengetahui pertumbuhan dan kesehatannya. Masa adaptasi berlangsung selama 6 hari, bertujuan untuk membiasakan mencit terhadap lingkungan dan ransum yang baru. Pada masa adaptasi dilakukan pengamatan visual untuk melihat kondisi kesehatan mencit yang akan diberikan perlakuan. Hasil pengukuran konsumsi ransum mencit sebelum transplantasi menunjukkan bahwa konsumsi ransum kelompok kontrol negatif A 2,24±0,28 ghari relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif B 1,78±0,19 ghari, dan kelompok yang diberi bubuk gel daun cincau hijau masing-masing 0,88 C 1,77±0,21 ghari; 1,76 D 1,80±0,31 ghari; dan 2,46 E 1,83±0,13 ghari seperti yang terlihat pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Konsumsi ransum dan delta bobot badan mencit sebelum dan setelah transplantasi. Superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pd taraf 5 p0,05 Kelompok Sebelum transplantasi Setelah transplantasi Konsumsi ransum g Delta bobot badan g Konsumsi ransum g Delta bobot badan g A 2,24±0,28 1,3 b 2,45±0,58 a 3,3 c a B 1,78±0,19 1,3 a 1,66±0,25 a 1,2 a C a 1,77±0,21 1,8 a 1,91±0,05 a 1,3 b D a 1,80±0,31 2,1 a 1,83±0,23 a -1,3 bc E a 1,83±0,13 2,1 a 1,91±0,21 a 2,5 b a Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsumsi ransum kelompok A berbeda nyata p0,05 jika dibandingkan dengan konsumsi ransum kelompok uji B,C,D,E Lampiran 5. Hasil analisis sidik ragam terhadap delta bobot badan mencit sebelum transplantasi menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata p 0,697 untuk semua kelompok mencit Lampiran 6. Walaupun demikian, kelompok yang diberi bubuk gel daun cincau hijau C, D dan E mengalami peningkatan bobot badan seiring dengan meningkatnya kadar bubuk gel daun cincau hijau yang diberikan. Hal ini mengindikasikan adanya faktor kesukaan dari mencit untuk mengkonsumsi ransum yang mengandung bubuk gel daun cincau hijau. Selanjutnya, hasil pengukuran terhadap konsumsi ransum mencit setelah transplantasi menunjukkan bahwa konsumsi ransum seluruh kelompok mengalami peningkatan kecuali kelompok B. Kelompok A 2,45±0,5 ghari; C 1,91±0,05 ghari; D 1,83±0,23 ghari; dan E 1,91±0,21 Hasil penelitian konsumsi ransum ini ditunjang dengan hasil pengamatan terhadap tingkah laku mencit selama perlakuan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkah laku mencit kelompok A kontrol negatif terlihat normal, lincah dan pernafasan normal. Perbedaan sangat nyata terlihat pada kelompok B kontrol positif, C, D dan E dan kondisi terparah terlihat pada kelompok B yang ditransplantasi dan tanpa pemberian bubuk gel daun cincau hijau. Hal ini disebabkan adanya gejala toksik dan kakeksia akibat transplantasi kanker. Kakeksia disebabkan oleh faktor psikologis dan susunan syaraf pusat keengganan makan, gangguan persepsi rasa kecap, dan stress psikologis, gangguan metabolisme, produksi sitokin oleh makrofag, dan disfungsi autonomik ghari, sedangkan kelompok B 1,66±0,25 ghari Lampiran 7. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa bubuk gel daun cincau hijau berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum setelah transplantasi Lampiran 8. Pada Tabel 8 terlihat bahwa konsumsi ransum kelompok kontrol positif B berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif A dan kelompok uji C, D, E. Perbedaan antara kelompok B dengan A disebabkan oleh adanya perlakuan transplantasi pada kelompok B, sedangkan kelompok A tanpa transplantasi, sedangkan perbedaan antara kelompok B dengan kelompok uji C, D, E disebabkan tidak adanya penambahan bubuk gel daun cincau hijau pada kelompok B. Hasil analisis sidik ragam terhadap delta bobot badan mencit setelah transplantasi menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang nyata p = 0,114 pada semua kelompok mencit Lampiran 9. Bruera 2002. Adanya gejala toksik terlihat dari pernafasan yang tidak normal dan perubahan fisik yaitu bulu rontok dan berdiri, terlihat lesu dan tidak aktif.

4.1.2. Bobot badan

Pada masa adaptasi, setiap kelompok mencit mengalami variasi kenaikan bobot badan. Penurunan bobot badan di beberapa titik pada masa ini lebih disebabkan oleh pengaruh adaptasi mencit terhadap lingkungan baru, stres akibat pemberian ransum, penimbangan bobot badan, atau penggantian air minum. Kondisi stres menyebabkan selera makan menurun sehingga bobot badannya menurun. Hasil pengukuran bobot badan mencit selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini: Gambar 10. Grafik bobot badan mencit yang ditransplantasi sel kanker selama penelitian. A: Kelompok kontrol negatif; B: Kelompok kontrol positif; C,D,E: Kelompok yang mendapat bubuk gel daun cincau hijau berturut-turut 0,88; 1,76; 2,46. Pada masa sebelum tranplantasi, dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov terhadap bobot badan mencit terlebih dahulu. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi data normal yang ditunjukkan dari p- value0,15. Hal ini menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan memiliki bobot badan yang terdistribusi secara normal. Setelah diuji normalitas, dilakukan juga uji homogenitas menggunakan metode Bartlett – Levene. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa data bobot badan mencit adalah homogen 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 1 6 9 13 16 20 23 27 30 31 34 37 41 44 48 52 B obot badan g Pengukuran hari ke- A B C D E

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA BRUSEIN-A YANG DIKAPSULASI LIPOSOM TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (T47D) SECARA IN-VITRO

0 12 49

Pengaruh Produk Daun Cincau Hijau Cyclea Barbata L. Miers Dan Premna Oblongifolio Merr Terhadap Kapasitas Antioksidan Sel Limfosit Mencit C3H Bertumor Kelenjar Susu

0 22 117

Aktivitas Anti-kanker ekstrak rimpang lengkuas lokal (Alpinia Galanga (L) Sw) pada alur sel kanker manusia serta mencit yang ditransplantasi dengan sel tumor primer

0 7 235

Pengaruh Pemberian Bubuk Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr) Terhadap Gambaran Histopatologis Jaringan Hati Mencit C3H yang Ditransplantasi Sel Tumor Kelenjar Susu

1 17 81

Mekanisme aktivitas antitumor bubuk daun cincau hijau (Premna blongifolia Merr.) pada mencit c3h yang ditransplantasi sel tumor payudara

1 17 377

Aktivitas antiproliferasi ekstrak daun jambu biji (psidium guajava) terhadap sel kanker payudara MCF-7

0 6 37

Pengaruh ekstrak cincau hijau cyclea barbata l. miers terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase dan katalase pada mencit c3h bertumor kelenjar susu

0 3 5

Aktivitas Anti kanker ekstrak rimpang lengkuas lokal (Alpinia Galanga (L) Sw) pada alur sel kanker manusia serta mencit yang ditransplantasi dengan sel tumor primer

0 5 225

PENGARUH EKSTRAK METANOLIK DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth.) TERHADAP PEMACUAN APOPTOSIS SEL KANKER PAYUDARA

0 6 6

AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI EKSTRAK, FRAKSI ETIL ASETAT DAN ISOLAT RIMPANG TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

1 11 8