Sedangkan pada hasil perhitungan data post-test dengan dk pembilang = 33 dan dk penyebut = 32, diperoleh F
0,975nb-1:nk-1
0,498 F
hitung
1,251 F
0,025nb-1:nk-1
2,017, sehingga kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varians hasil post-test yang sama.
4.1.1.3 Hasil Uji Hipotesis Uji Ketuntasan Belajar
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji ketuntasan belajar. Siswa mencapai ketuntasan belajar jika rata-rata hasil belajar kognitifnya
≥80 sesuai KKM yang ditetapkan. Hasil perhitungan uji ketuntasan hasil belajar pada kedua kelas eksperimen dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan
Kelas Rata-Rata
Kelas t
hitung
t
tabel
Tuntas Klasikal
Kriteria Kontrol
76,32 -3,114
2,035 61,76
Belum Tuntas
Eksperimen
83.54 3,301
2,037 87,88
Tuntas Sumber: data penelitian yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan belajar pada kelas kontrol diperoleh, t
hitung
1,117 t
tabel
2,035, sehingga H diterima yang berarti rata-rata hasil
belajar kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan pada kelas ekeperimen diperoleh, t
hitung
7,194 t
tabel
2,037, sehingga H ditolak yang
berarti rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sudah mencapai 80 atau sudah mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan perhitungan uji ketuntasan klasikal yang dikemukakan Mulyasa 2003:99, diperoleh kelas kontrol belum mencapai ketuntasan klasikal
karena persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 61,76, sedangkan kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan klasikal yakni dengan persentase
ketuntasan klasikalnya sebesar 87,88. Perhitungan ketuntasan hasil belajar kelompok kontrol dan eksperimen ini dapat dilihat pada Lampiran 34 dan 35.
4.1.1.4 Uji Pendukung
4.1.1.4.1 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Dua Pihak
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar atara kelas eksperimen dengan kontrol. Hasil analisis uji perbedaan
dua rata-rata dua pihak data pre-test dan post-test disajikan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Dua Pihak
Uji t Rata-rata
t
hitung
t
tabel
-t
tabel
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Pre-test
38,07 39,38
0,447 1,997
-1,997 Post-test
83,54 76,32
4,51 1,997
-1,997 Sumber : Data Primer
Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata dua pihak data pre-test menunjukkan-t
tabel
-1,997 t
hitung
0,447 t
tabel
1,997
,
maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pre-test kelas eksperimen dan
kontrol tidak mempunyai perbedaan rata-rata hasil belajar. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dua pihak data hasil pre-test terdapat pada lampiran.
Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata dua pihak data post-test antara kelas eksperimen dengan kontrol menunjukkan t
hitung
4,51t
tabel
1,99, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas
eksperimen dan kontrol mempunyai perbedaan rata-rata hasil belajar. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dua pihak data hasil post-test terdapat pada lampiran
31 dan 36.
4.1.1.4.2 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Uji Satu
Pihak
Uji satu pihak digunakan untuk membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kontrol. Hasil uji satu pihak dapat
dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Post-test
Data t
hitung
t
tabel
Keterangan Post-test
4,514 1,67
Kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol
Sumber : Data Primer Pada perhitungan uji satu pihak diperoleh t
hitung
t
tabel
dengan dk=65 dan α=5, maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan terdapat pada lampiran 37.
4.1.1.5 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif
Penilaian aspek afektif digunakan untuk mengetahui tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Rata-rata hasil belajar afektif kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam lampiran 38 dan 39 dan terangkum dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif
No Aspek
Eksperimen Kontrol
Rerata Kategori Rerata Kategori
1 Kehadiran siswa di kelas
3,44 Sangat
Tinggi 3,44
Sangat Tinggi
2 Kerapian dalam berseragam
3,21 Tinggi
3,24 Tinggi
3 Kesiapan dalam pembelajaran
3,19 Tinggi
3,03 Tinggi
4 Sikaptingkah laku terhadap
3,35 Tinggi
3,31 Tinggi
guru 5
Keseriusan dalam mengikuti pelajaran dan penjelasan guru
3,03 Tinggi
2,91 Tinggi
6 Keaktifan dalam mengajukan
dan menjawab pertanyaan di kelas
3,09 Cukup
2,63 Cukup
7 Keseriusan saat berdiskusi
3,03 Tinggi
2,81 Tinggi
8 Ketepatan waktu
pengumpulan tugas 3,25
Tinggi 3,24
Tinggi 9
Kejujuran dalam mengerjakan tes
2,88 Tinggi
2,81 Tinggi
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar afektif siswa kelas eksperimen mencapai 27,90 atau mencapai persentase skor 79,84,
sehingga termasuk kriteria “Baik”. Skor rata-rata afektif siswa kelas kontrol mencapai 27.01 atau mencapai persentase skor 75.04, sehingga termasuk
kriteria “Baik”. Dari hasil analisis di atas, rata-rata hasil belajar afektif kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan hasil belajar afektif kelas eksperimen lebih baik dari pada kontrol.
4.1.1.6 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik