67
Pengguna
Sistem Manajemen Dialog
Sistem Pengolahan Terpusat Fasilitas
Penjelasan
Gambar 6.2 Konfigurasi SPK Cerdas model pembangunan agroindustri berbasis padi dengan pola divestasi
6.3.1. Sub-Model Alternatif Kapasitas Penggilingan
Besar kecilnya kapasitas penggilingan terutama dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, yaitu gabah kering giling. Sementara itu ketersediaan
gabah kering giling tergantung luas panen dan produktivitas lahan yang ada di daerah tersebut.
Dari segi operasi bisnis, semakin besar kapasitas penggilingan yang akan dipasang, maka akan semakin rendah komponen biaya tetap per unit
produk, yang berarti akan semakin menguntungkan. Namun, karena tujuan pembangunan penggilingan ini dimaksudkan untuk didivestasi kepada
kelompok tani setempat, maka ukuran kapasitas penggilingan ini akan dibatasi oleh kemampuan finansial kelompok tani untuk mengangsurnya.
Terdapat tiga alternatif kapasitas penggilingan, yaitu tipe kecil dengan kapasitas k ton GKG per tahun, tipe sedang dengan kapasitas s ton GKG per
tahun, dan tipe besar dengan kapasitas b ton GKG per tahun. Ketersediaan gabah dipengaruhi oleh luas panen, produktivitas lahan dan tanaman dan
faktor bagian atau porsi yang akan digarap. Faktor porsi ini cukup penting Sistem Manajemen
Basis Data Data PetaniLuas Lahan
Tingkat Suku Bunga Data Produksi Gabah
Sistem Manajemen Basis Model
Sub Model Investasi
Sub Model Peningkatan Produksi Beras
Sub Model Peningkatan Pendapatan Petani
Model Alternatif Kapasitas
68 dipertimbangkan karena tidak mungkin aktivitas ini akan dapat menangani
seluruh produksi gabah yang ada. Demikian juga dengan partisipasi petani, tidak mungkin seluruh petani akan dengan serta merta bergabung kedalam
kelompok tani.
Jadi, KG = fh,L,P..........................................................................10 Dimana:
KG: Ketersediaan gabah, ton per tahun h: bagian atau porsi yang menjadi target 0h1
L : Luas panen, ha per tahun P : Produktivitas lahan dan tanaman padi, ton per ha
Untuk memilih alternatif kapasitas RMU adalah sebagai berikut: Hitung : KGb
Bila KGb = m, m adalah bilangan bulat m0, maka alternatif pilihan Kapasitas pilihan adalah tipe besar sebanyak m unit.
Bila ternyata KGb1, maka Hitung KGs
Bila KGs = n, n adalah bilangan bulat dan n0, maka alternatif
pilihan kapasitas tipe sedang sebanyak n unit. Bila ternyata KGs1, maka
Hitung KGk Bila KGk = r, r1 r bilangan bulat, maka alternatif pilihan
kapasitas adalah tipe kecil sebanyak r unit. Bila KGk 1, berarti tidak perlu dibangun unit penggilingan baru
karena ketersediaan bahan baku tidak mencukupi.
6.3.2. Sub-Model Kelayakan Investasi
Sub-model kelayakan investasi dimaksudkan untuk mengevaluasi atas kelayakan investasi yang akan dilakukan. Penghitungan kelayakan investasi ini
akan menggunakan teknik fuzzy. Bila berdasarkan hasil perhitungan kelayakan investasinya layak, maka pembangunan unit penggilingan padi modern bisa
dilaksanakan, sebaliknya bila tidak layak maka tidak perlu untuk dilaksanakan. 6.3.4. Sub-Model Peningkatan Produksi Beras
Sub-model peningkatan produksi beras dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan produksi beras karena upaya perbaikan sejak tahap
pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan dan penggilinga gabah. PPB = f ∆1, ∆2, ∆3, ∆4, ∆5 ......................................................... 11
Dimana, PPB: Peningkatan produksi beras,
∆1 : reduksi susut panen, ∆2 : reduksi susut perontokan,
∆3 : reduksi susut pengangkutan, ∆4 : reduksi susut pengeringan,
∆5 : reduksi susut penggilingan,
69
6.3.5. Sub-Model Peningkatan Pendapatan Petani
Sub-model peningkatan pendapatan petani dimaksudkan untuk mendapatkan informasi pengaruh pembangunan agroindustri berbasis tanaman
padi ini terhadap pendapatan petani, yang merupakan salah satu faktor penting untuk mengangkat tingkat kesejahteraan petani padi. Pada kajian ini
peningkatan pendapatan petani dapat diperoleh dari faktor peningkatan produksi beras dan sisa hasil usaha SHU atas kepesertaan petani dalam
kepemilikan RMU dan peningkatan harga beras sesuai dengan peningkatan mutu beras yang dihasilkan.
∆pp = f ∆pb, shu , ∆hb ...............................................................12 Dimana:
∆pp : Peningkatan pendapatan petani, rupiah per tahun ∆pb : Peningkatan produksi beras petani, ton per tahun
shu : Sisa hasil usaha RMU yang dibagikan kepada petani, rupiah per tahun ∆hb : Peningkatan harga beras petani, rupiah per ton.
6.4. Desain Aplikasi
Input dari sistem yang terutama berupa potensi bahan baku, yaitu ketersediaan gabah kering panen per tahun dan tingkat suku bunga pinjaman,
yaitu tingkat suku bunga rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan output form- nya meliputi: form login, menu, output kapasitas penggilingan terpilih,
kelayakan investasi, pertambahan produksi beras dan pertambahan pendapatan petani. Contoh algoritma yang digunakan dalam SPK Cerdas Gilpamor dapat
dilihat pada Lampiran 6.
Desain form login dan form input disajikan pada Gambar 6.3 dan 6.4.
Gambar 6.3 Tampilan login SPK Cerdas GILPAMOR
70
Gambar 6.4 Tampilan menu SPK Cerdas GILPAMOR
6.5. Implikasi Manajerial
Keberadaan SPK Cerdas yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat proses pengambilkan keputusan bagi pembangunan unit
penggilingan padi di suatu daerah produsen padi, diharapkan dapat memberikan andil dalam keberhasilan usaha untuk membangun agroindustri
berbasis padi, peningkatan produksi beras domestik dan sekaligus mengangkat taraf kehidupan petani padi.
6.6 Kesimpulan dan rekomendasi 6.6.1 Kesimpulan
1. Untuk membangun unit penggilingan padi modern di suatu kawasan
produksi padi, perlu mempertimbangkan ketersediaan gabah sebagai bahan baku dan tingkat suku bunga pinjaman yang merupakan faktor kritis bagi
keberhasilan usaha penggingan padi.
2. Selain faktor kritis, ada faktor penting yang perlu dipertimbangkan, yaitu
harga bahan baku, harga produk jadi dan biaya operasional. 3.
SPK Cerdas GILPAMOR dirancang untuk mempermudah para penentu keputusan dalam mempertimbangkan faktor kritis dan faktor penting untuk
memutuskan pembangunan unit penggilingan padi modern.
6.6.2 Rekomendasi
Sesuai dengan kebutuhan spesifik, mungkin saja diperlukan pengembangan, penyempurnaan ataupun modifikasi SPK Cerdas GILPAMOR.
Namun demikian aspek kemudahan dalam pengoperasian harus tetap menjadi perhatian agar keberadaan SPK Cerdas ini dapat digunakan dan ada
kontribusinya dalam upaya pembangunan agroindustri berbasis padi di tanah air.
7 PEMBAHASAN
7.1. Analisis Lokasi Studi
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sebagai sumber karbohidrat dalam konsumsi keseharian masih sangat tinggi. Kondisi ini
menjadikan beras sebagai produk yang strategis. Beras harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup. Sementara itu produksi beras domestik
seringkali tidak mencukupi. Langkah yang ditempuh untuk mencukupi kebutuhan beras dengan jalan impor.
Dalam lingkup pasar beras internasional, beras yang diperdagangkan relatif kecil jumlahnya Sawit 2010, sehingga sangatlah riskan bila
menggantungkan pasokan impor untuk jangka panjang. Upaya dan kerja keras perlu dilakukan agar kebutuhan beras dalam negeri dapat dicukupi oleh
produksi beras domestik saja. Kabupaten Cianjur, merupakan salah satu daerah penting di Jawa Barat yang menjadi produsen padi.Padi jenis Pandan Wangi
adalah varietas lokal di Cianjur yang sudah terkenal dan menjadi trade mark daerah ini. Beras Pandan Wangi dikategorikan sebagai beras aromatik dengan
aromanya yang wangi harum, memiliki cita rasa yang enak dan harganyapun lebih mahal dibanding dengan beras varietas biasa lainnya, seperti beras
Cisadane ataupun beras IR 64.
Kabupaten Cianjur dengan luas wilayah 350 148 ha, secara geografis dibedakan dalam tiga wilayah yakni wilayah utara, tengah dan selatan. Wilayah
utara meliputi 16 kecamatan, yaitu Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Gekbrong, Cibeber, Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, Bojongpicung,
Haurwangi Mande, Cikalongkulon, Cugenang, Sukaresmi, Pacet dan Cipanas. Wilayah tengah meliputi 9 kecamatan, yaitu Sukanagara, Takokak, Campaka,
Campaka Mulya, Tanggeung, Pagelaran, Kadupandak, Cijati dan Pasir Kuda. Sedangkan wilayah selatan meliputi 7 kecamatan, yaitu Cibinong, Agrabinta,
Leles, Sindangbarang, Cidaun, Naringgul dan Cikadu.
Sesuai dengan kondisi alamnya yang tropis, Kabupaten Cianjur memiliki potensi pertanian, perkebunan, perikanan air tawar dan obyek wisata. Potensi
di wilayah utara yang merupakan daerah perbukitan tumbuh subur berbagai tanaman sayuran dataran tinggi seperti wortel, brokoli, bawang daun dan lain
sebagainya. Di wilayah tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah selatan tumbuh tanaman padi, palawija,
perkebunan karet, coklat, kelapa dan lain sebagainya. Sementara itu perikanan air tawar dengan budidaya tambak terapung dapat dijumpai di danau Cirata.
Lahan pertanian di Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 seluas 237 650 hektar, yang terdiri dari lahan sawah 66 180 hektar dan lahan kering 171 470
hektar BPS Kabupaten Cianjur 2013. Sebagian besar lahan pertanian ada di wilayah Cianjur selatan. Lahan sawah yang terluas ada di wilayah kecamatan
Pagelaran, Kadupandak, Takokak dan Cibeber.
Sebagai daerah agraris yang pembangunannya bertumpu pada sektor pertanian, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah swasembada padi.
Budidaya tanaman padi terdapat hampir di seluruh wilayah Kabupaten Cianjur. Tanaman padi sawah merupakan basis kegiatan perekonomian pada sebagian
besar anggota masyarakat di Kabupaten Cianjur. Muara dari usahatani