Kendala Desain Model Sistem Pembangunan Agroindustri Berbasis Padi Dengan Pola Divestasi

78 8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Secara umum kondisi unit-unit penggilingan padi di Kabupaten Cianjur sebagaimana kondisi di daerah-daerah lain penghasil padi di tanah air sebagian besar sudah tidak memadai lagi, tidak mendukung untuk menghasilkan beras sosoh mutu premium. Sebagian besar unit-unit penggilingan tersebut telah berusia diatas 10 tahun, bahkan ada yang diatas 20 tahun. Dengan demikian kinerja unit-unit penggilingan tersebut sudah menurun. Upaya untuk meningkatkan rendemen giling dan mutu beras perlu dilakukan pemilihan teknologi yang terbaik dan pengaturan konfigurasi mesin- mesin yang dapat meningkatkan kinerja penggilingan. Teknologi hijau terpilih sebagai teknologi terbaik dibandingkan dengan teknologi terpadu ataupun teknologi konvensional. Pada teknologi konvensional, selain berkinerja rendah juga tidak menangani masalah timbunan sekam yang semakin lama semakin banyak yang dapat mengganggu masalah lingkungan. Sementara itu teknologi terpadu memiliki beberapa kelemahan yaitu perlu jaminan pasokan bahan baku dalam jumlah yang besar dan perlu dana investasi yang besar pula. Unit penggilingan padi merupakan titik penting pada agroindustri berbasis padi, yang menjadi muara hasil panen tanaman padi yang diusahakan oleh jutaan petani. Rendemen dan mutu beras sangat dipengaruhi oleh tiga faktor dominan yaitu mutu gabah, proses pengeringan dan penggilingan gabah. Dua proses terakhir ini merupakan bidang kerja unit penggilingan padi. Dengan nilai investasi sebesar Rp 5.4 milyar, untuk membangun satu unit penggilingan padi berteknologi hijau di Kabupaten Cianjur, diperoleh nilai NPV sebesar Rp3.2 milyar dan IRR sebesar 29.3, yang berarti investasi ini layak untuk direalisasikan. Upaya untuk meningkatkan produksi beras domestik, perlu melibatkan peran aktif petani padi selaku produsen gabah. Untuk itu perlu diupayakan adanya peningkatan pendapatan petani untuk meningkatkan spirit dalam memproduksi padi atau gabah. Alternatif yang dipilih untuk meningkatkan pendapatan petani pada penelitian ini adalah dengan gagasan kepemilikan unit penggilingan padi modern oleh kelompok tani setempat. Membangun unit penggilingan padi modern bagi kelompok tani adalah merupakan pekerjaan yang sulit. Diperlukan dana yang tidak sedikit dan kemampuan pengelolaan usaha unit penggilingan padi. Untuk mengatasi permasalah ini, maka dilakukan disain pembangunan unit penggilingan padi modern berpola divestasi. Ada beberapa kelebihan pada pembangunan agroindustri berbasis padi dengan pola divestasi, yaitu: biaya pembangunan relatif lebih ringan bila dibanding dengsn pembangunan secara konvensional, dana investasi dapat ditarik kembali dan dapat digunakan untuk mendanai pembangunan agroindustri di daerah lain, adanya tambahan produksi beras yang berarti meningkatkan pasokan beras domestik, dan yang lebih penting lagi adalah adanya tambahan pendapatan petani yang berarti dapat meningkatkan pendapat an petani sehingga taraf hidupnya menjadi lebih baik. 79 Keberadaan SPK Cerdas GILPAMOR dapat mempermudah dan mempercepat pengambilan keputusan untuk membangun agroindustri berbasis padi, khususnya untuk membangun unit-unit penggilingan padi modern.

8.2 Saran-saran

Guna penyempurnaan dan peningkatan keberhasilan aplikasi pembangunan agroindustri berbasis padi, maka perlu dikaji lebih lanjut aspek-aspek: 1. Kesiapan SDM petani beserta kelembagaan kelompok tani yang kondusif bagi keberhasilan kepemilikan dan kepengurusan unit penggilingan padi modern oleh lembaga kelompok tani. 2. Kualifikasi dan job description personalia pengelola lembaga nirlaba guna mendukung keberhasilan pembangunan unit penggilingan padi modern. 3. Dukungan dan keterlibatan Pemerintah Daerah apabila di daerah tersebut akan dibangun agroindustri berbasis padi dengan pola divestasi. 4. Alternatif produk-produk turunan padiberas yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan prospektif. 5. Alternatif pengolahan dan pemanfaatan sekam dengan menggunakan teknologi terkini seperti bioteknologi dan nanoteknologi, sehingga sekam yang kini dianggap sebagai limbah kelak dapat digunakan sebagai bahan baku bagi industri lainnya.