Konseptualisasi Desain Model Sistem Pembangunan Agroindustri Berbasis Padi Dengan Pola Divestasi

50 agroindustri beras yang dibangun melalui pola divestasi dapat dimiliki oleh petani lokal pada daerah tertentu. Secara singkat, pola divestasi dilakukan berdasarkan: 1. Masyarakat petani dapat berpartisipasi bersama untuk memiliki, mengoperasikan, dan mengambil keuntungan agroindustri. 2. Investor dapat melepaskan kepemilikan sebagian atau secara keseluruhan kepada petani dan secara bersama dapat merancang agroindustri yang lebih muda di lokasi lain. 3. Biaya untuk mebangun unit agroindustri modern secara nasional akan lebih murah. 4. Biaya program pemberdayaan sangat memungkinkan berasal dari pemerintah setempat.

b. Formulasi Model

Jumlah variabel unit penggilingan padi yang akan dibangun secara divestasi akan berkorelasi dengan pendapatan petani dan produksi beras. Ketiga variabel ini akan berkorelasi dengan variabel waktu, oleh karena itu dapat dianalisis menggunakan simulasi sistem dinamik. Diagram causal-loop dapat ilihat pada Gambar 5.3 dan Diagram Forrester dapat dilihat pada Gambar 5.4. Divestasi Lembaga Nirlaba Pertambahan Pendapatan Petani Pertamabahan Produksi Gabah Unit Penggilingan Padi Modern Milik Petani Harga Beras Kualitas Beras Pertambahan Produksi Beras + + + + + + + + + + + + Gambar 5.3 Diagram causal-loop pembangunan unit penggilingan padi modern dengan pola divestasi Adapun variabel input dan output untuk simulasi sistem dinamis dapat dilihat pada Lampiran 5. Kondisi disain penggilingan beras modern, transaksi gabah, investasi dan divestasi, serta asumsi sebagai berikut: Bahan Baku Terdapat dua terminologi mengenai gabah, yaitu gabah kering panen GKP dan gabah kering giling GKG. Gabah kering panen mengandung 51 kadar air tinggi, sekitar 25, dan gabah kering giling mengandung kadar air 14 Patiwiri 2006; Thahir 2010. Kapasitas Giling Penggilingan beras dirancang pada kapasitas 1 ton gkg per jam atau 8 ton gkg per hari waktu operasi 8 jam per hari. Sehingga kapasitas giling sebesar 2400 ton gkg per tahun atau 2 755 ton gkp per tahun. Transaksi Gabah Gabah disuplai oleh kelompok petani lokal dalam bentuk GKP. Harga pasar GKP sebesar Rp 4 000 per kg. Petani mendapatkan insentif produksi sebesar Rp 500 per kg GKP, sebagai insentif untuk meningkatkan produksi gabah. Investasi dan Divestasi Lembaga nirlaba akan membangun unit penggilingan padi modern dengan total investasi dan modal kerja Rp5.4 milyar per unit. Unit penggilingan padi akan didivestasi kepada kelompok tani lokal dengan tenggang waktu pembayaran selama 4 tahun tanpa bunga. Sumber pembiayaan untuk membiayai divestasi bersumber dari insentif produksi GKP. investasi_baru investasi durasi_angsuran reinvestasi alih_status perbaikan_pasca_panen nilai_pertamb_gkp_upp_baru profit_upp_baru insentif_gkp_upp_baru pertamb_pend_pt_upp_baru upp_sudah_tak_ekonomis upp_lunas upp_baru total_upp pertamb_gkp_upp_baru pertamb_gkp_upp_lunas nilai_pertamb_gkp_upp_lunas gkp_upp_lunas insentif_gkp_upp_lunas pertam_pend_pt_upp_lunas total_gkp total_pertamb_gkp ekivalen_beras peningktn_rend total_gkg total_beras pertamb_beras total_pertamb_beras Gambar 5.4 Diagram Forrester hubungan antara jumlah penggilingan beras, peningkatan tambahan pendapatan petani, peningkatan produksi beras dan variabel yang lain. Asumsi-Asumsi Mesin-mesin modern akan dipasang pada penggilingan beras, sehingga meningkatkan rendemen beras sosoh sebesar 2 dan dengan penanganan pasca panen yang lebih baik akan mengurangi kehilangan gabah sebesar 5.