Implikasi Manajerial Aplikasi SPK Cerdas GILPAMOR

77 Sungguhpun demikian ada faktor kritis yang perlu dipertimbangkan. Paling tidak ada dua faktor, yaitu faktor ketersediaan bahan baku atau gabah dan faktor tingkat suku bungan pinjaman. Kecukupan pasokan bahan baku penting untuk dipertimbangkan, bahkan menjadi prioritas pertama. Pasokan bahan baku yang tidak cukup akan menyebabkan unit penggilingan padi beroperasi dibawah kapasitas terpasang, yang berpotensi mengurangi margin. Demikian juga dengan tingkat suku bunga pinjaman. Semakin tinggi tingkat suku bunga juga akan mengurangi margin karena meningkatnya beban pembayaran bunga pinjaman modal. Badan Hukum Pengelola UPP UPP yang yang dikelola oleh kelompok tani sebagai unit usaha haruslah memiliki badan hukum. Keberadaan badan hukum ini penting untuk mendukung transaksi bisnis dengan berbagai entitas bisnis dan keuangan. Memperhatikan bahwa entitas pengelola UPP ini merupakan kelompok tani, maka badan hukum yang selama ini digunakan adalah koperasi, meskipun bentuk-bentuk badan hukum yang lain memungkinkan untuk dipergunakan seperti CV ataupun PT Perseroan Terbatas.

7.7 Kendala

Usaha mengembangkan dan membangun agroindustri berbasis padi dengan sasaran akhir untuk meningkatkan produksi beras dan pendapatan petani, tentunya tidak lepas dari berbagai kendala yang ada di lapang. Paling tidak ada dua kendala yang perlu diperhatikan, yaitu penguasaan lahan dan pola transaksi jual beli gabah yang sudah terbentuk selama ini. Idealnya kepemilikan lahan-lahan sawah masih didominasi petani, sehingga segala program yang dicurahkan untuk memajukan agroindustri padi hasilnya dapat dinikmati oleh petani. Selanjutnya mengenai pola transaksi jual-beli gabah yang sudah terbentuk selama ini, dikenal adanya tokoh yang bernama tengkulak, tokoh inilah yang menguasai bisnis jual-beli gabah petani. Adalah tidak mudah untuk mengubah pola transaksi yang sudah terbentuk ini, perlu sosialisasi dan upaya persuasif. 78 8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Secara umum kondisi unit-unit penggilingan padi di Kabupaten Cianjur sebagaimana kondisi di daerah-daerah lain penghasil padi di tanah air sebagian besar sudah tidak memadai lagi, tidak mendukung untuk menghasilkan beras sosoh mutu premium. Sebagian besar unit-unit penggilingan tersebut telah berusia diatas 10 tahun, bahkan ada yang diatas 20 tahun. Dengan demikian kinerja unit-unit penggilingan tersebut sudah menurun. Upaya untuk meningkatkan rendemen giling dan mutu beras perlu dilakukan pemilihan teknologi yang terbaik dan pengaturan konfigurasi mesin- mesin yang dapat meningkatkan kinerja penggilingan. Teknologi hijau terpilih sebagai teknologi terbaik dibandingkan dengan teknologi terpadu ataupun teknologi konvensional. Pada teknologi konvensional, selain berkinerja rendah juga tidak menangani masalah timbunan sekam yang semakin lama semakin banyak yang dapat mengganggu masalah lingkungan. Sementara itu teknologi terpadu memiliki beberapa kelemahan yaitu perlu jaminan pasokan bahan baku dalam jumlah yang besar dan perlu dana investasi yang besar pula. Unit penggilingan padi merupakan titik penting pada agroindustri berbasis padi, yang menjadi muara hasil panen tanaman padi yang diusahakan oleh jutaan petani. Rendemen dan mutu beras sangat dipengaruhi oleh tiga faktor dominan yaitu mutu gabah, proses pengeringan dan penggilingan gabah. Dua proses terakhir ini merupakan bidang kerja unit penggilingan padi. Dengan nilai investasi sebesar Rp 5.4 milyar, untuk membangun satu unit penggilingan padi berteknologi hijau di Kabupaten Cianjur, diperoleh nilai NPV sebesar Rp3.2 milyar dan IRR sebesar 29.3, yang berarti investasi ini layak untuk direalisasikan. Upaya untuk meningkatkan produksi beras domestik, perlu melibatkan peran aktif petani padi selaku produsen gabah. Untuk itu perlu diupayakan adanya peningkatan pendapatan petani untuk meningkatkan spirit dalam memproduksi padi atau gabah. Alternatif yang dipilih untuk meningkatkan pendapatan petani pada penelitian ini adalah dengan gagasan kepemilikan unit penggilingan padi modern oleh kelompok tani setempat. Membangun unit penggilingan padi modern bagi kelompok tani adalah merupakan pekerjaan yang sulit. Diperlukan dana yang tidak sedikit dan kemampuan pengelolaan usaha unit penggilingan padi. Untuk mengatasi permasalah ini, maka dilakukan disain pembangunan unit penggilingan padi modern berpola divestasi. Ada beberapa kelebihan pada pembangunan agroindustri berbasis padi dengan pola divestasi, yaitu: biaya pembangunan relatif lebih ringan bila dibanding dengsn pembangunan secara konvensional, dana investasi dapat ditarik kembali dan dapat digunakan untuk mendanai pembangunan agroindustri di daerah lain, adanya tambahan produksi beras yang berarti meningkatkan pasokan beras domestik, dan yang lebih penting lagi adalah adanya tambahan pendapatan petani yang berarti dapat meningkatkan pendapat an petani sehingga taraf hidupnya menjadi lebih baik.