Sistem Penunjang Keputusan Pendekatan Sistem

11 SPK, namun semuanya memiliki 3 tema yaitu: 1 diterapkan pada masalah tidak terstruktur, 2 menunjang tetapi tidak menggantikan proses pengambilan keputusan dan 3 di bawah kendali pengguna. Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa fungsi SPK adalah untuk mentransformasikan data informasi menjadi alternatif keputusan dan prioritasnya Marimin 2004. Dalam konteks organisasi, pengambilan keputusan merupakan bagian dari proses manajemen yang paling kritis. Setiap keputusan yang diambil selalu memberikan implikasi bagi organisasi, baik implikasi yang telah diperkirakan sebelumnya maupun tidak. Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya perkembangan teknologi perangkat keras yang diiringi dengan perkembangan perangkat lunak serta kemampuan perakitan dan penggabungan beberapa teknik pengambilan keputusan ke dalamnya. Perkembangan teknologi informasi telah berevolusi dari Pengolahan Data Elektronik PDE ke Sistem Informasi Manajemen SIM dan berlanjut pada Sistem Penunjang Keputusan SPK bahkan ke e-commerce. PDE mempunyai fokus perhatian pada data; penyimpanan, pemrosesan serta alirannya dalam operasi serta upaya peningkatan efisiensi pemrosesan, optimasi penjadwalan dan penggunaan prosesor, pengintegrasian file dan laporan pemrosesan. SIM berfokus pada penyajian informasi terutama untuk manajemen tingkat menengah, struktur, aliran informasi serta pengintegrasian PDE dari berbagai fungsi perusahaan maupun peningkatan efektivitas penggunaan basis data. Sedangkan SPK berfokus pada pengambilan keputusan; untuk membantu manajemen puncak dan eksekutif pengambil keputusan dan bertumpu pada fleksibilitas, adaptabilitas, dan jawaban yang cepat yang dapat dikendalikan oleh pengguna bahkan menjanjikan untuk dapat memenuhi “gaya” penggunanya. Rancangan SPK yang baik memungkinkan terjadinya komunikasi dan koordinasi antara berbagai bidang maupun tingkat manajemen. Tujuan SPK adalah membantu manajer atau para penentu kebijakan dalam proses pengambilan keputusan atau dapat dikatakan bahwa SPK merupakan suatu sarana untuk mempermudah dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Dalam dunia bisnis, kualitas keputusan sangatlah penting karena berkaitan erat dengan nasib perusahaan dan para karyawan yang tergabung di dalamnya. Bila keputusan yang diambil berkualitas tinggi, maka akan dapat mendukung kemajuan perusahaan. Sebaliknya bila keputusan yang diambil tidak berkualitas, maka akan dapat menjadi faktor kemunduran perusahaan. Dengan bantuan SPK diharapkan para eksekutif yang masih yunior pun dapat menentukan keputusan dengan kuallitas yang tinggi, dan sekaligus juga waktu yang diperlukan untuk penetapan keputusan dapat dipersingkat. Dengan bantuan SPK yang spesifik, diharapkan para penetu kebijakan dapat menetapkan keputusan yang terbaik diantara alternatif keputusan yang tersedia dan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Komponen SPK terdiri atas: 1manajemen basis data yang mencakup data yang relevan untuk situasi yang dihadapi dan dikelola oleh data base manajemen systems DBMS. Pada komponen ini data dapat ditambah, dihapus, diganti atau disunting agar tetap relevan jika hendak dubutuhkan; 2 manajemen basis model yang merupakan paket software yang terdiri dari finansial, statistik, manajemen sain, atau model-model kuantitatif lain yang menyediakan kapabilitas analitis sistem, dan 12 manajemen software yang sesuai; 3 sub-sistem komunikasi atau sub-sistem dialog yang merupakan sub-sistem yang disiapkan untuk berkomunikasi user interface, sehingga tugas utama manajemen dialog adalah menerima masukan dan memberikan keluaran yang dikehendaki oleh pengguna; dan 4 manajemen pengetahuan knowledge management merupakan sistem pengolahan terpusat untuk melakukan fungsi koordinasi dan pengendali dari operasi SPK secara menyeluruh. Sistem ini menerima masukan dari ketiga sub-sistem lainnya dalam bentuk baku serta menyerahkan keluaran sub-sistem yang dikehendaki dalam bentuk yang baku pula. Manajemen terpusat atau manajemen pengendali merupakan sub-sistem optional yang dapat menunjang setiap sub-sistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independent. Pada praktiknya, model SPK pada manajemen modern lebih menekankan pada proses pengambilan keputusan yang berkonsep mendahulukan efektivitas daripada efisiensi Eriyatno 1999. Efisiensi adalah melaksanakan suatu tugas sebaik mungkin sehubungan dengan kriteria penampakan yang telah ditentukan lebih dahulu, misalnya biaya operasi, waktu pelaksanaan dan tenaga kerja. Sedangkan efektivitas mencakup kegiatan apa yang seyogyanya dikerjakan dan menjamin bahwa kriteria yang terpilih adalah yang mempunyai relevansi dengan tujuan. SPK banyak dikembangkan untuk mendukung bidang bisnis dan industri, terutama untuk mendukung pengambilan keputusan investasi dan peningkatan kapasitas pabrik, perluasan sayap bisnis, pemilihan teknologi. Pada penelitian ini, SPK ditujukan untuk mempermudah dan mempersingkat pengambilan keputusan untuk investasi unit penggilingan padi dimana desain unit penggilingan padi tersebut berciri modern dan mengadopsi prinsip-prinsip green production. SPK yang hendak dirancang tersebut bukanlah sekedar SPK konvensional, namun lebih maju lagi yaitu apa yang dinamakan SPK Cerdas Intelligent Decision Support Systems.

2.2.2 S

istem Penunjang Keputusan Cerdas Sistem Penunjang Keputusan Cerdas SPK Cerdas merupakan SPK yang dipadukan dengan satu atau lebih teknik-teknik yang telah dikembangkan dalam bidang kecerdasan berbasis komputer atau yang dikenal dengan sebutan kecerdasan buatan artificial intelligence. Memperhatikan kronologis pengembangannya, tidaklah diragukan lagi bahwa SPK Cerdas tentu akan memiliki kinerja yang lebih baik dari pada sekedar SPK. Dalam konteks SPK Cerdas ini dikenal istilah kepadatan kecerdasan intelligence density. Jika seorang manajer untuk menetapkan keputusan tertentu dengan menggunakan SPK Cerdas-1 perlu waktu 5 jam, sedangkan jika dia menggunakan SPK Cerdas-2 hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas yang sama, sehingga dapat dikatakan bahwa SPK Cerdas-2 memiliki kepadatan kecerdasan lima kali lipat dibanding dengan SPK Cerdas-1. Untuk membangun SPK Cerdas digunakan teknik-teknik kecerdasan buatan seperti jaringan syaraf tiruan artificial neural network, algoritma genetika genetic algorithm, teknik atau metoda fuzzy serta teknik lainnya seperti optimasi koloni semut ant colony optimation. Dalam pekembangannya, SPK Cerdas tidak hanya dikembangkan untuk mendukung bidang bisnis dan industri termasuk pertanian dan agroindustri saja. Dalam bidang lingkungan hidup, Egorov et. al 2010 yang mengembangkan SPK Cerdas untuk pengendalian 13 kualitas udara di sekitar pabrik bahan kimia. Kammi et. al 2011 mengembangkan SPK Cerdas pemilihan teknologi penanganan limbah cair yang berkelanjutan. Pada bidang kedokteran, Kelth et. al 2010 mengembangkan