49
a. Konseptualisasi
Penanganan pasca panen tanaman padi yang belum baik menyebabkan terjadinya kehilangan hasil panen.Kehilangan hasil panen ini
masih cukup tinggi, sekitar 20 persen.Kehilangan hasil panen terjadi sejak operasi pemanenan, perontokkan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan
dan juga penyimpanan.
Saat ini susut pasca panen cukup tinggi. Kehilangan ini terjadi sejak pemanenan, perontokan, transportasi, pengeringan, penggilingan, dan juga
penyimpanan. Produksi GKG dalam negeri tahun 2013 sebesar 68.59 juta ton. Jika susut dapat dikurangi 5 saja, berarti dapat menambah pasokan GKG
sebesar 3.43 juta ton. Suatu jumlah yang cukup banyak.
Usaha untuk mengurangi susut pasca panen dapat dilakukan melalui dua cara yang saling mendukung, yaitu pemberdayaan petani padi dan
pengembangan agroindustri berbasis beras. Pemberdayaan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kemakmuran petani. Melalui pemberdayaan ini,
petani diingatkan bahwa betapa pentingnya susut pasca panen. Petani seharusnya bekerja lebih hati-hati pada penanganan pasca panen.
Ruang lingkup pemberdayaan petani terdiri dari tiga aspek, yaitu: 1.
Peningkatan kapasitas diri petani capacity building. 2.
Keterampilan kerja untuk menangani pemanenan, perontokan, pengeringan, penggilingan, pengemasan, penyimpanan, dan transportasi beras.
3. Keterampilan pengelolaan usaha industri penggilingan padi.
Tahapan berikut merupakan tahapan untuk mengembangkan agroindustri berbasis beras. Agroindustri ini dirancang dengan mengadopsi prinsip
teknologi hijau yaitu keuntungan, kualitas gabah, dan lingkungan.Prinsip teknologi hijau dapat diterapkan pada pembangunan agroindustri seperti:
1. Produk utama:
a. Beras super dikemas dengan kualitas tinggi.
b. Tepung beras, dihasilkan dari beras patah dan menir. c. Bekatul, dijual ke industri pakan ternak.
d. Sekam, dijual ke industri peternakan sebagai alas kandang.
2. Pemanfaatan panas buangan enginemesin penggerak. Penggunaan air sebagai pendingin mesin akan diganti dengan radiator. Udara panas dialirkan
untuk pengeringan gabah. 3. Pemanfaatan efek rumah kaca. Ruang pengering padi dengan rumah kaca
dibutuhkan sebagai solusi untuk pengeringan pada saat musim hujan.
Penyediaan fasilitas pengeringan sebagaimana dinyatakan pada point 2 dan 3, diharapkan proses pengeringan akan lebih singkat terutama pada saat
musim hujan. Pada dasarnya, untuk membangun agroindustri tidaklah mudah. Akan tetapi petani yang akan membangunnya akan mendapatkan banyak
kendala. Untuk mengurangi kendala, pola divestasi dapat digunakan. Pola ini diinisiasi oleh lembaga nirlaba atau investor yang membangun agroindustri.
Sementara petani harus dipersiapkan untuk mengambil alih melalui program pemberdayaan.
Jika agrondustri telah tumbuh, berkembang dengan baik, dan petani siap mengambil alih kepemilikan, selanjutnya investor melepaskan kepemilikan dan
akan berpindah ke lokasi lain dengan pola divestasi lebih baik. Secara bertahap,
50 agroindustri beras yang dibangun melalui pola divestasi dapat dimiliki oleh
petani lokal pada daerah tertentu. Secara singkat, pola divestasi dilakukan berdasarkan:
1. Masyarakat petani dapat berpartisipasi bersama untuk memiliki,
mengoperasikan, dan mengambil keuntungan agroindustri. 2.
Investor dapat melepaskan kepemilikan sebagian atau secara keseluruhan kepada petani dan secara bersama dapat merancang agroindustri yang lebih
muda di lokasi lain. 3.
Biaya untuk mebangun unit agroindustri modern secara nasional akan lebih murah.
4. Biaya program pemberdayaan sangat memungkinkan berasal dari
pemerintah setempat.
b. Formulasi Model
Jumlah variabel unit penggilingan padi yang akan dibangun secara divestasi akan berkorelasi dengan pendapatan petani dan produksi beras.
Ketiga variabel ini akan berkorelasi dengan variabel waktu, oleh karena itu dapat dianalisis menggunakan simulasi sistem dinamik. Diagram causal-loop
dapat ilihat pada Gambar 5.3 dan Diagram Forrester dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Divestasi Lembaga
Nirlaba
Pertambahan Pendapatan
Petani
Pertamabahan Produksi Gabah
Unit Penggilingan Padi Modern Milik
Petani Harga
Beras
Kualitas Beras
Pertambahan Produksi Beras
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
Gambar 5.3 Diagram causal-loop pembangunan unit penggilingan padi modern dengan pola divestasi
Adapun variabel input dan output untuk simulasi sistem dinamis dapat dilihat pada Lampiran 5. Kondisi disain penggilingan beras modern, transaksi
gabah, investasi dan divestasi, serta asumsi sebagai berikut:
Bahan Baku
Terdapat dua terminologi mengenai gabah, yaitu gabah kering panen GKP dan gabah kering giling GKG. Gabah kering panen mengandung