Analisis Fuzzy Investasi Desain Model Sistem Pembangunan Agroindustri Berbasis Padi Dengan Pola Divestasi

42 Hasil analisis finansial diklasifikasikan dalam empat tingkat kelayakan, yaitu: tidak layak, agak layak, layak, cukup layak dan sangat layak, dengan kriteria yang disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Kriteria Kelayakan Model Investasi Fuzzy Indikator Tidak Layak Agak Layak Layak Sangat Layak NPV IRR i i IRR ≤ 1.5 i 1.5 i IRR ≤ 2 i IRR 2 i Hasil perhitungan didapatkan: NPV rendah = Rp 1.4 milyar NPV sedang = Rp 2.9 milyar NPV tinggi = Rp 5.4 milyar Langkah selanjutnya untuk memperoleh nilai tunggal dilakukan defuzzifikasi dengan metode centroid, menghasilkan NPV sebesar Rp 3,2 milyar. dengan nilai IRR 29.3. Berdasarkan kriteria yang disajikan pada Tabel 3, maka nilai tersebut menunjukan bahwa investasi layak karena memiliki IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank dan NPV 0. Atau secara terinci sangat layak pada tingkat suku bunga rendah, tetap layak pada tingkat suku bunga sedang dan masih agak layak pada tingkat suku bunga tinggi. Jadi agroindustri ini tetap layak pada kondisi suku bunga tinggi sedang, apalagi rendah. 4.6 Kesimpulan dan Rekomendasi 4.6.1 Kesimpulan Untuk membangun atau mengembangkan agroindustri berbasis padi, diperlukan pemilihan teknologi penggilingan padi yang berkinerja tinggi dan sesuai dengan kondisi lapang sehingga dapat beroperasi dengan lancar dan menguntungkan. Teknologi Hijau adalah pilihan yang terbaik dibandingkan dengan Teknologi Terpadu ataupun Teknologi Konvensional. Dengan nilai investasi sebesar Rp 5.4 milyar, untuk membangun satu unit penggilingan padi berteknologi hijau di Kabupaten Cianjur, diperoleh nilai NPV sebesar Rp3.2 milyar dan IRR sebesar 29.3, yang berarti investasi ini layak untuk direalisasikan.

4.6.2 Rekomendasi

Sesungguhnya agroindustri berbasis padi tidak hanya dapat menghasilkan produk-produk untuk keperluan pangan atau pakan saja seperti beras, tepung beras dan bekatul, tetapi juga dapat menghasilkan pati beras, yang merupakan bahan baku industri kosmetika yang umumnya memiliki nilai tambah yang tinggi dibanding produk-produk pangan. Untuk itu, perlu dilakukan analisis investasi dengan produk utama pati beras. 43 5 SIMULASI SISTEM DINAMIK PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PADI BERPOLA DIVESTASI Letak Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa dan beriklim tropis basah menjadikan wilayah ini mendapatkan energi radiasi matahari sepanjang tahun dan curah hujan tahunan yang cukup banyak, antara 700-4000 mm. Kondisi ini memungkinkan petani untuk mengusahakan berbagai macam budidaya tanaman, ternak dan ikan sepanjang tahun. Nelayan pun dapat menangkap ikan di laut hampir sepanjang tahun pula. Dengan kondisi alamnya yang mendukung usaha pertanian ini, mestinya Indonesia dapat maju dengan dukungan pertanian dan industri yang berbasis hasil pertanian atau agroindustri. Dillon 2009 menyatakan bahwa jika dilakukan investasi di bidang agroindustri maka akan diperoleh dampak ganda pada perekonomian nasional. Pertama, peningkatan produk substitusi impor. Pada saat pendapatan riil masyarakat menurun, mereka akan mengalihkan konsumsinya kepada barang- barang substitusi yang harganya lebih murah dan terjangkau. Kedua, melalui peningkatan pangsa ekspor produk agroindustri, sehingga dapat diperoleh devisa dalam jumlah yang lebih besar. Peluang pasar yang begitu besar, baik di dalam negeri atau luar negeri, dapatlah dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi terutama di pedesaan. Namun kenyataan yang terjadi hingga saat ini sektor agroindustri belum mencapai kemajuan seperti yang diharapkan. Berbagai produk pertanian diekspor masih dalam bentuk asalan, bukan dalam bentuk produk hilir yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan membangun dan memodernisasi sektor agroindustri dalam negeri paling tidak akan didapat nilai tambah produk agroindustri dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup signifikan. Kemajuan sektor agroindustri juga akan menstimulir kemajuan sektor budidaya pertanian di bagian hulu dan sektor bisnis produk agroindustri di bagian hilir.Begitu banyaknya potensi jenis-jenis agroindustri Indonesia, maka pada penelitian ini dipilih satu jenis agroindustri yang menjadi hajat hidup masyarakat Indonesia, yaitu agroindustri berbasis padi atau penggilingan padi dengan produk utama beras. Beras adalah produk serealia yang dihasilkan tanaman padi Oryza sativa yang telah mengalami serangkaian proses penanganan pasca panen. Proses penanganan pasca panen ini umumnya terdiri atas pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, pembersihan, penyimpanan, pengupasan sekam dan penyosohan. Kini beras telah menjadi produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok bagi sebagian besar umat manusia. Selain sebagai bahan pangan pokok, beras juga digunakan sebagai bahan baku agroindustri, baik industri pangan, farmasi, kosmetika ataupun industri lainnya. Betapa vitalnya peranan beras bagi masyarakat Indonesia, telah dipahami baik oleh pakar perberasan sendiri maupun khalayak luas. Beras telah menjadi bahan pangan pokok yang kebutuhannya selalu meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Bila beras cukup tersedia di pasar-pasar di seluruh wilayah pemukiman penduduk pada tingkat harga yang terjangkau daya beli, maka akan dapat